Suara petikan kompor dan aroma lezat memenuhi rumah besar keluarga Choi pagi ini. Tepat didapur seorang laki-laki dengan telaten meracik bumbu yang ada, dan jangan lupakan celemek yang menghiasi badan tegapnya.Dengan raut wajah cukup serius Yeonjun menuangkan beberapa bumbu yang ada kemudian mencicipi masakan yang biasa dia buat oh bukan, baru saja maksudnya dan percayalah dia pertama kali bangun sepagi ini guna memasak sebuah bubur, ya hanya bubur padahal bisa saja menyuruh pembantu rumah itu tapi dia cukup sadar bahwa sebenarnya dia bukan majikan disini, tapi majikan disebuah rumah lain yang tak kalah besar, hah sudah cukup menyombongkan diri.
"Ngapain bang?"
"Anying! Kaget gua." Manusia yang baru saja datang itu hanya tertawa pelan, dan duduk dibangku dengan meja makan didepannya.
Pagi ini terlihat sepi, mungkin ayah dan ibunya masih terlelap dan perlu banyak istirahat kala berurusan dengan beberapa kolega diberbagai negara, oh tentu saja bocah Choi ini kaya dengan bergelimang harta benda, tapi dia tidak pernah sombong.
Beomgyu hanya bisa mensyukuri semuanya. Membeli seadanya tanpa berfoya-foya kala sadar ini harta orang tua, bukan dirinya."Hehe, lagian baru juga jam setengah 7 udah ribut sendiri aja didapur, gua kira kan maling tadinya." Ucap Beomgyu kemudian meneguk air putih yang baru saja dia ambil
"Sorry ya, duit gua udah banyak." Sahut Yeonjun kemudian mengangkat mangkuk yang berisi bubur hasil masakannya, terlihat enak tapi entahlah bisa saja penipuan cover.
"Enak gak bang?." Menanyakan sebuah pertanyaan yang kurang berfaedah menurut Yeonjun, Yeonjun hanya memutar bola matanya malas kala Beomgyu hanya menatap bubur ciptaannya itu.
"Cicipin nih." Menaruh sendok dimangkuk itu kemudian Yeonjun memakan bubur lainnya yang sudah berbeda mangkuk.
Menyuapkan bahan yang ada disendok itu kedalam mulutnya Beomgyu mulai merapalkan do'a kalau saja ada butir-butir racun yang ditaruh Yeonjun, tidak! Hanya bercanda . Lagipula Beomgyu tidak mungkin berpikiran seperti itu, dia baru saja menganggap Yeonjun seperti kakaknya sendiri.
"Enak bang, gak ada rencana jadi next generation tukang bubur ikut konser?."
"Matamu tukang bubur, yakali heh! Muka udah kek Taehyung BTS gini disuruh jualan bubur, sorry say gak level." Yeonjun memakan kembali bubur buatannya itu lagi dan Beomgyu hanya terkekeh mendengarnya
"Hehe, omong-omong Taehyung BTS kan dari korea ya bang?."
"Gak, dari arab. Yaiyalah dari korea njir."
"Ck ngumpat mulu lu bang, masih pagi ini." Beomgyu pun selesai dengan buburnya dan kembali berbicara
"Ngomong-ngomong tentang korea, adek lu kan suka banget korea." Menyernyit heran saat Beomgyu berucap barusan, Yeonjun menatapnya dan menanggapi maksud itu.
"Hooh, fanatic malah, kamar dia aja penuh poster apalagi noh lemari ckck album lighstick apalah lagi namanya penuh pokoknya." Kembali mengingat kebiasaan adiknya dan bernostalgia kalau saja dulu dia sering mengerjai adiknya dengan mengancam akan memotong uang jajan kalau saja tidak mau menurut, tentu saja itu ancaman yang sadis bagi Wonji dia tak dapat membeli perintilan kpop lagi nanti.
"Hm." Berdehem pelan, Beomgyu mengingat dulu dia sering mencibir gadis itu karena menjadi fangirl, sering mangatainya alay, lebay dan lainnya.
Merasa bersalah ketika mengingatnya Beomgyu meringis sebentar karena kalimat pedas yang pernah terlontar kepada Wonji."Alay lu."
"Ck lebay amat."
"Gak guna lu jadi ketos."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN AWAY ● Choi Beomgyu✔
Fanfiction"After getting to know you, I can appreciate feelings more. After getting to know you, I can also appreciate more time. And now you are not beside me, I feel lonely. Let me enter your heart, and allow me to establish a relationship with you." ཱྀྀཛྷ Ch...