Resepsi

8.2K 542 12
                                    

Happy reading.

Pesta resepsi Kairo dan Aurora berlangsung hikmat. Kairo benar-benar menepati janjinya. Tak ada musik, tak ada campur baur antar tamu laki-laki dan perempuan karena ada tirai besar yang sengaja dipasang sebagai pembatas.

Dan benar kata Kairo, rata-rata tamu undangan diisi oleh orang-orang kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan benar kata Kairo, rata-rata tamu undangan diisi oleh orang-orang kantornya.

"Selamat Pak Kairo atas pernikahannya. Sakinah mawaddah wa rahmah buat Pak Kairo dan istri." Seorang laki-laki berumur yang diketahui salah satu kolega Kairo bersalaman dengan Kairo.

"Terimakasih Pak atas doanya." Klien Kairo menatap dekorasi pesta sejenak.

"Konsep pernikahan Pak Kai juga keren. Saya jarang menemui konsep acara seperti ini. Tamu laki-laki dan perempuannya dipisah."

"Iya, Pak. Ini juga kesepakatan saya sama istri. Oh iya, terimakasih sekali lagi karena Bapak sudah hadir ke resepsi saya." Kairo tersenyum pada kliennya itu.

"Ah sayang sekali, anda sudah sold out. Padahal niat saya ingin sekali menjadikan Pak Kairo menantu saya. Tapi ya sudah lah namanya tidak jodoh ya bagaimana lagi." Kairo tertawa menanggapi ucapan kliennya itu. Sang klien akhirnya berlalu. Kairo senang hari ini dengan acaranya tapi dia khawatir. Aurora masih marah padanya. Aurora mendiamkan Kairo beberapa hari ini. Tak ada sepatah kata pun yang Aurora lontarkan. Aurora menjalani tugasnya seperti memasak, mencuci tanpa berbicara pada Kairo. Kairo berulang kali memutar otaknya agar Aurora tidak marah lagi tapi Kairo selalu gagal. Setelah acara ini, Kairo memang harus membawa Aurora ke tempat yang Kairo janjikan.

***

Aurora tersenyum dan bersalaman dengan teman-teman perempuan di kantornya dulu.

"Gils banget, Ra! Jangan-jangan kamu resign dari kantor karna nikah sama Pak Kairo? Terus kapan kalian punya hubungannya? Bahkan rasa-rasaku nih ya ketemu Pak Kairo jarang loh kita," tanya Reta --salah satu teman kantor Aurora. Ini pertanyaan sekian kali yang dilemparkan oleh teman-temannya pada Aurora.

"Nggak. Aku resign kan karna mau kuliah lagi, Ta. Kayaknya aku pernah cerita deh sama kamu." Reta tampak berpikir.

"Iya sih, Ya. Kamu pernah bilang ke aku. Terus-terus gimana ceritanya sih?" Aurora bahkan tak tau bagaimana menjelaskannya karena dia pun tak tau.

"Yah gitu. Nggak berapa lama aku resign Mas Kairo datengin Ayahku."

"Cie panggil Mas."

"Ya kali aku manggil suami pake Bapak. Nggak lucu keleus." Aurora memutar bola matanya.

"Hihihi lucuk. Tapi beneran gitu doang? Datengin ayahmu dan menikah?"

One Day For Ever (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang