Happy reading.
Kairo menatap lurus pada jalan raya yang dominan dipenuhi kendaraan beroda dua dan roda empat. Kairo melirik istrinya yang duduk disebelahnya.
"Ngapain dari tadi senyum-senyum sendirian?" Kairo menaikkan satu alisnya. Melihat Aurora senyum-senyum sendiri horor juga ya.
"Hah siapa yang senyum-senyum? Mana ada!" Kairo sudah menceritakan semuanya termasuk tentang Abyan dan juga permintaan terakhir Abyan.
"Terus Mas menyetujui permintaan Abyan ketika itu?" Kairo menggeleng.
"Saya tidak mengatakan 'iya' atau pun 'tidak'. Saya hanya diam."
Aurora juga meminta maaf pada Abyan karena Aurora tak mengingat Abyan sama sekali.
"Jadi Mas selama kuliah belum suka sama aku ya? Terus kapan dan dimana?" Kairo tersedak ludahnya sendiri. Pertanyaan blak-blakan Aurora membuatnya pusing. Pertanyaan macam apa itu?
"Katanya kamu mau ketemu temen kuliah kamu dulu kan?" Kairo mencari keselamatan saja dengan mengalihkan pertanyaan aneh Aurora itu.
"Eh iya! Afifah! Hampir aja aku lupa dia kan lagi di Surabaya!"
Afifah. Kairo tak mungkin lupa dengan gadis satu itu. Mungkin Afifah lupa dengan Kairo atau mungkin sejak dulu Afifah sudah lupa karena hanya Kairo yang tau nama Afifah sedangkan Afifah tak pernah tau nama Kairo. Siapa juga yang mau tau tentang dirinya yang culun?
Mobil mereka sudah sampai di tempat parkir sebuah kafe, tempat Aurora janjian dengan Afifah.
Aurora tiba-tiba saja merangkul lengan Kairo saat mereka akan masuk ke kafe. Kairo menatap bingung pada Aurora.
"Emangnya ga boleh rangkul laki sendiri?" seakan Aurora mengerti maksud tatapan Kairo. Kairo mengiakan saja biar cepat.
Mudah sekali menemukan Afifah. Lihat lah perempuan itu sudah berteriak heboh sambil mengangkat tangannya tak memperdulikan di sekitarnya. Aurora sudah malu sekali ingin rasanya dia berpura-pura tak mengenal Afifah.
"Aurora sini Aurora!" Aurora berjalan bersama Kairo ke meja tempat Afifah berada.
"Saya duduk di meja yang di sana aja ya." Aurora mengangguk. Kairo permisi pada Afifah dan duduk tak jauh dari Aurora dan Afifah.
"Wuih! Lakimu gentle dan cakep banget, Ra!"
"Fah! Inget lakimu di rumah oy." Aurora kurang senang bila Kairo dipuji oleh perempuan lain walaupun itu temannya. Afifah tergelak.
"Dih sekarang udah jadi istri cemburuan dan protektif ya Ra? Hihihi."
"Bodo amat, Fah. Kamu kapan sampainya? Udah acara ijabku ga dateng sekarang resepsi juga ga dateng. Jahat kamu tuh!"
"Maaf, say. Gimana ya bilangnya, kamu tau dong ribetnya keluarga kecilku. Suamiku juga auto protektif banget sekarang. Ini aja aku harus mewek dulu minta ke Surabaya."
Semenjak menikah Afifah sudah tak lagi tinggal di Surabaya karena suaminya bekerja di kota Palembang dan Afifah pun harus ikut. Maka dari itu sekarang Aurora sangat sulit menemui sahabatnya itu paling mereka berhubungan hanya via telepon atau video call.
"Kok gitu?"
"Ya gimana dong. Lagi hamidun hihihi." Afifah mengelus-ngelus perutnya yang masih rata.
"Serius!? Wah selamat kalau gitu! Adek sehat-sehat ya di dalem kalau mama kamu nakal tendang aja perutnya." Aurora ikut mengelus perut Afifah. Afifah tergelak melihat kelakuan konyol temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day For Ever (Sudah Terbit)
RomanceCERITA MAINSTREAM (Bab sudah tidak lengkap) Aurora Wulandara baru saja menikah dengan mantan bosnya, Kairo Argantha. Aurora, si cewe ribet menikah dengan laki-laki cuek nan santai seperti Kairo? Yang benar saja!? Masalahnya mereka tidak pernah memi...