My Queen, Rheva Agatha Pratama

685 76 7
                                    

"Rhe, mau makan apa?"

Suara Rega yang bertanya pada Rheva di dalam mobil terdengar. Rheva yang sedang asik melamun dengan tatapan lurus pada jalanan yang macet di depannya, tampak tak mendengar pertanyaan Rega barusan. Sadar jika Rheva tak mendengarnya, Rega menghela nafasnya lalu menyentuh lengan Rheva.

"Sayang," panggil Rega.

Lantas, Rheva tersadar. Menoleh ke arah Rega dan mengangkat kedua alisnya kaget. "Ya, Mas? Kenapa?" tanyanya.

Rega menatap Rheva dengan senyum lembut. "Mau mam apa, sayang?" tanya Rega lembut, sama seperti senyumannya.

"Emmm... jujur aku nggak ada ide mau mam apa, sih, Mas." jawab Rheva dengan cengiran.

"Mau drive thru aja? Hujannya deras, Rhe." ujar Rega seraya menatap jalanan di luar yang sedang diguyur hujan deras.

Rheva mengangguk. "Boleh, Mas. Kita makan di mobil aja."

"Okay sayang, kita cari restorannya dulu yang ada di deket sini. Kamu pasti udah lapar." ucap Rega, lalu kembali fokus menyetir. "So, how's your day, sayang?" tanyanya kemudian.

Seketika Rheva mengingat kejadian hari ini. Kejadian dimana ia bertemu dengan Kemal si mantan menyebalkan.

"Nothing, Mas." jawab Rheva diiringi dengan helaan nafas. Ada jeda beberapa detik hingga Rheva kembali mengeluarkan suara. "Mas Re," ucapnya.

"Kenapa sayang?" sahut Rega seraya menatap Rheva sekilas karena ia sedang menyetir.

Mendadak, Rheva mengurungkan niatnya untuk bercerita soal kejadian hari ini. "Hmm... nanti aja deh, Mas. Habis makan aja aku baru cerita. Mas lagi nyetir soalnya."

Rega mengangguk. "Okay Rhe, Mas tahu pasti ada sesuatu yang buat kamu dari tadi melamun." ucapnya.

Rheva terkekeh pelan seraya menepuk lengan Rega pelan. "Ugh, Mas Re cenayang!" sahutnya dengan kekehan.

"No, no, no. I'm not." bantah Rega sambil menggelengkan kepalanya. "Nggak mungkin Mas nggak tahu kalau kamu nggak kenapa-napa hari ini. Feeling orang yang sayang sama kamu, pasti sadar kalau kamu lagi not okay, honey."

Dari kursinya, Rheva duduk agak menyerong untuk menatap wajah Rega dari samping. Menatap wajah laki-laki yang mencintainya dengan tulus. Laki-laki yang nyata, ada di depannya saat ini miliknya.

Mas Re, kayanya Tuhan sempurna sekali menciptakan kamu. Dan aku bersyukur bisa bertemu dan memiliki mu.

"Mas," panggil Rheva.

"Hmm?"

"I love you." ucap Rheva yang membuat Rega menoleh menatapnya.

Seolah mendukung, jalanan yang mereka lalui saat ini membuat mobil yang Rega kendarai harus berhenti beberapa saat.

Tangan kanan Rega yang tadinya berada di stir mobil, berpindah. Mengelus rambut Rheva dengan pelan dan sayang. "I love you too. More than you know that I love you so much, Rheva." sahutnya dengan senyuman.

Mendengar dan melihat Rega, membuat senyuman Rheva mengembang. Entah sudah berapa kali Rheva melihat Rega yang seperti ini padanya, namum tetap membuat Rheva merasa jika ada bunga yang bertebaran di sekitarnya. Kalau versi lebaynya, Rheva selalu bilang "duh, aku meleleh akan senyuman mu, Mas." namun sayangnya ia tak pernah berani mengatakan itu di depan Rega.

Jelas, karna Rheva malu.

Beberapa detik setelah Rega menyelesaikan kalimatnya, bibir laki-laki itu mendarat di kening Rheva, lama. Membuat Rheva memejamkam matanya sesaat.

Setelah Mendung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang