Bab 11 - pt 1 [H-1 June's Game]

972 55 13
                                    

"ah! Biarkan a-aku bernafas-huuhhh" Keluh Jinhwan dengan nafas berderu, kedua tanganmnya segera menahan pundak lelaki diatasnya untuk menghentikan pergerakan lelaki diatasnya yang cukup menguras oksigennya.

"Apa kau baru saja memintaku berhenti? tapi aku belum-"

"Aku hanya meminta bernafas, sialan!" marah Jinhwan menatap marah June berusaha menenangkannya dengan mengatakan seperti itu yang ia yakin jika June tak akan bisa menghentikan kegiatan panas mereka yang sudah berlangsung hampir satu jam yang lalu dengan begitu saja.

Hey, lelaki besar itu belum mencapai puncaknya.

Si dominan merundukkan kepalanya lagi untuk mengisap daun telinga si manis dan membiarkan si manis menetralkan nafasnya dimana posisi mereka tidak berubah;penisnya yang masih menancap dilubang berkedut itu.
"Jangan terlalu berisik, ini masih pagi buta."

Salahkan gairahnya naik di pagi buta ini membuat Jinhwan yang kebetulan tidak sengaja bangun harus pasrah ketika June mengeluh dan memintanya bercinta, dan sialnya ia tidak bisa menolak. Tidak bisa munafik untuk menolak penis tegang yang tampak membesar dibalik celana saat itu.

"Kau sudah mencampai puncakmu beberapa kali, kali ini biarkan aku mengejar kenikmatanku juga." bisik June diakhiri gigitan kecil pada daun telinga si manis.

Jantung Jinhwan berdetak kencang, wajahnya yang menatap iba berubah mengkerut ketika mengingat jika ia tidak bisa menghentikan semuanya. Ia memang selalu menang untuk semua urusan June tapi tidak untuk urusan ranjang.

Saat ini tidak ada yang bisa ia lakukan selain menurut untuk membalikkan badannya menjadi menungging membelakangi June yang sudah berdiri bertumpu lutut di belakangnya.

Tangan kiri June menahan pinggul Jinhwan, lalu tangan satunya mencoba melepas kondom yang sudah terpasang di penisnya karena ia tidak ingin menggunakannya kali ini.

Plakk

"anghh!"

pipi bokong kanan Jinhwan mulai memerah, rasa nikmat yang bergairah Jinhwan terima. Pinggulnya naik, seperti meminta si dominan untuk segera memasukkan benda panjang itu pada lubangnya yang berkerut menagih kenikmatan lagi.

June menuntun penisnya untuk masuk pada lubang yang sudah ia olesi lubricant yang dingin-
kepala penisnya mulai masuk, kedua tangan June memegang kedua sisi pinggul besar Jinhwan selagi pinggulnya mendorong masuk

Rasa itu lebih nikmat bagi keduanya dibandingkan penis yang terpasang kondom yang licin.

"shhh! ngghh!" lirih Jinhwan, kepalanya mendongak saat tangan June menarik rambutnya kebelakang, tidak sakit karena sakit pentrasi mengalahkan semuanya.

"arghh!" Jerit Jinhwan lagi kala batang penis itu sepenuhnya masuk.

Kini tangan yang tadi menarik rambut Jinhwan beralih untuk menutup bibir si manis agar suara desah sexynya tidak mengganggu penghuni asrama.

Tidak butuh waktu lama untuk June mendiamkan penisnya, pinggulnya mulai bergerak dan tidak peduli Jinhwan yang menjerit dalam bekapannya.

June merunduk, melihat bagaimana pinggul besar itu menabrak tulang pinggul depanya hingga menimbulkan suara peraduan kulit yang mendominasi.

"eumhh! eumh!" kedua tangannya meremas sprei abu yang sudah tidak teratur untuk menahan tubuhnya yang terhentak keras dan ganas. mulutnya terbuka lebar ketika penis itu menusuk tepat di titik nikmatnya.

tangan June beralih untuk memegang kedua sisi pinggul besar Jinhwan kala ia merasakan pencapaiannya. Disela menghentaknya ia kembali menampar dan meremas bokong yang kini memiliki warna keunguan itu karena ulahnya, hingga akhirnya ia merasakan mencapaian titik pelepasan.
"argghh!"

🔞BACKSTREET | ✖JunHwan✖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang