2. What Happen to Me?

18.2K 453 58
                                    

Nyonya Park mendekati tubuh remaja lelaki yang terasa asing baginya itu. Walaupun demikian, ia merasa memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Putra lima tahunnya yang sekarat dengan tubuh mungilnya, kini berubah menjadi lelaki remaja berumur 16 tahun.

Kim Yugyeom yang masih terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang dingin laboratorium, akhirnya mendapatkan kehangatan dari kedua orang tuanya setelah seminggu melalui masa kritis itu.

Awalnya nyonya Park sangat ragu untuk memeluk tubuh buah hatinya yang sudah beranjak dewasa itu. Tapi perasaan seorang ibunya lebih besar dibanding logikanya. Tuan Kim pun sama, saking tak percayanya, ia sampai menangis bersimpuh dihadapan tubuh anaknya yang ukurannya sudah hampir sama dengan dirinya.

Yugyeom dewasa akhirnya membuka mata. Kata pertama yang ia ucapkan tentulah,

"Eomma—"

Tukasnya dengan lemas.

Yugyeom dewasa terkejut sendiri mendengar suaranya yang tiba-tiba terdengar lebih berat. Walau masih terdengar lembut, tapi terdengar lebih bulat.

"Adeul! Kamu udah bangun?..."

"Eomma, aku kenapa? Kenapa aku–aaaa...igge mwoya!—"

Yugyeom terkejut melihat telapak tangannya yang membesar dan ujung kakinya yang terasa lebih panjang. Ia pun merasa, ukuran ayah dan ibunya kini menyusut. Pemuda itu berpikir, ia telah menjadi bayi raksasa.

"Eomma, appa! wae geurae? Kenapa aku kaya gini?"

Rengeknya pada kedua orang tuanya yang juga kebingungan, harus dari mana ia menceritakan situasi ini.

"Yugyeom-ah! Tenang yah, kamu gak apa-apa. Nanti appa jelasin kalau kamu udah tenang... Sekarang, eomma, appa sangat bahagia melihat kamu sudah kembali sembuh."

Bujuk tuan Kim menenangkan putranya yang terlihat ketakutan melihat perubahan pada dirinya sendiri.

"Aneh sekali, appa! Kenapa badanku jadi besar? Apa aku di gigit nyamuk sampai-sampai tubuhku jadi raksasa?"

Walau tubuhnya terlihat dewasa, tapi pola pikirnya masih saja kekanak-kanakan. Yugyeom dewasa masih perlu menyesuaikan diri.

Kim Yugyeom kelelahan menangis seharian, karena tidak terima dengan perubahan pada dirinya, Yugyeom dewasa akhirnya tertidur kembali.

Tuan Kim dan nyonya Park sedikit khawatir dengan keadaan mental putranya itu.
Professor Cha berusaha menganalisa tingkah polah Yugyeom di hari pertamnya hidup sebagai seorang pemuda.

"Sepertinya, walau saya berhasil melompati tahap pertumbuhannya menjadi lebih dewasa, tapi ternyata mental anak anda masih perlu menyesuaikan dengan apa yang terjadi pada dirinya. Saya harap anda berdua bisa bersabar dan memaklumi sikap penolakan ini."

"Aku hanya sedih, anakku yang seharusnya masih menikmati masa kecilnya tapi ia harus terpaksa menjadi dewasa dengan cepatnya..."

Tutur nyonya Kim, lirih. Ia sungguh bersedih meratapi nasib anaknya. Tapi mereka harus kuat untuk membuat anaknya kembali hidup.

Yugyeom sangat sulit menyesuaikan diri dengan tubuh dewasanya. Dahulu ia bisa saja menggunakan baju favoritnya, namun sekarang hanya muat sampai lengan dan pahanya saja. Ia harus memakai baju dewasa yang membosankan. Tidak ada lagi baju-baju bergambar Mickey Mouse, Moomin bahkan Pepa Pig kesukaannya. Ia kesal sekali dan ingin kembali menjadi anak-anak. Namun ia paham kalau ayah dan ibunya berusaha sejauh ini demi dirinya bisa hidup kembali.

Akhirnya ia menerima kenyataan itu. Tapi ada satu hal yang ia masih sulit menerima. Ukuran anggota tubuh pribadinya yang membuatnya malu untuk dilihatnya sendiri. Yugyeom bahkan merasa malu, ketika ia masih mengompol dengan ukuran tubuhnya yang sebesar ini. Ia bingung, apa yang harus dilakukan dengan tubunya. Bahkan ketika pagi, terasa sangat menyiksa ketika 'junior'nya ikut terbangun dan tak bisa tahan untuk membasahi kasurnya. Ia merasa malu dan sering kali panik.

In Adult Body Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang