Chapter 7 - Rahasia yang Tidak Perlu

3.1K 163 76
                                    

“Kanao? Kau tak segera bangun?”

“Tidak mungkin.”

“Eh, T-Tanjirou?”

.

.

.

Chapter 7 : Rahasia Yang Tidak Perlu

Tanjirou's POV

Hari ini merupakan hari ke-3 Kanao, dimana ia belum sadarkan diri sejak pingsan waktu kencan hari Minggu kemarin. Apakah terjadi sesuatu dengannya ya? Aku sama sekali tidak mengerti bagaimana kondisi Kanao. Ia sering pingsan belakangan ini, bahkan terkadang aku melihat Kanao seperti sangat  kelelahan waktu aku bersamanya selepas pulang bekerja.

Namun Kanao selalu tersenyum menanggapinya, seolah-olah dirinya baik-baik saja. Seolah ada rahasia yang disembunyikan oleh Kanao selama ini. Seperti sebuah rahasia yang tidak perlu ia ceritakan kepada siapapun. Rahasia yang ingin ia simpan sendirian.

Aku selalu menjenguk Kanao di kediamannya, yaitu rumah kupu-kupu. Setiap aku berkunjung kesana, aku selalu disambut dengan hangat oleh Shinobu-san. Ia merupakan kakak dari Kanao, meskipun bukan kakak kandung namun ia sudah menganggap Kanao sebagai adik kandungnya sendiri. Shinobu-san orangnya sangat baik dan sering tersenyum. Ia selalu memberiku jamuan, dan itu membuatku seperti merepotkannya saja. Meski begitu, ia tak pernah terlihat marah sama sekali. Bahkan waktu pertama kali aku berkunjung kesini, ia malah tersenyum penuh makna seakan sedang menggodaku. Dan 2 bulan sudah aku mengenalnya, ia masih bersikap seperti itu.

Shinobu-san memiliki tunangan yang bernama Tomioka Giyuu, namun sampai sekarang mereka belum saja menikah. Pernah suatu hari aku menanyainya, lalu ia malah menjawab kalau dirinya akan menikah setelah Kanao bisa menemukan seseorang yang bisa menjaga dan merawatnya. Tentu saja wajahku saat itu langsung memerah, ia membuat alasan seperti itu hanya untuk menggodaku.

Namun, sepertinya Shinobu-san tak sepenuhnya bercanda ketika mengatakannya. Terlihat dari ekspresinya yang saat itu berubah menjadi sedikit serius. Ya, aku hanya bisa berharap bahwa Tomioka-san dan Shinobu-san segera menikah secepatnya, umur mereka pun sudah sangat layak untuk menikah. Soalnya mereka berdua menurutku sangat cocok. Sesekali Tomioka-san datang kesini dan mereka seperti anak kecil yang terkadang suka bertengkar dan tak jarang juga mereka akur serta melakukan hal-hal yang romantis. Kanao dan aku yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya.

Oh iya, kita kembali ke hari ini. Hari dimana Kanao belum juga bangun dari pingsannya. Aku sangat khawatir melihatnya terbaring seperti ini. Shinobu-san terkadang menyuruhku untuk menginap di sini sambil menjaga Kanao. Ia benar-benar telah mempercayakan Kanao kepadaku, mempercayaiku untuk menjaganya. Rasanya aku seperti bersalah karena telah membuat Kanao seperti ini. Kanao, kenapa kau tak segera bangun? Aku menunggumu di sini.

.

.

Jam hari ini menunjukkan pukul setengah 11 malam, sambil duduk di samping Kanao dan memegangi tangannya, aku menidurkan kepalaku ke bagian pinggir ranjang tempat Kanao berbaring. Rasa kantuk mulai menghampiriku, rasanya aku akan segera terlelap dalam beberapa detik.

Dan benar, hanya beberapa detik saja aku sudah terlelap. Dengan posisi yang masih sama, aku mengistirahatkan kepalaku di samping gadis yang aku cintai ini. Hangat, itulah rasanya.

Tiba-tiba, aku merasakan sebuah pergerakan dari tanganku. Itu berasal dari tangan Kanao yang sedang aku pegangi. Seketika aku terbangun dari tidurku, kemudian melihat jam yang ternyata sudah pukul 12 malam. Aku mengalihkan pandanganku ke arah Kanao, mataku membulat sempurna.

Bunga dan Matahari | Kanao X Tanjirou Fanfiction [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang