Gadis Berkebaya Biru

6.3K 433 11
                                    

Acara resepsi pernikahan dari pasangan selebritis terkenal tampak terlihat mewah dan megah. Para tamu undangan yang diundang dari berbagai lapisan dan profesi pun tampak berdatangan ke hotel bintang lima yang menjadi tempat resepsi pernikahan. Tak hanya itu, banyak wartawan yang juga meliput acara pernikahan pasangan itu.

Seorang perempuan berumur 27 tahun dengan memakai kebaya berwarna biru dongker yang dipadukan dengan kain serta riasan dan rambut yang disanggul simple tampak berlari menuju lift yang sebentar lagi akan tertutup.

"Tunggu!" teriaknya pada seseorang yang berada di dalam lift.

Pintu lift kembali terbuka ketika orang tersebut memencet tombol. Dengan napas yang masih tersengal-sengal, gadis itu masuk ke dalam lift dan tersenyum ramah pada laki-laki yang tadi memencet tombol. Saat gadis itu ingin memencet tombol lantai yang ia tuju, terlihat tombol tersebut sudah terlebih dahulu dipencet.

Oh, tamu undangannya Gisca sama Leo juga. Batinnya saat melihat mereka akan turun di lantai yang sama, ballroom hotel yang menjadi tempat resepsi sahabatnya sejak SMP, yaitu Gisca.

Suasana di dalam lift cukup hening, hingga akhirnya dering ponsel yang berasal dari ponsel gadis berkebaya biru dongker itu berdering nyaring. Lantas, hal itu membuat laki-laki yang ada di sebelahnya melirik sejenak gadis yang ada di sebelahnya. Satu kata yang bisa ia gambarkan dari gadis di sebelahnya yaitu cantik.

"Ya, halo?" ucap gadis itu dengan lembut.

"Rheva Agatha Pratama, dimana elo sekarang, hah?!" omel seorang perempuan disebrang sana.

Rheva, gadis berkebaya biru dongker itu langsung memejamkan matanya seraya menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar Gisca mengomel padanya.

"Iya-iya, gue udah di lift mau ke ballroom nih. Sorry telat..." ucap Rheva.

"Gue sebel sama elo. Janjinya mau dateng dari pagi waktu gue akad. Malah baru dateng pas resepsi. Telat pula."

Tanpa gadis itu sadari, laki-laki yang berada di sebelahnya tampak memperhatikannya diam-diam  hingga akhirnya bunyi dentingan lift yang membawa mereka terdengar.

TING!

Ketika pintu lift terbuka, Rheva lebih dahulu keluar dan berjalan tergesa-gesa dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. Sementara laki-laki itu masih tetap menatap gadis itu dan melangkah di belakangnya.

"Giscaa... lo tahu kan gue udah berusaha buat pulang semalam, tapi ternyata kerjaan gue baru bisa selesai tengah malam. Gue juga udah pesan tiket pesawat paling pagi ke Bandung, tapi pesawat gue delay."

"Yaudah, cepetan dateng."

Rheva memutar bola matanya. "Ini lagi isi buku tamu dulu sekalian masukin amplop nih buat elo sama Leo!" ujarnya sambil menulis. "Udah ya, bye."

TUUT

Sambungan telpon terputus. Rheva memasukkan ponselnya ke dalam clutch yang ia bawa sebelum ia melangkah masuk ke dalam ballroom. Ketika gadis itu masuk, ballroom hotel yang menjadi tempat resepsi tampak ramai dengan tamu undangan. Rheva melangkah menuju pelaminan tempat Gisca dan Leo berada saat ini. Sahabatnya itu tampak cantik mengenakan kebaya berwarna merah dengan suntiang yang menghiasi kepalanya. Melihat itu, senyum Rheva langsung terlihat. Ia bahagia melihat sahabat karibnya itu menikah dan tersenyum bahagia.

Ketika Rheva berada di pelaminan, Gisca langsung menatapnya kesal namun terlihat raut bahagia karena sahabat karibnya sejak SMP yang ia tunggu-tunggu datang juga.

Setelah Mendung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang