9. I Am Back

254 17 0
                                    

"izinkan aku mengenalmu lagi"

~Rendi

Alea mengerjapkan matanya beberapa kali. Matanya mengelilingi ruangan yang bernuansa serba putih itu. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya.

Setelah mendapatkan ingatannya, Alea pun mencari seseorang untuk mendapatkan informasi mengenai siapa yang membawanya ke sini.

Terakhir kali, sebelum ia pingsan ia melihat Alex berjalan di depannya, namun ia tak sanggup berteriak meminta tolong dan Alex juga tak melihatnya.

Seorang siswi berkaca mata yang terlihat gugup mendekati Alea.

"Gimana? Masih sakit gak kepalanya?"tanya siswi itu.

"Udah agak baikan sih"ucap Alea.

"Kamu kelas X Ipa 1 kan?"tanyanya lagi.

"Iya, kamu?" Tanya Alea balik.

"Aku X IPA 2"jawabnya singkat.

"Oh iya, tadi yg bawa aku ke sini siapa?"tanya Alea kini.

"Oo yang bawa kamu ke sini siswa baru kelas X Ipa 4"jawabnya.

Deg! Alea benar-benar kaget. Alex seolah tak peduli padanya tapi ternyata ia yang membawa Alea ke sini.

'siapa sebenarnya cowok ini. Kenapa dia datang seperti memaksa aku melupakan Rendi?'

Suara langkah mendekati ruangan tempat dimana Alea istirahat. Alea menebak-nebak siapa yang datang ke ruangannya dengan sedikit rasa was-was.

Pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki yang sempat memenuhi layar matanya beberapa tahun ini Dengan tatapan yang sendu, dan bibir yang sayup-sayup tersenyum.

Laki-laki itu mendekati Alea, menggenggam tangan Alea dengan lembut menyalurkan kehangatan kepada Alea. Tapi, Alea segera tersadar dan menarik kembali tangannya.

"Jangan sok kenal sama gue, gue ga kenal sama lo"ucap Alea dingin.

"Ya, maaf aku ga kenal sama kamu beberapa tahun ini. Izinin aku mengenal kamu lagi"

"Maaf kak. Buat aku kakak udah mati di hati aku. Aku ga mau bikin Sindi sakit hati, kakak udah lama sama dia. Aku ga mau hadir sebagai perusak hubungan kalian. Aku udah anggap kakak ya sebagai saudara aku sendiri. Maaf"ucap Alea lirih.

Alea pergi meninggalkan Rendi dengan kesendirian di ruangan serba putih itu. Mulutnya benar-benar egois, hatinya terlalu pesimis. Ia menginginkannya, tapi mulutnya bahkan mengusir Rendi dari kehidupannya.

Ia berlalu menuju taman belakang sekolah yang selalu berhasil menawan matanya.

Pikirannya benar-benar tak karuan sekarang. Kadang ada penyesalan, namun kadang juga ada rasa lega dan sedikit rasa bersalah.

Mungkin ini memang keputusan yang tepat, mengingat Rendi dan Sindi sudah dijodohkan oleh kedua orang tua Rendi, dan mereka juga terlihat sama-sama saling mencintai.

Alea tak mau menjadi duri yang menusuk hubungan Rendi dan Sindi. Biarkan dia yang terluka, jangan kedua orang itu. Ia tidak boleh egois.

Sekarang Alea hanya perlu merelakan Rendinya. Memang berat, siapapun tidak akan sanggup. Begitupun Alea. Namun kini ia harus kuat.

COLD GIRL AND COOL BOY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang