Happy Reading!!🥳
Flashback on
Gibran melihat Reno menggandeng tangan Chissya, entah kenapa hatinya terasa sesak.
"Ngapain juga gue harus cemburu sama mereka. Gak guna!" Kata Gibran pada dirinya sendiri, ia pergi ke kelas.
Namun langkahnya harus terhenti karena handphone nya berbunyi. Gibran mengecek handphone nya, ternyata Rita yang menelpon.
Gibran: "Assalamualaikum.. ada apa mah?"
Rita: "....."
Gibran: "astagfirullah kok bisa."
Rita: "....."
Gibran: "oke Gibran kesana sekarang."
Gibran balik ke parkiran dengan ekspresi yang sangat cemas. Ia melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.
~~•~~
Gibran sudah sampai di depan ruang UGD, disana ada Rita ibunya. Rita terlihat sangat cemas ia menangis, bagaimana tidak karena suaminya mengalami kecelakaan saat menuju kantor.
Gibran memeluk ibunya memberikan sedikit energi pada Rita. Tadinya ia ingin bertanya banyak mengenai kejadian ini, tetapi ia urungkan niatnya itu karena tau saat ini bukanlah hal yang tepat untuk bertanya.
"Mamah jangan sedih lagi, Gibran disini." Gibran melepaskan pelukannya ia menghapus air mata ibunya.
"Kamu gak sekolah nak?" Tanya Rita yang melihat anaknya masih memakai baju seragam sekolah.
"Enggak, Gibran mau nemenin mamah aja disini."
"Yaudah mamah mau nelpon wali kelas kamu dulu, minta izin kalo hari ini kamu gak sekolah." Gibran membalasnya dengan anggukkan.
Rita menelpon wali kelas Gibran, Bu Dian. Sudah selesai mengabari wali kelas Gibran. Tak lama dokter yang memeriksa Ziko ayahnya Gibran keluar dari ruang UGD.
"Dengan keluarga pak Ziko Pratama?" Tanya dokter itu.
"Iya saya istrinya dok." Jawab Rita cepat. "Gimana keadaan suami saya?"
"Suami anda sekarang keadaannya sudag stabil."
"Boleh saya menemuinya dok." Tanya Gibran pada dokter itu.
"Boleh."
"Suami anda akan di pindahkan ke ruangan rawat inap. Silahkan urus administrasi nya ya Bu."
"Iya dok."
Dokter itu meninggalkan mereka. Kartini mengurus administrasi terlebih dahulu sedangkan Gibran menemui Ziko ayahnya.
Gibran melihat ayahnya yang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit, matanya berkaca-kaca.
"Pah, gimana keadaannya?" Tanya Gibran matanya berkaca-kaca.
"Papah baik-baik aja, anak laki harus kuat jangan nangis!"
Gibran tersenyum. "Gibran gak nangis kok pah."
"Kamu gak sekolah nak?"
Gibran menggelengkan kepalanya. "Enggak pah."
Kemudian Rita datang menghampiri suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything For My Love
Rastgele⚠️Selamat datang di cerita pertama aku🤗😘 ⚠️Tahap Revisi "Ca," panggil Gibran dingin. Chissya membalikkan tubuhnya. "Iya, Gibran?" "Gue mau nanya?" "Iya sok." "Lo cinta kan sama gue?" Kata-kata itu terlontarkan langsung dari mulut Gibran. Chissya...