Di Jepang sudah mulai musim panas sekarang,dan liburan musim panas pun sudah dimulai sejak tiga hari lalu. Dan sekarang aku di kandang kesayangan ku sedang melintas jalanan raya yang macet karena ini musim libur jadi mungkin semua mobil mobil di depan dan juga akan pergi ke suatu tempat untuk berlibur. ya tidak dengan ku, majikan ku yang bawel itu tidak berlibur ke tempat destinasi wisata,kita akan pergi ke sudut kota menemui sepupunya yang katanya sudah sangat rindu ingin bertemu.
Jika ada pilihan, sebenarnya aku lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah, bermalas-malasan selama liburan_ya seperti setiap hari biasanya. Tapi aku tahu majikanku itu sangat menyayangi ku dan tidak bisa meninggalkan ku sendirian di rumah tanpa ada pengawasan. Orang tua majikanku itu seorang pebisnis yang sibuk sampai musim libur pun mereka tidak pulang ke rumah.
Sakura,majikanku yang sesungguhnya gadis yang cantik jika sedang diam tapi sangat akan kembalikan nya jika sudah mengeluarkan suara. Sakura ku, biasanya aku memanggilnya, gadis itu sedang menatap ke luar jendela yang menampakkan pemandangan kota yang memuakkan. Untuk beberapa jam ke depan kita akan terus seperti ini, karena perjalanan cukup jauh, sebenarnya sih ini bukan yang pertama kali kita pergi berkunjung ke sepupunya Sakura, bahkan hampir setiap tahun majikan ku akan selalu meluangkan waktu untuk menginap di sana dan kali ini pun begitu kita akan menginap setidaknya sampai libur musim panas selesai.
Sebenarnya aku sudah bosan dan lelah dengan posisi seperti ini sejak aku masuk ke kandang,tapi mau bagaimana lagi Sakura ku belum berniat mengeluarkan ku dari sini.
"Masih jauh ya,paman?" Akhirnya Sakura bersuara.
Paman Takeuchi yang bertugas mengantarkan nona Sakura hari ini hanya melirik lewat kaca spion, sambil tersenyum ia menjawab "kira kira seperempat jalan lagi,nona."
Dan sakura mengangguk, sebelum kembali ke kegiatannya, melamun.
Perjalanan dilanjutkan dengan hening, sepertinya majikanku sedang dalam mood yang buruk, sedari tadi saja ia tidak mengelus bulu ku seperti biasanya, tidak bahkan saat Sakura seperti ini pun selalu mengelus dirinya, memeluknya dan memberikan kecupan manis.
Jika majikannya saja seperti itu,aku pun juga begitu,lesu dan tidak bersemangat.
Perjalanan yang membosankan ini akhirnya berakhir,kami sampai di tujuan dengan selamat, Sakura turun sambil membawaku keluar tentunya, "paman tolong ya, koperku"
Paman Takeuchi itu mengangguk dan segera melakukan apa yang di perintahkan Sakura, mobil sudah berada di area halaman rumah keluarga Akasuna, keluarga sepupu Sakura. Dan kami di sambut oleh keluarga itu, tentu disana nyonya dan tuan rumah sudah berdiri di ambang pintu sambil tersenyum girang.
"Selamat siang paman dan bibi" Sakura memeluk keduanya bergantian.
"Selamat siang, Sakura. Selamat datang" itu nyonya Andari, Akasuna Andari.
"Masuklah, istirahat sejenak" lalu Daren, Akasuna Daren.
Sakura mengangguk dan mengikuti kedua orang tua itu, memandang sejenak pada sekelilingnya menemukan beberapa rumah baru di samping rumah ini dan beberapa perubahan yang berbeda dibandingkan tahun lalu saat ia kesini. Masuk lebih dalam melewati ruang tamu, mereka akan langsung mengajak sakura ke ruang keluarga saja agar lebih santai. Paman Takeuchi datang setelahnya dan meletakkan koper Sakura tidak jauh dari Sakura duduk sekarang, pria itu juga izin pamit pulang, karena tugasnya sudah selesai dan memberi tahu Sakura akan menjemput saat liburan musim panas selasai.
Akhirnya yang ku tunggu datang juga, Sakura akhirnya mengeluarkan ku dari kandang yang sialan ini, yang sayangnya aku suka. Seperti biasa ia memeluk ku dan mendekapku ke dalam pangkuannya, bibi Andari pergi ke dapur mengambil minuman dan cemilan sedangkan paman Daren duduk di seberang Sakura.
"Oh, kau membawa kucing itu lagi" pamannya Sakura tersenyum, meski sebenarnya kalimat yang digunakan sebenarnya seperti menyindir.
Sakura balas tersenyum,dan menatapku sejenak sambil mengelus ku tentu. "tentu saja paman, dirumah tidak ada orang yang bisa menjaganya,dan juga kau taukan? Aku menyayangi, Kido_ku"
Paman Sakura mengangguk, tentu ia tau apa yang Sakura sukai dan tidak, gadis itu sudah menyukai kucing sejak kecil jadi ia tidak heran dengan Sakura yang membawa makhluk itu kemanapun Sakura pergi.
"Sakura-chan!!!"
Suara yang sudah lama tidak aku dengar akhirnya muncul dari balik pintu disana, aku tau siapa dia,siapa lagi kalau bukan Sasori_Akasuna Sasori, inilah sepupunya sakura ku. Pria dengan rambut berwarna merah dan berwajah baby face yang sayangnya tidak sesuai dengan kelakuannya yang absurd dan tidak imut sama sekali.
Dan ya,walau tadi teriak nama sakura ku tapi yang pria itu hampiri adalah aku,tanpa basa-basi dan tanpa tau diri Sasori mengangkat ku dan langsung memeluk, mencium ku. Iuuhhh, membuat ku ingin mencakarnya saja.
"Oh, Kido aku sangat merindukanmu"
Dan dia sekarang mengangkat ku ke udara, dan seketika rasa mual mendara ku, membuat ku semakin ingin mencakar wajahnya.
"Berikan,Kido pada ku. Kau membuat mual,kau tau?" Akhirnya Sakura ku menyelamatkan diri ku.
"Hehe,maaf. Aku benar benar gemas melihatnya" Sasori menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
Bibi Andari datang dari arah dapur sambil membawa nampan berisi minuman dan cemilan, wanita itu meletakkannya di meja dan duduk di samping suaminya. Sakura dan Sasori pun ikut duduk.
"Minumlah dulu" bibi Andari itu meletakkan satu jus jeruk di depan Sakura.
"Terimakasih bibi" Sakura meminum minumannya itu. Dan hanya dengan sekali teguk air didalam tinggal setengah.
Dan setelah percakapan singkat, Sakura-ku diantar ke kamar biasa yang selalu ia gunakan saat menginap, kamar ini ada dilantai dua berhadapan langsung pada jalanan didepan dan juga rumah lainnya. Sakura-ku setelah merapikan pakaiannya yang sudah siap untuk beberapa hari kedepan, melangkah ke kamar mandi,pasti membersihkan dirinya. Dan dari pada aku menunggunya aku lebih memilih untuk ke balkon, melompat dari kasur aku langsung berlari ke sana. Disini sungguh udaranya sangat segar dibandingkan dikota,dan aku sangat menyukai ini, rasanya aku tidak mau pulang.
Aku memutar tubuh ini mencari posisi yang nyaman untuk rebahan di lantai, tidak masalah bagiku jika harus bersentuhan langsung dengan keramik, sungguh malah aku menyukainya,rasa dingin dari keramik langsung menjalar ke seluruh tubuh ini membuatku langsung rileks setelah seharian perjalanan dikandang yang sempit.
Dan pada saat angin yang lembut berhembus, Sakura-ku keluar dari kamar mandi dan berputar mencari sesuatu di dalam tasnya yang sudah disimpan di atas lemari.
"Ah! Ini dia!" Katanya cukup keras membuat ku sedikit terkejut dan mengangkat kepala.
Sakura berganti pakaian piayama dan merapikan rambutnya sebelum di ikat asal, mengambil novel dinakas sebelum berjalan ke arah ku.
"Oh, kau disini rupanya Kido" tangannya melambai tanda untukku mendekat.
Sakura-ku duduk di kursi dan aku melompat ke pangkuannya, kembali memutar tubuh ini mencari tempat yang nyaman lagi,ia membuka novelnya sambil mengelus buluku,dan seketika mata ini terpejam menikmati belaiannya yang menenangkan ini.
Dan pada saat Sakura-ku bergumam agar harinya di sini berjalan dengan baik,lalu angin kembali berhembus lembut mengantarkan siluet didepan sana yang menarik perhatian mata ini untuk menatapnya. Sebuah senyuman mengembang di sana yang menghalangi cahaya.
Tbc.