Jari telunjuk Rega tampak mengetuk-ngetuk stir mobilnya seiring dengan irama air hujan yang jatuh dan mengguyur mobilnya. Dengan tatapan lurus dan menatap orang-orang yang sedang menyebrang di zebra cross, Rega menghela napasnya kasar. Pikirannya sejak tadi dipenuhi oleh sikap Rheva yang tampak berbeda.
Rhe, kamu kenapa sih hari ini? Batin Rega.
Suara klakson dari mobil yang ada di belakangnya membuat Rega tersadar. Ia melirik sejenak lampu merah yang sudah berganti hijau, lalu mengemudikan mobilnya lagi. Entah apa yang membuat Rega tiba-tiba mengemudikan mobilnya menuju jalanan rumah Rheva, namun perasaannya saat ini terasa bercampur aduk. Bahkan selama ia mengemudikan mobilnya menuju rumah Rheva, laki-laki itu tampak gusar. Ada sesuatu yang membuatnya seperti itu.
Hujan yang turun semakin deras. Membuat Rega harus memfokuskan pikirannya sejenak untuk menyetir. Walaupun ia menyadari jika mobil yang ia kemudikan terlalu cepat, Rega tak peduli. Tujuannya saat ini hanyalah rumah Rheva. Baru ketika mobilnya memasuki komplek perumahan Rheva, Rega menurunkan kecepatan mobilnya.
Ketika jarak antara mobilnya dengan rumah Rheva hanya berjarak 100 meter, Rega refleks menginjak pedal rem mobilnya hingga terhenti. Pandangannya tertuju pada sosok yang sejak tadi memenuhi pikirannya, Rheva. Tampak Rheva sedang berdiri di depan rumahnya dengan seorang laki-laki yang tak Rega kenali. Hingga akhirnya ketika Rega melihat Rheva menepis berkali-kali tangan laki-laki yang mencoba meraih tangannya, membuat Rega kembali mengemudikan mobilnya dan berhenti tak jauh dari tempat mereka berdiri. Lantas, Rega langsung turun dari mobilnya dan berlari menghampiri Rheva sebelum akhirnya ia menarik gadis itu kedalam pelukannya.
Dan di bawah derasnya hujan malam itu, Rega menatap sengit laki-laki yang terkejut akan kedatangannya.
"Anda siapa? Berani-beraninya menyentuh Rheva." ucap Rega dengan dingin.
Rheva yang berada di pelukan Rega, hanya bisa memeluk erat tubuh Rega ketakutan.
"Gue Kemal, mantan tunangan Rheva." ucap Kemal dengan senyum miring dan menegaskan kata mantan tunangan.
Rega masih terlihat tenang, walaupun raut wajahnya tak bisa disembunyikan jika dirinya saat ini benar-benar ingin menghajar wajah Kemal.
"Oh, mantan tunangan. Saya Rega, calon suami dari Rheva." balas Rega masih dengan tatapan tajamnya menatap Kemal.
Tak lama setelah Rega membalas ucapan Kemal, sebuah motor berhenti di depan mereka lalu melepas helm dan turun menghampiri Kemal. Ia adalah Dimitri, adik Rheva. Dimitri menatap Kemal dengan sengit dan meraih kerah kemeja Kemal.
"Gue udah pernah bilang ke elo waktu itu, jangan pernah ganggu hidup kakak gue lagi!" ucap Dimitri tajam. "Udah cukup lo sakitin kakak gue dulu. Kenapa lo balik lagi? Baru ngerasa nyesel kalau lo udah pernah menyia-nyiakan seseorang yang mencintai lo dengan cara lo selingkuh?"
Melihat Dimitri semakin menarik kerah kemeja Kemal, Rega tanpa melepas pelukan Rheva, menghampiri Dimitri. Sementara Kemal hanya menatap Dimitri dengan tatapan tajam juga.
"Stop, stop." ucap Rega seraya menarik Dimitri agar menjauh dari Kemal.
Dimitri menatap Rega sejenak, namun laki-laki itu langsung tersenyum dan menepuk-nepuk pelan bahu Dimitri seolah senyumannya menyiratkan biar-saya-yang-selesaikan, membuat Dimitri akhirnya menjauh dari Kemal.
Setelah itu, Rega kembali menatap Kemal. "Saya rasa kedatangan anda malam ini sangat menganggu Rheva. Oh, ada satu hal lagi yang mau saya sampaikan. Saya cuma mau bilang, jangan pernah ganggu dan temui calon istri saya lagi. Mulai malam ini." ucap Rega dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Mendung
RomanceRheva bertemu dengan Rega ketika ia mulai menata kembali hatinya yang hancur karena dikhianati oleh tunangannya yang berselingkuh. Sementara Rega, jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Rheva malam itu. Setelah enam tahun lamanya tak pernah...