8) Demi Kamu

36 12 0
                                    

Mobil Rara telah sampai di depan rumah chissya.

"Ra, Lo mau main dulu gak?" Tanya Ica.

"Oiya ayok, gue udah lama gak main ke rumah lo. Sekalian silaturahmi sama orang tua lo" jelas Rara sambil tersenyum.

"Sama udah lama gak makan cake coklat lumer buatan momy gue kan?" celetuk Ica.

"Hehe.. nah Lo tau" cengir Rara tak berdosa.

Chissya turun dari mobil, ia membuka pintu gerbang rumahnya.
Rara memasukan mobilnya ke bagasi rumah chissya.
Mereka masuk ke rumah chissya. Di dalam rumah terdapat perempuan dan laki-laki paruh baya, yang sedang menonton televisi.

"Assalamualaikum," Sapa Ica dan Rara bersamaan.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Kartini dan Andriano bersamaan.

Ica dan Rara menyium punggung tangan Andriano dan Kartini.

"Eh, ada Rara" sapa Kartini.

"Haii, om, Tan" sapa Rara.

"Pah, mom, Ica ke kamar dulu ya" pamit Ica. "Ayok, ra."

Orangtua Chissya hanya membalasnya dengan anggukan.

"Bi..bi..sini!" Teriak Ica, pada pembantunya.

Seorang wanita paruh baya yang memakai daster dan lap handuk yang terletak di pundaknya menghampiri Ica.

"Ada apa non?" Jawab bi Sumi.

"Ra, Lo mau minum apa?" Tanya Ica yang kini menatap ke arah Rara.

"Apa aja deh, ca" jawab Rara.

Chissya mengangguk. "Bi Ica minta tolong, bawain jus melon dua, sama cake coklat lumer buatan momy. Anterin ke kamar Ica ya bi." Pinta Ica sambil tersenyum.

"Iya siap non." Jawab bi Sumi.

~•~

Chissya meletakkan tas nya di rak tas. Ia membuka sepatunya dan membaringkan tubuhnya di kasur. Hari ini adalah hari yang cukup buruk untuknya.
Rara dia mengerti keadaan Ica sekarang.

Tok..tok..tok..
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

"Masuk bi!" teriak Chissya, sambil mendudukkan tubuhnya.

Wanita paruh baya itu masuk. Ia membawa dua jus melon, dan cake coklat lumer buatan Kartini. Ia meletakkan camilan itu di meja.

"Non, saya permisi ke belakang dulu. Kalo butuh apa-apa panggil bibi aja." Kata bi Sumi, Ia pun pergi ke dapur.

Seketika suasana menjadi hening.
Chissya dan Rara tak sengaja saling bertatapan. Mereka tertawa bersama.

"Ca gue mau cerita" kini Rara membuka pembicaraan.

"Cerita apa?" Ica bersemangat untuk mendengarkan cerita sahabatnya itu.

"Tapi lo jangan ketawa dengernya!"

"Iya, cantik."

"Entah kenapa gue suka sama Andre." Kata Rara pelan.

Ica berusaha menahan tawanya. "Jadi Lo cinta sama Andre?"

"Iya. Tapi, gue gak tau dia suka sama gue apah enggak. Trus gue harus gimana dong ca?"

"Lo harus cari tau dia suka sama Lo atau nggk!"

"Oke ca, siap!" Rara mikir sejenak. "Ca, gue takut punya nasib kayak lo, dari dulu cintanya bertepuk sebelah tangan aja." Ceplos Rara.

Ica melamun, tatapannya terasa kosong, matanya mulai memerah dan berkaca-kaca.

Everything For My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang