19. One Fine Day

2K 107 9
                                    


🍼
🍼
🍼

Hello bucinnya dedek Gyeomie yang masih setia aja sama cerita ini.

🙏🏻Gomawo~🙏🏻

Karena beberapa ada yg meminta interaksi eomma appanya Gyeomie. Aku sengaja buatin special chapt untuk kaliaaaaan!

🎉Yeay🎉

Semoga membayar apresiasi yg klen beri selama ini ya!

Enjoy~

🍼
🍼
🍼

Sinar mentari yang menembus jendela, menyoroti wajah damai pemuda bermarga Kim yang masih terlelap di atas ranjang berselimutkan kain bulu domba lembut favoritnya. Lama-lama ia terusik karena cahayanya semakin menyilaukan.

Ia membuka kelopak matanya perlahan, sosok wanita cantik yang sangat ia cintai seumur hidupnya muncul pertama kali saat ia membuka mata. Pemuda itu seolah sangat familiar dengan situasi ini. Atau mungkin dirinya familiar dengan perasaan saat pertama kalinya ia terlahir ke dunia, lalu hal yang pertama kali dilihatnya adalah sosok wanita cantik ini.

"Annyeong achim, uri adeul? Apa tidurmu nyenyak? Anak eomma kenapa sudah tampan sekali walau masih belum mandi seperti ini, eung?"

Bayi besar itu menggeliat gemas segera memeluk eommanya. Ia suka, suka sekali dengan aroma tubuh khas ibunya. Harum pelembut pakaian ditambah dengan aroma bunga jasmine yang lembut dan menyegarkan. Cocok sekali seperti udara di pagi hari ini.

"Mwoya? Apa uri Gyeomie ingin masuk ke perut eomma lagi? Mengapa kau memelukku seperti ini, humm?"

Wanita itu heran melihat anaknya memeluk perutnya dengan erat. Perut yang pernah menjadi asal muasal datangnya pemuda itu ke dunia.

"Eum, ani godeun! Di dalam sana pasti sempit, apa eomma gak berat kalau aku yang udah besar kaya ini masuk ke dalam perut eomma lagi?"

"Omo?! Kata siapa? Kalau kamu mau, seberat apapun anak eomma akan ku bawa kemanapun ku pergi. Jangan sepelekan tubuh ramping eomma, walau begini aku pernah menggendongmu dalam perut selama sembilan bulan lho, sayang. Eomma kuat kan?"

"Eee? Jinja? Sembilan bulan itu lama gak sih eomma?"

"Ummm, karena aku sangat-sangat tidak sabar menantikan kehadiran mu ke dunia ini. Sembilan bulan itu sangat sangat lama bagiku. Kau tau, saat itu aku sangat merindukan Gyeomie meski kita belum pernah bertemu sebelumnya."

"Omo? Bagaimana bisa yah... aku bisa keluar dari perut kecil eomma itu dan sekarang aku seperti raksasa. Aku malah lebih tinggi dari eomma. Maldo andwae..."

Pemuda itu mendadak murung, bibirnya melengkung ke bawah menunjukkan kekecewaan yang tiba-tiba.

"Omo? Uri Gyeomie, mengapa sedih begitu? Omomomo, andwae... anak tampan eomma tak boleh sedih. Aku akan buat kesayangan eomma tertawa lagi..."

Nyonya Park menggelitiki perut Yugyeom sampai kesayangannya tertawa geli. Ia tahu betul apa yang dipikirkan bayi besarnya itu.

Kenyataannya, si bocah sedang merasa khawatir akan ketakutan tak dicintai lagi karena tumbuh begitu cepat.

"Aaa... hajima! Eomma! Geuman.. hahaha! Ampun, aku gak akan sedih lagi... jebal eomma, ampun! Hahaha..."

Tak tahan dengan kelitikan eommanya, bocah itu sampai menangis seraya tertawa terbahak-bahak.

In Adult Body Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang