"Rheva Agatha Pratama,"
Langkah Rheva yang baru saja menjauh dari mobilnya terhenti ketika sebuah suara memanggil namanya dengan lengkap. Rheva kemudian memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggil namanya tadi. Seorang perempuan dengan dandanan modis-nya, tampak berdiri tak jauh dari hadapannya. Siang ini, Rheva memang akan melakukan meeting bersama dengan client-nya yang tentunya bukan Kemal, disebuah restoran Jepang. Namun kenapa yang berdiri di hadapan Rheva saat ini seorang perempuan yang sangat ia benci, Amanda. Istri Kemal.
Rheva tersenyum miring seraya mendengus pelan. Gadis itu kemudian maju beberapa langkah untuk mendekati Amanda yang menatapnya. "Yes, I'am." ucap Rheva. "Ada apa, Nyonya Kemal?" tanyanya kemudian.
Amanda yang masih menatap Rheva, tampak terlihat sinis. "Gue perlu bicara dengan lo." jawabnya singkat.
Rheva melepas kacamata hitam yang ia kenakan, lalu tertawa sinis. "Sayangnya, gue sibuk. Nggak ada waktu untuk bicara atau ngobrol santai sama lo. Sorry." ucap Rheva. "Dua puluh menit lagi, gue akan bertemu dengan client. Jadi gue nggak puya waktu banyak untuk ngeladenin lo bicara. Take it or leave it. Twenty minutes."
"Mundur dari project yang lo lakuin dengan Kemal sebagai client lo." ucap Amanda dengan tegas.
Kernyitan di dahi Rheva langsung terlihat. "Kenapa lo suruh gue? Kenapa lo nggak suruh suami lo yang membatalkan kontrak perihal project itu?" tanya Rheva. "Gue bahkan dari awal, nggak mau terlibat project yang sama dengan Kemal dan mau mengundurkan diri dari project itu. Rasa-rasanya, kalau gue nggak professional sepertinya gue nggak sudi harus bertemu lagi dengan laki-laki yang sudah membatalkan pernikahan dan membuat gue trauma untuk membangun sebuah hubungan lagi. Tapi, SUAMI lo itu maksa gue untuk ikut gabung dengan meminta gue lewat atasan gue." sambung Rheva.
"Kalau lo sama-sama perempuan dan tau perasaan gue, mundur dari project itu." ucap Amanda.
Rheva menghela nafasnya kasar. "Apa? Gue nggak salah denger, nih, Man?" tanya Rheva dengan nada kesal. "Lo pikir, lo waktu ngerebut Kemal dari gue, lo tau perasaan gue gimana? Eh, lo tau nggak sih betapa hancurnya gue waktu itu dan sekarang lo ngomong kaya gitu? Otak lo dimana, Amanda? Gue juga nggak bego untuk ngerebut Kemal dari lo sekarang. Amit-amit banget gue. Tapi suami lo yang masih ngejar-ngejar gue lagi. Bahkan gue sudah menemukan laki-laki yang jauh lebih baik dari Kemal dan tentunya lebih setia." jelas Rheva dengan kesal.
Amanda menatap Rheva kesal. "Gue istrinya sekarang, gue minta lo untuk mundur dari project itu." ucapnya.
"Udah deh, stop nyuruh gue. Udah ya, gue sibuk. Waktu gue untuk bicara sama lo soal topik yang nggak guna ini udah habis. Bye." ucap Rheva lalu berjalan meninggalkan Amanda yang masih kesal dengan Rheva.
Baru beberapa langkah Rheva meninggalkan Amanda, lengan Rheva ditarik oleh Amanda. Membuat Rheva semakin jengkel dengan kelakuan perempuan aneh satu ini. Maunya apa, sih? Rheva tidak pernah mengganggu kehidupan mereka, namun Kemal yang secara mendadak muncul di kehidupannya. Membuat Amanda malah menemuinya seperti ini, bahkan secuil dari Kemal saja, Rheva sudah tidak sudi menyentuhnya. Justru yang Rheva inginkan hanyalah Rega. Just him.
"Duh, apalagi sih, Amanda?" tanya Rheva kesal dan menatap Amanda jengkel.
Amanda berdecak. "Lo mundur." jawab Amanda dengan tegas.
Rheva memutar bola matanya kesal. "Lo kalau mau nyuruh gue mundur dari project Kemal, lo yang minta ke atasan gue dan suami lo. Bukan ke gue. Gue di dalam project pun, professional kok. Jelas-jelas suami lo yang minta gue lewat atasan gue untuk harus ikut berkontribusi di project itu padahal gue sudah menolak." ucapnya. "Nih ya, kalau lo mau sekarang ikut gue untuk ketemu client dan kebetulan atasan gue ada di sana. Lo bisa bicara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Mendung
RomanceRheva bertemu dengan Rega ketika ia mulai menata kembali hatinya yang hancur karena dikhianati oleh tunangannya yang berselingkuh. Sementara Rega, jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Rheva malam itu. Setelah enam tahun lamanya tak pernah...