Bagian Keenam

56 11 2
                                    

Setiap pertandingan kami tonton dengan seksama, bukan bertujuan untuk hiburan, tapi kesempatan untuk mencari titik kelemahan pemain lain beserta hantu milik mereka.

"Ngomong-ngomong aku ke minimarket dulu, mau beli cemilan," ujar Claudy.

"Nitip dong, air mineral botol sama biskuit coklat," ujarku.

"Sini duitnya, Adnan nggak?" ujar Claudy.

"Permen mint aja Rp5000,-" balas Adnan yang masih fokus menatap layar yang menyakitkan mata itu.

Aku dan Adnan mengeluarkan uang dari saku dan memberikannya pada Claudy.

"Tunggu ya," ujar Claudy.

Tak lama kemudian, Claudy kembali dengan sebuah plastik putih bermerek Nusantara Ghost Battle Minimarket.

"Silahkan ambil pesanan mu disini," ujar Claudy.

Aku meraih plastik nya dan mengambil air mineral beserta biskuit milikku, sedangkan permennya diambil Adnan setelah ku.

"Baiklah, semua pemain telah menyelesaikan pertandingan ini, para pemain dipersilahkan menginap di hotel NGB Hotel di lantai 2," ujar lelaki berjas putih itu.

"Hotel?! Haaa senangnya, gak perlu lagi deh tidur di kos reyot itu," ujar Claudy.

"Mari, kami akan memandu anda ke kamar pribadi anda," ujar para karyawan.

Kami di ajak ke sebuah kamar untuk 1 orang, kamarnya luas, kasurnya empuk, bahkan kami di berikan pakaian seragam gratis dengan jumlah yang banyak dan berbagai ukuran.

"Jika membutuhkan saya, anda bisa menekan tombol di dekat pintu kamar," ujar karyawan yang mendampingi ku.

Aku belum pernah menginap di hotel. Tidur di kamar super megah itu sesuatu yang sangat luar biasa, aku belum pernah merasakan-nya.

***

"Menu makan malamnya banyak banget," ujar Adnan.

"NGB Restaurant gitu loh," ujar Claudy.

"Yaudah pilih menu-nya dulu," ujarku.

Kami memesan menu makanan yang sama, Ayam Geprek Spesial.

"Minumannya?" tanya Claudy.

"Aku lemon tea dingin," ujarku.

"Jus Jeruk deh," ujar Adnan.

"Ok, aku milih milkshake strawberry," balas Claudy sambil menutup buku menu.

"Baiklah, kami akan mengantarkan pesanan anda sebentar lagi," ujar pelayan sambil mencatat pesanan kami.

Beberapa menit kemudian pesanan kami datang. 3 porsi Ayam Geprek Spesial dihidangkan hangat-hangat dengan cabai yang menggunggah selera.

"Sendok?!" bisik-ku.

"Kenapa?" tanya Claudy.

"Nggak kok, he he," balasku.

Aku terbiasa makan dengan tangan, makan dengan sendok itu ribet. Baiklah, jangan kampungan dan harus elegan, he he.

"Makan cepet, ngapain bermenung?" ujar Adnan.

Nusantara Ghost Battle [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang