Keping Lima *

5.2K 165 1
                                    

Indry mematut diri di depan cermin memastikan penampilannya di hari pertama.

Blus chiffon putih tulang dengan detail mutiara di kerahnya dipadu celana Capri warna tan menunjang penampilannya pagi ini.

Sapuan make up minimalis tampak pas di wajah manisnya.

Sementara rambut hitamnya sengaja dia pelintir menjadi satu bagian dan membiarkannya menjuntai di bahu sebelah kiri.

Sekilas diliriknya jam digital yang bertengger di nakas menunjukkan pukul 07.30.

Segera gadis itu meraih tas kanvasnya dan memastikan barang-barang yang dibutuhkannya tidak tertinggal.

Indry menyeberangi lobby menuju meja resepsionis.

Resepsionis cantik itu tengah sibuk menjawab panggilan telfon. Kemudian dengan senyum ramah memberi isyarat agar Indry bersedia menunggu.

"Silakan Mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah setelah mengakhiri pembicaraan telfonnya.

"Begini Mbak, saya ada janji dengan ibu Mutia pagi ini ... Saya karyawan baru untuk divisi design." sahut Indry.

"Oh dengan mbak Indry Saputri ya? Kebetulan ibu Mutia sudah menunggu ...."

"Silakan, ruangan beliau di lantai tujuh." terangnya mempersilakan.

"Baik, terima kasih Mbak ... Permisi." pamit Indry disambut anggukan dan senyum manis sang resepsionis.

Indry membaca sebaris doa kemudian dengan hati-hati mengetuk pintu ruangan itu.

Begitu terdengar sahutan dari dalam barulah gadis itu melangkah masuk.

"Selamat pagi, Bu." ucap Indry sopan.

Seorang perempuan paruh baya yang masih tampak cantik di usianya itu mengangguk seraya menggeser tumpukan kertas dari hadapannya.

"Silakan duduk, "

"Oke, langsung saja ya, jujur saya sangat tertarik dengan konsep kamu Indry." ujar Bu Mutia to the point.

"Terima kasih, Bu. Memang konsep klasik dan vintage ini salah satu konsep terbaik saya." sahut Indry sopan.

"Ya saya mengakuinya, tapi saya harap kamu sanggup memunculkan ide-ide baru yang mampu mendobrak pasaran masa kini." ujar Bu Mutia penuh harap.

"Saya akan terus berusaha memberikan yang terbaik, Bu." sahut Indry yakin.

"Bagus. Saya tak akan segan belajar darimu demi kemajuan perusahaan ini ... Selamat bergabung, Indry." ujar Bu Mutia seraya mengulurkan tangannya.

Indry menjabatnya seraya mengucapkan terima kasih.

_

Indry menarikan pensilnya membuat sketsa busana yang rencananya untuk season summer.

Gadis itu menghentikan kegiatannya tepat menjelang waktu istirahat tiba.

"Indry, saya akan keluar sebentar mungkin akan kembali selepas jam makan siang ... Tolong konsep yang sudah selesai kamu buat, kamu taruh di meja saya." pesan bu Mutia sedikit terburu-buru.

"Baik bu, kebetulan ini sudah ada beberapa. Ada lagi, bu?" sahutnya patuh.

Bu Mutia tersenyum senang, perempuan itu percaya Indry bisa diandalkan. Meskipun dia tahu Indry masih baru terjun di dunia kerja.

"Oh ya sekalian, sketsa yang sudah terklipping tolong kamu antar ke bagian marketing." ujarnya lagi.

"Iya Bu, nanti saya antarkan. Ada lagi, bu?" sahutnya mengerti.

UNCLE LUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang