NwPpi15

4.3K 564 135
                                    


.

Pikiran Jimin blank total.

Bukan tanpa alasan pula!

Pertama, dirinya kaget akan kehadiran seseorang yang Jimin yakin sekali sebagai papinya, papi Jeon. Mulai dari wajah, lekuk, bentuk, wujud, rupa, Jimin tidak salah dalam menilai akan hal ini. Meski Jimin kurang beruntung dalam tinggi, tapi dia tidak kurang beruntung dalam melihat. Matanya masih sangat bisa digunakan, apalagi untuk membedakan hal demikian.

Itu papi Jeon, titik.

Kedua, meski wajahnya sama, tapi penampilannya terbilang berbanding 180° dari papi Jeon yang Jimin kenal. Meski suaranya sangat sama, memiliki intonasi yang tak ada bedanya, tapi cara bicaranya berbeda dari papi Jeon yang Jimin kenal. Yang ini lebih dingin dan tidak formal.

Ketiga, dirinya dipanggil dengan tiga sebutan sekaligus. Kecebong, cebol, dan kutil kuda. Apa papinya mendadak mendapat serangan hiv? Tapi apa hubungannya?

Yang pasti, lelaki yang saat ini berdiri dan menghalangi jarak pandang Jimin dalam jarak yang teramat dekat berhasil mengacak-acak pikiran Jimin.
Bahkan ketika dia merasakan sebuah ciuman di bibirnya. Tidak ada pergerakan apapun, hanya menempel biasa.

Meksi hanya menempel biasa, tapi keadaan Jimin luar biadab dari biasa. Selamatkan Jimin dari keadaan super canggung seperti ini.

"maaf gue cium lo tiba-tiba."

Ciumannya dilepas sama lelaki yang mengaku dirinya bernama Jeon Jungkook itu. Namanya saja sama. Tapi kenapa berbeda dari segi penampilan dan karakternya? Apa sedang april mop?

Tapi kan bulan april di tahun ini sudah lewat.

Jimin pengen terbang sejenak karena ciuman itu, tapi tiba-tiba dia minta maaf. Dan alasan dia minta maaf adalah karena sengaja mengalihkan suasana agar sumber suara tersebut pergi dengan embel-embel kehilangan jejak.

Ooh~
Jadi di sini Jimin dimanfaatkan?
Jika seperti ini, Jimin semakin tidak mengenal papinya sendiri. Meski jauh di dalam hati kecilnya Jimin yakin jika itu adalah papi Jeon, lelaki dewasa luar biadab tampan namun brengsek karena berhasil mengacak-acak hati Jimin, tapi dari penampilan luar yang tertangkap mata Jimin, tampak sangat jelas jika dia sangat berbeda dengan papinya.

"papi hmpphh.."

Mulutnya seketika dibungkam kembali dengan telapak tangan yang bersih dari luka dan darah. "gue bukan papi, kurcaci! Panggil Jungkook aja, bisa kan?"

Tuh kan!
Berbeda dari segi 'luar'!

Jimin tak kenal Jungkook yang ini dalam artian yang sebenarnya.

Oyah, nama panggilan Jimin bertambah lagi satu, sekarang genap empat. Kecebong, cebol, kutil kuda, sekarang kurcaci. Habis ini apa lagi ya?

"oke oke." kesal juga lama-lama. "lo gak bisa seenak jidat sexy lo itu nyium-nyium gue sembarang! Lo pikir gue panti cium apa??" Jimin teriak lagi karena total kesal.

Jimin memandang dengan alis berkerut, bibir mencibir, serta kedua tangan diletakan di kedua sisi pinggangnya. Songong kebangetan si laki-laki Jungkook ini. Lihat saja sekarang malah mengeluarkan sebatang rokok dan pemantik lalu menghisap benda mengandung luar biasa banyaknya racun.

Asap rokok tersebut dihembuskan tepat di wajah Jimin. "baper lo?" kemudian terkekeh pelan namun melayangkan tatapan lekat ke arah Jimin yang mana berhasil membuat lelaki mungil itu deg-degan.

Feelnya beda, sumpah!
Meski wajah sama, tapi makin lama dan seiring berjalannya waktu, Jimin mulai memandang lelaki itu sebagai Jeon Jungkook, pemuda brengsek baik dari sifat seenak jidatnya maupun dari tampan luar binasanya. Semakin lama Jimin seperti memandang orang yang berbeda, meski hati kecil Jimin memaksanya untuk memandang mereka sebagai orang yang sama.

ɴᴇᴡ ᴘᴀᴘɪ (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang