29. Save You

1K 74 11
                                    

Gaes prepare yourself, karena chapter ini agak puaaaanjaaang 😉

Enjoy

🍼
🍼
🍼

Yugyeom tak henti-hentinya menangis karena ketakutan. Walau paman Pororo tak sejahat paman Pengsoo, tetap saja ia merasa situasi saat ini tak menguntungkan sama sekali untuk anak baik-baik sepertinya.

"Yah, geumanhae... apa kau tidak capek menangis seperti itu. Pengsoo Samchoon sedang membelikan popok untukmu, nanti kita ganti baju arrachi?"

"Hhnggg... Eomma... Appa... Gyeomie mau pulang—"

"Yah, mereka bukan ibu kandungmu. Bagaimana bisa kau mengaku-ngaku terus. Sadarlah anak manis, kau ini hanya diadopsi... aku juga merasakan kesedihanmu, maka akuilah kalau kau ini–"

"Sierro! Gyeomi anak Eomma, Appa! Hiiiiingggg—. Ahjussi jahat! Aku benci Ahjussi!"

"Aigo, kasihan sekali kau ini. Sayangnya banyak sekali orang-orang yang tak mempercayaimu, ya Imma ckckck.."

Yugyeom menangis lagi dan terus menangis. Saking lelahnya menangis ia berhenti merengek walau air matanya tetap saja mengalir.

Tak lama kemudian, paman Pengsoo datang membawa popok. Ia segera menyerahkan pada rekannya agar segera mengurusi Yugyeom.

"Nah anak manis, ayo sekarang kita ganti popokmu."

Tuan Pororo nampak kebingungan bagaimana cara menggantikan popok pada bocah remaja dihadapannya ini. Ia sama sekali tak punya pengalaman menggantikan popok sebelumnya.

"Ya Imma! Mengapa kau belum melakukan apapun padanya?! Katanya kau bisa?"

"Kapan aku bilang bisa, Hyung? Aku juga belum berpengalaman, tau! Ah, ottokae?!"

"Pabooya?! Tahu seperti ini aku tak menurutimu membelikan dia popok. Kita biarkan saja dia begitu!"

"Andwae, Hyung! Dia bisa-bisa sakit dan banyak bakteri kalau dibiarkan seperti ini seharian. Ya sudah aku coba-coba saja sendiri!"

Paman Pororo mulai melucuti hoodie dan celana jeans Yugyeom. Ia sempat ragu namun tetap berkonsentrasi penuh saat melakukannya.

"Aigo, semuanya basah... sepertinya aku harus membuka bajumu semua. Akan ku lepaskan talimu dulu ya, tapi kamu tidak boleh kabur, arrachi?"

Yugyeom tak mau menjawab, ia terlalu takut untuk membuka mulut. Ia hanya menangis pelan sambil tersedu-sedu.

Setelah selesai melucuti pakaian Yugyeom, paman Pengsoo yang memperhatikan mereka mulai risih.

"Ew! Yah, dasar bocah gila! Bisa-bisanya kau mengompol banyak sekali seperti itu! Yah, kalau sudah gila, kau akan ke rumah sakit jiwa! Mana ada remaja memakai popok, huh?! Dasar bocah sinting!"

Huweeee—

"Yah! Kau membuatnya menangis lagi! Bisa tidak sih kau tenang sedikit, aku sedang bekerja! Tahan komentar jahatmu itu, Hyung!"

"Kau terlalu lama mengurusinya, cepatlah, aku sudah tak tahan melihat bocah menjijikan ini!"

Paman Pororo segera membuka popok kotor itu dan siap menggantikannya dengan yang bersih.

"Aigo, nomu kiyowo!... pantas saja kau ini masih bayi, eung?! Ini alasannya, aigo!..."

"Yah!"

In Adult Body Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang