1. ALEA

971 31 9
                                    

Andai kita bisa memilih jalan hidup kita sendiri. Pasti, kita selalu ingin agar kita bahagia.
.
.
.

Alea keluar dari sebuah restoran bernuansa Eropa bersama mamanya yang sedari tadi sibuk mengomelinya.

"Lea, sampai kapan kamu mau bikin mama malu terus?"

Yang diomeli hanya diam sembari memasang earphone nya.

"Lea, mama lagi bicara. Kamu bisa dengar mama gak?" Ucap Dira mama Alea.

Alea hanya terdiam mendengarkan alunan suara shawn mendes di ponselnya. Ia tidak menghiraukan apapun yang diucapkan mamanya. Ya, Alea memang begitu. Seorang anak yang sangat keras kepala, dan akan melakukan apa saja agar mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, dan juga akan melakukan apa saja jika ada yang tidak ia sukai.

Sesampainya di rumah, Alea langsung menaiki anak tangga, tanpa mengucapkan apapun kepada mamanya. Dia memang begitu dingin, terlebih lagi kepada ibunya itu.

Alea membersihkan dirinya. Setelah itu membaringkan dirinya menatap layar ponselnya yang sedari tadi tidak ia sentuh karena pertemuan yang menurutnya tidak penting itu.

Hanya beberapa saat. Kemudian ia menutup ponselnya dan berlalu menuju alam mimpinya.

______

Alarm berbunyi dengan sangat keras membuat yang punya alarm menjadi terbangun dan mematikan alarm dengan kasar. Alea langsung memasuki kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Alea menuruni satu persatu anak tangga, dan melihat orangtuanya semata wayangnya tengah duduk dan menikmati sarapan. Sementara, Alea merasa tidak bernafsu untuk sarapan.

Ia hanya berlalu membuat ibunya menggeleng heran melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.

Alea berangkat menuju sekolah menggunakan angkot. Ia merupakan anak seorang Pengusaha ternama namun kehidupannya sangat sederhana. Ia tidak ingin terlihat berlebihan. Ia bahkan menolak ketika mamanya menawarkan hendak memberikan mobil dan beberapa barang branded.

Sesampainya di gerbang sekolah ia mendapati kedua sahabatnya berlari menghampirinya yang kelihatan tidak bersemangat. Ara dan Dea yang menyadari itu, kemudian merasa heran dan menatap satu sama lain.

Aurora Anastasia dan Dea Adinda Putri merupakan sahabat Alea sejak SMP. Mereka selalu satu kelas bagaikan sebuah takdir yang indah. Bahkan sampai di SMA. Tuhan sepertinya terlalu kasian kepada Alea yang sangat susah bergaul.

"Lagi?"tanya Dea.

Alea hanya mengedikkan bahunya. Ia sangat malas menceritakan hal yang terjadi malam tadi.

Mereka bertiga berjalan memasuki pekarangan sekolah dan menuju ruangan kelas.

Sesampainya di kelas. Ara yang sedari tadi sudah teramat kepo melontarkan pertanyaan kepada Alea seolah mengintrogasi.

"Ya, sampe kapan lo mau bikin orang tua lo malu gitu. Lo gak kasian sama dia?" Tanya Ara.

"Emang dia pernah kasian sama gue?, Gue anaknya apa pernah dia peduliin gue?"jawab Alea ber api-api.

Dea yang mengerti keadaan Alea pun mulai menenangkannya.

"Jadi hal gila apa lagi yang lo lakuin buat ngebatalin rencana perjodohan lo?" Tanya Ara memancing kembali.

"Lo ya Ra...!"

"Gue pakai pakaian kek anak culun gitu. Mereka bergidik gitu pas gue datang. Sumpah gue pengen ngakak ngeliat ekspresi mereka" jawab Alea dengan kondisi yang mulai membaik.
Sementara kedua sahabatnya hanya menggeleng-gelengkan kepala tapi ikut bahagia melihat simpul senyum di bibir Alea.

COLD GIRL AND COOL BOY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang