Bagian Ketujuh

58 13 0
                                    

Babak ke dua telah tiba, sekarang bukan 1 versus 1 lagi, tapi petualangan bertahan hidup. Para pemain akan ikut berpetualang dengan hantu nya.

"Mendebarkan," ujar Adnan.

"Tak hanya bertahan hidup, kita harus mendapatkan point yang banyak dengan cara membunuh monster-monster yang ada dalam arena," ujar Claudy.

"Para pemain dipersilahkan untuk memasuki labirin petualangan," ujar pembawa acara.

Di dalam sangat luas, agak gelap tapi cukup untuk melihat sekeliling.

"Para pemain akan berpetualang dalam labirin petualangan dengan bertahan hidup dari berbagai serangan dan jebakan, 3 pemain yang kalah akan di eleminasi," ujar pembawa acara.

"Pemain pertama yang berhasil melewati pintu keluarnya akan langsung masuk semi final," sambung lelaki itu.

"Wow, langsung ke semi final, aku harus bisa melewati nya," ujarku.

"Tak mudah, ada monster besar disana, hantu kita bisa mati kalau tidak hati-hati," ujar Claudy.

"Kau meragukan kemampuan Palasik Kuduang ku?" balasku.

"Ha ha, mari kita lihat nanti," ujar Adnan.

"Silahkan mengaktifkan chip kalian," pinta lelaki itu.

Puluhan pemain mengaktifkan hantu miliknya, mereka semua siap.

"Berpencar," ujarku.

"Ada 3 jalan, masing-masing masuk kedalamnya," ujar Adnan.

Kami berlari kedalam nya, labirin ini tampak nyata seperti hutan sungguhan.

"Pemain bisa mendapatkan NGB point dari mengalahkan monster untuk membeli skill atau evolusi," ujar pembawa acara.

"Bagus, kita akan mengalahkan banyak monster untuk evolusi," ujarku.

"Tunggu! Aku mendengar suara langkah kaki!" ujar Palasik.

"Cringgg!!!" sebuah tombak terbang ke arah Palasik.

"Perisai darah!" ujar Palasik.

Palasik melindungi aku dan dirinya, serangan tombak nya meleset. Ternyata itu monster bayangan dengan membawa tombak.

"Palasik serang dia!" sorakku.

Palasik melepaskan kepalanya dan terbang ke arah monster itu. Dia menyerang monster itu hingga musnah. Setelah monster itu mati, aku melihat tampilan berbentuk hologram dari sarung tangan ku. Tertulis "tambahan point 10".

"Wow, kamu hebat," ujar ku.

"Terima kasih," balas Palasik.

Kami berjalan pelan, memandang ke sekeliling. Hanya ada pohon dan kabut, gelap. Monster bisa saja langsung menyerang kami dalam gelap.

"Brusshhhhhhh" sebuah banjir muncul dari belakang ku.

"Banyu?" ujarku.

"Ya, skill miliknya terlalu hebat, coba cek peringkat pointnya," balas Palasik.

"Nomor 1! Dia telah membunuh 30 monster dengan banjir itu?!" Aku terkejut saat melihat peringkat point dari hologram sarung tangan.

"Kita di peringkat 7, sedangkan Adnan 13, dan Claudy 15," ujarku.

"Bagaimana kita pancing monster nya menjauh dari banjir," gumam Palasik.

"Ide bagus! Mari kita cari monster nya," ujarku.

Kami memeriksa tiap area, dan akhirnya kami menemukan monster api. Serangannya cukup kuat dan nyawanya tebal sekali.

"Ha ha ha, mari bertarung!" ujar Palasik.

Nusantara Ghost Battle [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang