14.

1.2K 196 7
                                    

"Loh, Y/n? Ada apa pagi-pagi ke UKS? Kamu kan nggak waktunya jadi pagar betis?" tanya Lia saat kamu masuk ke UKS, padahal sebentar lagi upacara di mulai.

Kamu menggeleng, lalu mendekat ke salah satu ranjang, dan duduk disana.

"Kamu sakit?" tanya dia dengan raut khawatir, kamu menggeleng.

"Terus?"

"Gue mau nanya, kemaren lo di pasar malem ya?"

"Kemaren?" tanya Lia dengan kening berkerut, kamu mengangguk.

"Nggak."

Bohong, batin kamu. Jelas yang kamu lihat itu Lia, dan Soobin.

"Kalau sabtu iya aku ke pasar malam, nganterin Yeji, mau beli martabak katanya."

Kamu langsung diam, rasanya mau nepuk jidat keras-keras. Lupa banget kalau kemarin minggu, sedangkan kamu ke pasar malem kan sabtu malam.

"Iya, kemarennya lagi maksudnya."

Lia tersenyum, mengangguk, "Ada apa? Kamu juga ke pasar malem?"

"Iya, gue lihat lo."

"Masa?" Lia melebarkan senyumnya, "Lihat dimana? Kok nggak nyamperin sih? Aku nggak tau kalau kamu nonton hari itu."

Iyalah jelas lo nggak tau, kan lo lupa sekitar karena ada Soobin. Kata kamu, di batin aja.

Kamu menggeleng, "Lewat doang, gue buru-buru balik."

"Yahh, padahal kita bisa keliling bareng."

"Lo kan udah bareng Soobin." sahut kamu, dengan nada tidak suka.

"Oh ya?" Lia tampak bingung, tapi kemudian seperti mengingat sesuatu, "Oh itu, iya ada Soobin, kita nggak sengaja ketemu."

Bilang aja sih ketemuan.

"Aku ke pasar malem sama Yeji, terus dia minta aku nunggu soalnya dia mau beli martabak dulu baru pulang, eh ada Soobin nyamperin."

"Nyamperin terus nggak sengaja gandengan?"

"Ha?" Lia cengo lagi, tapi kemudian menggeleng, "Itu, nggak gitu. Soobin dapet tantangan dari temannya, dia bilang gitu, itu, aku nggak tau. Tapi katanya dia harus gombalin satu cewek di pasar malem, dan kebetulan lihat aku."

"Oh ya?"

"Iya." Lia mengangguk, "Aku juga lihat teman-temannya kok, mereka ngetawain waktu Soobin berhasil gombalin aku. Aduh malu banget, langsung aku tabok dia. Kalau ada Yeji pasti aku diledekin seminggu penuh."

Kamu tersenyum miring, "Oke." lalu turun dari ranjang UKS, "Gue ke kelas dulu, dah."
.
.
.
.
.

"Yeji!"

Yeji yang baru aja keluar dari kopsis langsung celingukan nyari suara yang manggil nama dia, kamu nepuk pundak dia dari belakang.

"Eh, Y/n? Kenapa?"

Yeji itu anak PMR juga, makanya kamu sama dia saling kenal karena udah tiga kali latihan bareng.

"Boleh ngomong?"

Kening Yeji berkerut, "Apa?"

"Ayo disana, disini rame." kamu narik Yeji agak menjauh dari kopsis yang selalu ramai saat jam istirahat.

"Nanya apa nih? Gue mau ke kantor OSIS, keburu telat."

"Ngapain?" tanya kamu.

"Lo nggak tau?"

Kamu menggeleng.

Yeji rolling eyes, "Pendaftaran pengurus OSIS baru lah, anak unggulan terlalu serius belajar sampai nggak tau info ini ya?"

Giliran kamu yang rolling eyes, "Gue nggak tau karena emang nggak mau tau." jawab kamu malas.

"Iya, nggak usah dipikirin. Mending mikirin kelas unggulan yang pasti berat banget, sabar ya,"

Kamu mengangguk, "Udah bisa nanya belom?"

"La sejak tadi lo kan udah nanya, Y/n!"

"Ya santai nggak usah nge gas!"

Yeji menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan, "Sabar, jangan sampai marah, nanti cepat keriput." gumam dia, seperti mengucapkan mantra.

"Lo ngapain sih?" tanya kamu, menatap dia aneh.

Yeji menggeleng dengan wajah mulai malas, "Buruan, awas kalau gue kehabisan formulir OSIS, ya?"

"Iya, iya. Gue mau nanya--"

"Udah berapa kali lo bilang gitu?!"

"Ya santai sih. Ini nanya beneran, makanya jangan nge gas duluan."

"Buruan."

"Kemaren lo ke pasar malem nggak?"

"Ha?"

Terjadi saling diam selama beberapa saat, sebelum akhirnya kamu menggeleng cepat.

"Ralat, sabtu malem."

"Oh," Yeji mengangguk, "Sama Lia, kenapa?"

"Ketemu Soobin?"

"Iya. Dia lagi sama temen-temennya, nyapa kita juga kok. Kenapa?"

"Nggak, gue lihat kalian di pasar malem itu tapi nggak bisa nyamperin. Kirain mata gue tambah minus jadi salah lihat, ternyata emang bener kalian."

"Iya."

"Yaudah makasih."

Yeji mengernyitkan dahi, "Itu doang?"

Kamu mengangguk, lalu mengibaskan tangan, tanda Yeji harus pergi. Padahal nggak perlu di suruh pun Yeji juga bakal pergi.

Baru tiga langkah menjauh, Yeji berhentiin langkah dan balik badan. Untung aja kamu belum kemana-mana, dia balik lagi nyamperin kamu.

"Ngapain balik? Katanya takut telat."

Yeji nunjuk ke arah kantor OSIS, "Nggak mau daftar sekalian? Banyak banget tuh yang daftar."

Kamu ikut arah yang di tunjuk Yeji, dan langsung bergidik ngeri melihat kerumunan para murid calon anggota OSIS dengan berbagai niat mereka. Ada yang niat pengen kegiatan sekolah lebih maju di bawah kepengurusannya, dan ada yang niat cari nama aja.

Kamu menggeleng, "Nggah ah, katanya anak unggulan suruh fokus pelajaran aja?"

Yeji mencibir, "Tadi gue lihat ada beberapa anak unggulan sih,"

"Oh ya?" tanya kamu, padahal nggak tertarik, bodoamat sih orang mereka yang daftar, yang penting kamu nggak.

"Nah, itu Soobin juga daftar."

"Ha? Yang bener."

Tiba-tiba ini menjadi hal yang perlu di pertimbangkan.

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Minggu, 19 April 2020

Teman Kelas - Choi Soobin [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang