Keping Satu *

15K 196 1
                                    

Indry Saputri_

🍃

Gadis manis itu menarik travel bag kecil dan menyandang tas kanvas besar di bahunya.

Berbekal selembar tiket dan sebuah alamat yang disimpannya hampir selama dua tahun, dia bertekad mencari kekasihnya.

Dylan Hanggono, laki-laki yang sangat dicintainya yang telah mengikatnya dalam sebuah ikatan pertunangan.

Sudah dua tahun terakhir Dylan tidak datang menemuinya. Sebuah hubungan yang mustahil untuk dilanjutkan.

Bahkan orang tua Indry sendiri merasa pesimis. Mereka menganggap Dylan telah memutuskan pertunangan mereka.

Tapi tidak bagi Indry.

Gadis itu masih berharap dan selalu berharap Dylan akan kembali. Indry sama sekali tak perduli dengan cibiran orang tentang keyakinannya itu.

Selama mereka tak menganggapnya gila, itu bukan masalah baginya.

Dengan mengendarai motor bebek, Indry turun dari boncengan ayahnya.

Laki laki sepuh itu seakan berat melepas kepergian putri bungsunya.

Segala petuah mengalir lembut darinya, mewanti wanti agar putrinya menjaga diri baik baik.

Tentu saja, karena ini pertama kalinya Indry pergi jauh dari orang tuanya.

Meskipun tujuan utamanya adalah mencari Dylan tapi ada sesuatu yang mengharuskan gadis itu meninggalkan tanah kelahirannya, Jogja.

Panggilan kerja. Ya, gadis itu mendapatkan panggilan kerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fashion.

"Ati-ati yo nduk, jaga dirimu baik-baik." pesan ayahnya dengan suara bergetar.

"Njih Pak, Indry nggak lupa pesan Bapak." sahutnya seraya mencium tangan sang ayah.

Pak Haryoto tersenyum memeluk putrinya seraya mengusap lembut kepalanya.

"Yo wis cepat naik, busnya sudah datang." ujarnya lembut.

"Ya Pak, Indry pamit dulu." pamitnya melambaikan tangan sebelum memasuki bus ROSALIA.

Sepanjang perjalanan Indry terus memikirkan Dylan. Hanya nama laki-laki itu yang selama ini bertahta di dalam hatinya.

Waktu dua tahun tidaklah berarti baginya. Menunggu bukanlah hal membosankan untuknya.

Karena setiap kesabaran akan berbuah manis dan gadis itu yakin ada imbalan di balik penantiannya.

Indry tersenyum memikirkan bagaimana reaksi Dylan saat mengetahui dia sengaja datang menemuinya.

Bahkan gadis itu sedikit melupakan ketegangannya memikirkan pekerjaan hanya dengan memikirkan Dylan.

Indry menatap keluar jendela sekedar mengusir rasa bosannya.

Jalanan di luar kembali mengingatkannya pada Dylan.

Indry kembali tersenyum seraya memejamkan matanya mencoba mengingat seluruh kenangan yang masih tersimpan rapi dalam memorynya.

Selama ini Dylan tak pernah tergantikan. Nama laki laki itu masih bertahta manis dalam hatinya.

Perkenalan mereka terjadi tiga tahun yang lalu, mengantarkan keduanya dalam ikatan pertunangan.

Saat itu Indry masih menyandang gelar mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Jogja.

Semua bermula ketika pertemuan tak terduga di sebuah launcing buku seorang motivator terkenal Indonesia di JEC.

Dylan yang terlambat datang kecewa tidak mendapatkan pembagian buku secara gratis.
Laki-laki itu mengedarkan padangan ke penjuru ruangan dan merasa sedikit lega.

UNCLE LUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang