Be Gentle

697 85 4
                                    

Hari Sabtu namun Rega masih ada operasi hingga sore hari sejak pagi? Sudah biasa untuk Rheva. Bukan hal baru untuk Rheva yang mengetahui jadwal operasi Rega pada weekend seperti ini. Mungkin jika dulu mantan-mantan Rheva pada weekend adalah hari dimana mereka bebas dari segala pekerjaan setelah mumetnya menjalani hari sejak Senin, namun berbeda dengan Rega, calon suaminya sekarang ini. Berpacaran dengan Rega itu artinya Rheva harus menerima segala resiko termasuk waktunya bersama dengan Rega harus terpotong karena tugas dan kewajiban Rega untuk menolong pasien-pasiennya. Tetapi itu tak menjadi masalah selama Rheva menyikapinya dengan santai. Toh, ia juga terkadang masih sedikit sibuk mengurusi pekerjaannya ketika weekend. Jadi tak terlalu dibawa pusing dan ribet oleh Rheva.

Seperti hari ini, Rheva sudah duduk di cafe yang ada pada rumah sakit tempat Rega praktik. Menunggu Rega yang akan selesai operasi sebentar lagi. Baru setelahnya ia dan Rega berencana untuk makan malam bersama. Sambil menunggu Rega selesai, gadis itu sibuk berkutat dengan layar laptop yang ada di hadapannya. Menyelesaikan sisa pekerjaan kemarin yang belum sempat ia selesaikan.

"Sayang, maaf ya aku lama." ujar suara berat yang sangat dikenali oleh Rheva. Siapa lagi kalau bukan Rega, calon suaminya.

Rega duduk di kursi, berhadapan dengan Rheva. Memasang senyumnya pada Rheva, walaupun tampak guratan lelah dari wajah Rega. Namun tak mengurangi tampan di wajahnya.

Rheva membalas senyum Rega. "Gapapa, Mas Re. Rheva juga belum lama kok nunggu Mas disini." ucap Rheva seraya menutup layar laptopnya.

"Lagi ngerjain apa, Rhe?" tanya Rega.

"Sisaan kerjaan aku kemarin, Mas. Udah selesai juga sih, baru aja." jawab Rheva lalu meminum kopi susu yang ia pesan tadi.

Rega menganggukan kepalanya. "Hmm gitu," sahutnya. "Rhe jadi mau mam apa?"

Rheva tampak berpikir sesaat. "Apa ya, all you can eat aja kali, ya. Mas pasti belum mam dari siang, kan?" tanya Rheva.

"Belum sayang. Mas dari pagi ada operasi kan." jawab Rega sambil memandangi wajah Rheva yang tampak cantik hari ini dengan riasan natural. "Rhe mau mam itu aja?"

"Iya, mam all you can eat aja yu, Mas." ucap Rheva. "Hitung-hitung cheat day Rheva minggu ini deh." sambungnya.

Kekehan dari Rega terdengar. "Boleh sayang." ujarnya.

Rheva kemudian merapikan barang-barangnya setelah mematikan laptopnya. Gadis itu lalu menatap Rega yang sedang menatap layar ponselnya ketika beberapa saat lalu berbunyi. Mungkin, sedang membalas pesan yang masuk tadi. Sambil menunggu Rega yang masih sibuk dengan ponselnya, Rheva menghabiskan kopi yang ia pesan tadi ketika menunggu Rega. Merasa jika sedang diperhatikan oleh Rheva, Rega akhirnya tersadar dan mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

"Kenapa sayang?" tanya Rega pelan.

"Gapapa, lagi liatin Mas Re aja. Udah selesai memangnya?" tanya Rheva balik.

Rega memasuk kan ponselnya ke saku kemejanya. "Udah sayang." jawabnya. "Yuk kita makan sekarang. Mas udah laper banget, nih." ajak Rega.

Kekehan Rheva terdengar. "Yuk, Rhe juga udah laper, sih." sahutnya.

Keduanya lalu berjalan keluar dari cafe dengan Rega yang merangkul pinggang Rheva. Namun ketika mereka berada di lobby, pandangan Rheva tertuju pada seseorang yang baru saja keluar dari lift. Dengan cepat, Rheva mengalihkan pandangannya lalu melirik Rega sesaat. Dalam hatinya, ia berharap jika orang tersebut tak melihatnya dan berharap juga tubuh tinggi Rega bisa menutupinya. Namun sepertinya harapan Rheva harus pupus begitu saja ketika orang tersebut memanggil namanya. Sontak Rheva terkejut, begitu pula dengan Rega yang ikut menoleh pada seseorang yang memanggil nama calon istrinya itu.

Setelah Mendung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang