Pulang sekolah, Yeonjun ngajak mampir dulu ke toko alat sekolah karena mau beli alat gambar.
Yeonjun itu pinter banget nge gambar dan ambil gambar pakek kamera, dia mau di ikutin lomba menggambar mewakili sekolah katanya.
Karena bosen nunggu lama, kamu kirim pesan ke Yeonjun izin mau ke market beli cemilan. Nunggu lama nggak apa asal ada yang di kunyah.
Kamu milih-milih jajanan ringan di rak sambil memertimbangkan kira-kira uang kamu cukup buat beli apa aja dan dapat berapa.
Bruk!
"Wah, matanya."
Kamu mau ngomel sama orang yang nabrak kamu, tapi langsung urung karena ngelihat cowok yang nabrak kamu membereskan jajanan dia yang berserakkan.
Kamu jongkok, bantuin dia pungutin belanjaan dia terus masukkin ke keranjang belanjaan kamu.
"Makanya ambil keranjang biar nggak repot," oceh kamu yang nggak di respon.
"Nih bawa aja keranjang gue, entar gue ambil lagi."
Kamu nyodorin keranjang belanjaan itu yang langsung di terima cowok itu, dia langsung nyelonong melewati kamu tanpa bilang apa-apa lagi.
"Wah, seenaknya main nyelonong nggak bilang apa-apa. Udah dibaikin malah ngelunjak."
Kamu melanjutkan milih-milih jajan dengan hati mendumel, tiga jenis jajanan ringan sudah ada di pelukan kamu. Tinggal satu jajan yang mau kamu ambil.
Kamu jinjit buat ambil, tapi sebuah tangan keduluan ambil jajan yang tinggal satu itu.
"Woi punya gue— lo?" ternyata yang ambil adalah cowok songong tadi.
Dia masukkin jajan itu ke dalam keranjang, ambil jajan yang kamu bawa dan dimasukkin keranjang juga, lalu nyodorin keranjangnya ke kamu.
"Thanks."
Dia pergi setelah mengucapkan itu, sementara kamu masih diam di tempat karena bingung.
Itu orang bukan sih? Tadi ninggalin gitu aja abis di tolongin, dan sekarang nolongin kamu.
Tring!
Kamu mengerjap, langsung memeriksa notifikasi yang masuk ke ponsel kamu.
Bang Yeonjun ganteng.
Dek, buruan balik, mau hujan.
Kamu buru-buru ke kasir dan bayar semua belanjaan, setelah itu cepat-cepat balik ke halaman toko alat tulis tadi. Benar kata Yeonjun, sekarang mendung.
Tanpa pikir panjang kalian langsung meluncur pulang naik motor kesayangannya Yeonjun, tapi sebenarnya pikiran kamu masih terbagi dan kacau.
Masih mikirin tadi yang ketemu sama kamu itu manusia beneran atau bukan.
.
.
.
.
."Nah! Akhirnya dateng juga, kirain lo nggak dateng, udah mau hujan soalnya."
Soobin duduk di antara Jaemin dan Jeno yang sudah siap menyerbu jajanan yang di bawanya. Sementara Haechan dan Felix heboh sendiri dengan game mereka.
"Join dong."
Soobin mengeluarkan ponselnya, lalu membuka aplikasi game online. Ini memang rutinitas mereka sepulang sekolah, mabar du warkop ibunya Felix.
Soobin, Felix, Haechan, Jaemin, dan Jeno adalah teman sejak SMP. Tapi sayangnya mereka harus berpisah karena Haechan dan Soobin memilih SMA Satu, sementara tiga lainnya di SMA Dua.
Tapi mereka sudah membuat perjanjian akan sering berkumpul di warkop ibunya Felix yang sudah di anggap markas sendiri.
"Kali ini yang kalah hukumannya apa?"
Seperti kebiasaan, selalu akan ada hukuman untuk siapa saja yang kalah dalam permaianan mereka.
Jaemin menjentikkan jari, "Traktir kopi selama seminggu."
Empat temannya menggeleng serempak untuk usulan Jaemin, karena hal itu sudah sering mereka lakukan.
"Beliin bensin?"
Semua menggeleng.
"Kerjain PR?"
Tidak ada yang setuju, lagipula mereka masih MPLS, belum ada PR.
"Traktir mie ayam?"
Lagi lagi sarannya di tolak, Jaemin akhirnya memilih tutup mulut dan ikut aja apapun keputusannya.
Semua diam sambil berpikir, sampai akhirnya Jeno bersuara. Dengan was-was, mereka mendengarkan.
Karena saran Jeno selalu sesat.
"Kan kita baru masuk SMA nih, pasti dong banyak temen baru yang belum kenal."
Jeno senyum jail sambil mainin alisnya, semakin mencurigakan.
"Gimana kalo minta kenalan ke 10 cewek. 5 seangkatan, 5 kakak kelas. Buktinya rekam pas kenalan, gimana?"
Tuh kan!
.
.
.
.
.MPLS hari ke dua, kamu udah ngantuk banget sejak materi jam pertama. Dan akhirnya kamu mengalah, kamu tidur saat guru pemateri kedua masuk kelas.
Entah berapa lama kamu tidur, yang pasti kamu kebangun waktu seseorang mengguncang bahu kamu tidak santai.
"Y/n, mau tidur sampe kapan? Gurunya udah keluar."
Kamu menegakkan duduk sambil merenggangkan otot, "Nikmat dunia.." gumam kamu.
Chaeyeon geleng-geleng kepala, sejak tadi dia was-was kamu ketahuan sama guru dan bakal di hukum. Tapi kayaknya aman deh.
"Hei, kamu yang duduk di pojok."
Chaeyeon noleh ke pintu, agak kaget waktu ngelihat ada kakak OSIS berdiri di ambang pintu sambil memerhatikan bangkunya.
"Saya, kak?" tanya Chaeyeon menunjuk dirinya sendiri.
"Bukan, yang di sebelah kamu, tolong keluar sebentar."
Chaeyeon noleh ke kamu yang sekarang masih berusaha mengumpulkan nyawa, dia natap kamu iba.
"Kayaknya lo bakal di hukum deh." ucap Chaeyeon, kamu hanya mengangguk.
"Gue ke luar dulu, mau di hukum."
Kamu beranjak dari bangku lalu berjalan menghampiri kakak OSIS tadi, meninggalkan Chaeyeon di bangku sendiri dengan wajah cengo.
Dengan santainya kamu jawab gitu padahal jelas sekarang kamu dalam masalah, Chaeyeon geleng-geleng kepala.
Saat lewat depan papan tulis, kamu ngelirik ke teman-teman kelas kamu yang sekarang bisik-bisik ngomongin kamu.
Dan saat itu kamu baru sadar sesuatu, bahwa sebenarnya si cowok aneh yang kamu temui di market kemarin adalah teman se kelas MPLS kamu.
Pantas kayak pernah lihat.
.
.
.
Tbc~MunLovea
Sabtu, 14 Desember 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Kelas - Choi Soobin [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Suka sama temen sekelas? No!! bukan gue banget - You Awas karma! - Human Buku 1 [Lengkap] Buku 2 [Lengkap] #1 Yn [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada di dalam cerita...