12. SEBATAS TEMAN?

212 14 2
                                    

"Agak sedikit sakit mengingat kau mengganggapku hanya sebatas teman"

Ara queen*


-------

Alea melajukan mobilnya menuju sekolah. Sepertinya ia sudah terbiasa membawa mobil ke sekolah. Percuma juga kalau sembunyi-sembunyi karena emas berlian di dalam tanah pun akan ditemukan juga. Begitulah kira-kira pikirnya.

Alea memarkirkan mobilnya. Tampak mobil sport merah serentak datang dengan mobilnya. Alea tau itu adalah mobil Alex. Alea berniat menghampiri Alex saat ia melihat sosok itu berjalan keluar dari mobil.

Namun, langkahnya terhenti ketika Alex membukakan pintu penumpang, dan menampilkan sesosok gadis berparas cantik dan tubuh bak model. Alea merasa rendah jika dibandingkan dengan perempuan itu.

Hatinya teriris melihat tangan perempuan itu menggandeng tangan Alex. Seolah ribuan sembilu dengan sengaja menyayat hati yang baru saja membaik. Ia tak sedang baik-baik saja.

Alea berlari mendahului mereka berdua. Sehingga Alex dengan jelas melihat wajah Alea yang terlihat memanas.

Alea tak langsung ke kelas, namun ia terlebih dahulu singgah di toilet. Ia sangat tidak baik. Apakah ia benar-benar cemburu? Apa haknya untuk cemburu?

Ia menatap bayangannya di pantulan cermin. Sebegitu burukkah dia sehingga Alex dengan mudah berpaling darinya?

Ia sedikit meringis jika mengingat rupa perempuan yang berada di samping Alex tadi. Jika dibandingkan dengan dia, Alea seribu kali lebih buruk. sama sekali tidak memakai polesan di wajahnya apalagi lipstik. Sedangkan perempuan tadi? Laki-laki mana yang tidak tertarik dengannya.

"Sudahlah semua sudah berakhir. Dan pada akhirnya, dia bukanlah malaikat yang diutus tuhan untuk menjahit luka yang beberapa hari ini tertoreh. Melainkan seorang iblis yang dengan sengaja membuka luka itu lebar-lebar setelah menjahitnya perlahan"

Alea menutup buku kecil kesayangannya. Perasaan mulai membaik, meski hatinya tak berdarah tapi rasa sakit itu tak kunjung reda.

Ia keluar dari toilet dan melihat Alex berada di depan toilet. Apakah Alex menunggunya untuk menjelaskan semuanya?

Namun Alex tak menyadari keberadaannya. Alea sedikit berdehem untuk menyadarkan Alex.

"Nunggu siapa Lex?"tanya Alea.

"Oo nunggu--"

"Siapa Lex?"tanya seseorang dari dalam toilet.

Alea melirik ke arah sumber suara yang baru saja ia terima. Ternyata perempuan itu. Alea ingin sekali meninggalkan otaknya di toilet ini karena sudah berani berfikir Alex di sini menunggunya dan akan menjelaskan semua padanya. Sudahlah.

"Teman gue. Namanya Alea" ucap Alex.

Deg! Ada apa dengan hatinya? Mengapa ia merasa ada air mata di hatinya. Kenapa ia harus sedih? Apa yang diucapkan Alex itu benar. Mereka hanya sekedar berteman. Alea saja yang terlalu berlebihan menanggapinya.

Namun, entah mengapa mendengar Alex berkata seperti itu pada perempuan itu membuat hati Alea menjadi sakit. Melihat kedekatan keduanya membuat hatinya teriris.

Bel berbunyi membuat Alea merasa harus berterima kasih kepada guru piket yang membunyikannya pagi ini di saat yang sangat tepat.

"Gue duluan" ucap Alea sambil meninggalkan keduanya

Alea kembali remuk di dalam hatinya. Ia berdoa semoga seharian ini dia tidak bertemu lagi dengan mereka.

Alea memasuki ruang kelasnya. Ia menuju tempat duduknya dan menenggelamkan kepala pada kedua tangannya. Ia sangat tidak bersemangat untuk belajar.

COLD GIRL AND COOL BOY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang