13.

1.3K 209 13
                                    

"Gelang yang ini bagus, lo mau beli nggak?" tanya Jeno, memerhatikan deretan gelang coklat yang tidak menarik perhatian kamu sama sekali, karena kamu kurang suka memakai gelang.

Karena Jeno masih sibuk milih-milih gelang yang entah berapa lama lagi, kamu milih merhatiin sekitar biar nggak bosen. Semakin malam emang semakin ramai, dan semakin bikin kamu nggak nyaman.

Kedua mata kamu berhenti menjelajah saat melihat sebuah kedai, disana menjual sosis bakar yang merupakan salah satu dari deretan makanan kesukaan kamu.

Kamu senyum lebar, berniat ngajak Jeno kesana mau beli sosis karena tiba-tiba kamu ngerasa lapar. Padahal tadi sebelum berangkat udah makan dulu.

Waktu kamu mau noleh buat ngasih tau Jeno, pergerakkan kamu terhenti karena melihat sesuatu-- nggak, tapi seseorang.

Kening kamu berkerut dengan mata memicing, "Kak Yeonjun?"

Kamu yakin banget itu Kakak kamu, sedang mengantri di kedai burger mini yang letaknya bersebelahan dengan kedai sosis bakar.

Mata kamu membulat begitu melihat dengan siapa Yeonjun mengantri di kedai itu, seorang cewek yang belum pernah kamu tau sebelumnya.

Pacar Yeonjun?

Kamu menggeleng, kamu tau banget kalau Kakak kamu satu-satunya itu belum move on dari mantan pertamanya yang entah sekarang pindah kemana, katanya ke luar kota, mereka putus karena nggak kuat LDR.

"Y/n, ini mau-- loh, Y/n? Mau kemana?"

Kamu noleh setelah berlari tujuh langkah, Jeno nyamperin kamu dengan wajah bingung.

"Mau kemana? Kenapa lari-lari?" tanya dia.

Kamu menggeleng, "Tadi gue lihat-- loh, Kak Yeonjun mana?"

"Kak Yeonjun?"

"Iya. Tadi gue lihat Kakak gue di kedai burger itu, tapi sekarang dimana?"

Kamu ngedarin pandangan lagi, Jeno juga melakukan hal yang sama, tapi kalian nggak nemuin Yeonjun. Padahal baru beberapa saat yang lalu kamu masih lihat Yeonjun di antrian paling belakang.

"Lo salah lihat kali, disini rame banget, mungkin itu cuma mirip Kakak lo."

Kamu menggeleng pelan, "Yakin banget gue itu Kak Yeonjun. Tapi, yaudah lah. Lo udah beli gelang?"

"Udah." Jeno mengangguk, mengangkat tiga gelang yang dia beli di depan wajah kamu.

"Kok tiga?" tanya kamu.

"Ini buat gue." Jeno pasang gelang ke lengan kiri dia, "Ini buat Jaemin." dia masukkin yang satu ke saku. "Ini buat lo." lalu nyodorin yang satu ke kamu.

"Ha?"

"Iya." dia narik tangan kiri kamu, lalu pasangin gelang di sebelah jam tangan kamu.

"Cantik." kata dia.

Kamu merhatiin gelang coklat yang ternyata cocok di tangan kamu, apalagi sekarang kamu pakai jam tangan yang warnanya senada.

"Iya cantik." ucap kamu, tersenyum.

"Orangnya juga."

.
.
.
.
.

"Ini si Jaemin mana sih? Gue mau pulang, keburu Kak Yeonjun pulang." keluh kamu setelah menghabiskan lima tusuk sosis bakar ukuran sedang.

Jeno tertawa, yang membuat kamu noleh. Reflek kamu langsung ngusap sekitar bibir kamu, takut ada yang belepotan.

"Kenapa ketawa?" tanya kamu.

"Nggak." Jeno menggeleng, "Lihat deh berapa tusuk yang lo habisin. Bukannya tadi di rumah lo makan dulu biar nggak jajan ya?" sambungnya, lalu terkekeh.

Kamu menunduk, menatap lima tusuk  bambu bekas sosis bakar yang tadi kamu habiskan. Lalu terkekeh canggung.

"Ya, soalnya enak sih. Mau beli lagi tapi duit udah habis. Makanya gue mau ajak pulang, takut kegoda lagi sama sosis bakarnya. Tapi si Jaemin malah nggak balik-balik, kalau pacaran emang suka lupa waktu, dasar."

"Gitu-gitu abang lo tuh." tawa Jeno, kamu hanya mencibir. Emang bener, abang sepupu paling nyebelin di antara abang sepupu kamu yang lain.

Kamu menghela napas, noleh ke kanan kiri, beberapa stan udah mulai tutup karena udah jam sembilan lewat, apalagi stan permainan anak-anak.

Hanya beberapa stan yang masih buka, salah satunya stan dengan spanduk sedang di gapura buatannya.

Mata kamu memicing, "Itu stan namanya apa? Gue minus, blur."

Jeno noleh ke arah yang kamu tunjuk, "Masalahnya mata gue juga bermasalah, nggak kelihatan, ayo kesana aja."

Kamu ngangguk, lalu beranjak dan jalan ke stan yang kamu tunjuk. Jeno baca tulisan di spanduknya, sementara kamu mengernyit merhatiin stan yang tampak ramai itu.

"Peramal?" guman Jeno, membuat kamu noleh ke dia.

"Apa tadi?" tanya kamu.

Jeno mengedikkan bahu, "Peramal-peramal gitu, nggak tau deh. Tapi banyak pasangan kesini, tuh kan kayaknya pada pacaran."

Kamu merhatiin orang-orang yang berada di sekitar stan ini, dan memang kebanyakan anak muda yang kelihatannya masih penasaran.

Melihat mereka pada gandengan dan senyum-senyum, kamu langsung bergidik dan buang muka.

"Geli gue ngelihat orang pacaran." ucap kamu, nggak tau ke siapa karena kamu nggak madep siapapun.

Jeno terkekeh, "Emang lo belum pernah pacaran?"

"Belum lah," geleng kamu, "Mana boleh gue pacaran sama abang-abang gue, terutama si Jaemin tuh. Cowok yang mau deketin gue, harus interview kegantengan sama dia. Sok ganteng emang, padahal masih gantengan Kak Hangyul?"

"Siapa?"

"Eh, nggak." kamu reflek menggeleng, tersenyum lebar agar Jeno tidak bertanya lagi.

Bisa-bisanya kamu keceplosan nyebut nama Hangyul, harusnya kamu kan nyebut Kangmin, Minhee, atau sepupu kamu yang lain.

Nggak perlu nanya siapa Hangyul karena kamu lagi males mahas dia. Sekarang males, dan sampai kapanpun males.

"Y/n, kesana yuk? Tadi Jaemin bilang nungguin disana soalnya."

Kamu noleh ke arah yang di tunjuk Jeno, tempat kalian kumpul tadi sebelum Jaemin misah mau nemuin ceweknya.

"Bentar, Jen." kamu nahan tangan Jeno, dia langsung noleh.

"Apa?"

Kamu terpaku pada satu arah, dimana ada dua orang yang saling bergandengan sambil tertawa. Udara malam yang semula dingin seolah tidak terasa, yang ada hawa panas seperti berdiri di dekat api unggun.

"Y/n? Ada apa?" tanya Jeno, bingung.

"Jen, pulang aja yuk. Bilang ke Jaemin, gue pusing."

"Loh. Lo sakit?"

"Ayo, Jen, pulang."

Kamu narik tangan Jeno ke arah tempat kalian parkir motor tanpa menjelaskan apapun, karena emang kali ini nggak ada yang perlu di jelasin.

Mata kamu emang minus, tapi yang tadi nyata banget tanpa ngeblur. Kamu lihat dengan jelas.

Ada Soobin sama Lia.

.
.
.
Tbc~
MunLovea
Sabtu, 18 April 2020

Teman Kelas - Choi Soobin [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang