Chapter 1 - Arti Kehidupan

6.3K 353 45
                                    

Matahari mulai terbenam, lampu-lampu rumah di sepanjang jalan pun mulai dinyalakan. Tak terkecuali lampu toko tempat seorang gadis berambut hitam dengan ponytail di sebelah kanan dengan kunciran berbentuk sayap kupu-kupu itu.

Iya, tempat kerja part-time Kanao juga sudah mulai tutup pada jam 5 sore. Ia mengemasi barang-barang yang ada di toko kemudian menutup jendela serta menyalakan lampu luar toko tanda ditutupnya toko tersebut. Sebelum meninggalkan tempat itu, tak lupa Kanao berpamitan dengan sang pemilik toko yaitu Mitsuri Kanroji yang meskipun sudah berumur namun belum sempat menikah.

“Sampai jumpa lagi, Kanroji-san. Saya mohon pamit dulu.”

“Baiklah, makasih atas kerjasamanya ya, Kanao-chan. Hati-hati di jalan~”
Begitulah sekiranya Kanao setiap berpamitan untuk pulang.

Kanao menggeser pintu toko tersebut dan melangkah meninggalkan dari tempat itu. Melewati jalan yang setiap hari tidak pernah membuatnya bosan.

Terkadang ia berhenti di depan sebuah restoran burger dan melihatinya. Seakan ada sesuatu yang pernah terjadi di restoran itu, sesuatu yang membuatnya terasa seperti terikat oleh keberadaannya.

Ataukah hanya sebatas keinginan Kanao yang ingin masuk ke dalam restoran tersebut dan menikmati salah satu menu makanan di dalamnya. Mungkin pemikiran yang kedua lah yang dirasa Kanao lebih realistis.

Kanao sadar bahwa ia tidak akan bisa membeli makanan mewah dan mahal seperti itu. Gajinya bekerja itu pun hanya cukup untuk membiayai sekolahnya, tidak lebih. Ia tidak ingin merepotkan kedua kakaknya. Meskipun ia tahu bahwa sebenarnya kedua kakaknya tidak akan melarang Kanao untuk menuruti keinginannya sendiri.

Kanao sudah besar sekarang, ia sudah bukan anak kecil berumur  5 tahun yang hanya bisa menerima apapun pemberian orang lain. Ia sekarang berumur 17 tahun, ia sudah bisa bekerja untuk biaya sekolahnya.

Namun mengapa dirinya sangat mengekang keinginan yang dia sendiri sebenarnya inginkan? Apakah Kanao tidak ingin membuat dirinya sendiri merasakan apa itu kebahagiaan dalam hidup? Apakah menurut Kanao, kebahagiaan dalam hidup itu tidak berarti selain kehidupan itu sendiri? Apa sebenarnya arti hidup bagi Kanao?

Tak terasa 15 menit, ia habiskan hanya untuk melamun dan memperhatikan restoran burger tersebut. Ia larut dalam pikirannya sendiri, termenung dengan pikiran-pikiran yang ada di dalam otaknya. Dirinya kemudian melanjutkan perjalanan pulang sambil sesekali mengecek arlojinya, sudah pukul berapakah saat ini.

Kemudian Kanao berhenti, ia mengubah arah berjalannya. Ia menuju ke sebuah taman bunga yang ada di sekitar sana. Bukan pertama kalinya ia kesini, saat masih kecil ia sering datang bersama kakaknya Kanae.

Tempat ini merupakan tempat dimana Kanao bisa menenangkan diri. Melihat bunga-bunga yang sedang bermekaran, kupu-kupu yang terbang mengelilinginya membuatnya merasakan ‘kebebasan’. Ia serasa hidup dan terlahir kembali. Waktu dirinya masih berumur 6 tahun, Kanae menunjukkan sebuah bunga kepada Kanao.
.
.
* Flashback : ON *

“Kanae nee-san, apa nama bunga-bunga ini?” tanya Kanao kepada Kanae yang sedang duduk di kursi taman sambil memperhatikan Kanao.

Kemudian Kanae ikut duduk ke rerumputan dan memangku Kanao yang sepertinya sedang asyik melihat bunga-bunga di sekitar.

“Ara ara~ Kanao-chan, itu diatas adalah bunga sakura yang sepertinya belum mekar tapi nanti kalau sudah musimnya mekar, bunga tersebut akan jadi sangat indah untuk dilihat.” Kanae menjelaskan kepada Kanao sembari mengarahkan tangan kanan Kanao ke arah bunga yang sedang disebutkan.

“Woah, aku ingin melihatnya mekar Kanae nee-san. Kapan bunganya mekar?” Kanao terlihat sangat antusias mendengarkan penjelasan bunga-bunga tersebut dari Kanae.

Bunga dan Matahari | Kanao X Tanjirou Fanfiction [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang