Chapter 2

6.7K 834 199
                                    

[ Jangan lupa tinggalkan komentar ya ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ Jangan lupa tinggalkan komentar ya ]

<><><>

Xiao Zhan pulang sekitar pukul tujuh malam dan mampir di supermarket di dekat tempat tinggalnya untuk membeli bahan-bahan untuk makan malam. Jadwal lembur mereka sudah selesai dan hari ini dia pulang pada jam normal. Siang tadi Sun Enxi menelponnya dengan ponsel Xuan Lu, memberitahu kalau dia tidak bisa menarik uang atas namanya, semua akses gadis itu sudah ditutup meskipun ketika dia mendatangai tempat-tempat perbelanjaan yang dimiliki oleh keluarganya. Xiao Zhan tidak begitu kaget, tentu saja yang melakukan semua itu adalah ibu gadis itu dan Sun Enxi tidak bisa terus berdiam diri seperti ini. Gadis itu tidak akan bisa bertahan lebih lama tinggal bersamanya jadi ketika pulang nanti, Xiao Zhan akan berbicara baik-baik dengannya, membujuknya agar pulang setidaknya untuk sementara waktu sampai kemarahan ibu gadis itu reda. Dia tidak masalah tinggal bersama Sun Enxi, tetapi dia sungguh tidak tega harus melihat gadis itu hidup seperti bagaimana dia terlihat selama satu hari terakhir ini. Xiao Zhan terbiasa melihat gadis itu dengan tampilan yang sangat nyaman dan rapi, dan senyum di wajahnya selalu terlihat menyenangkan, tetapi Sun Enxi yang sekarang tinggal bersamanya terlihat berantakan. Gadis itu tersenyum tetapi hanya untuk membuat Xiao Zhan tidak merasa khawatir, dia tahu gadis itu tidak nyaman dan belum siap untuk tinggal di sana. Siapapun tidak akan siap jika tiba-tiba harus tinggal di ruangan sempit setelah dua puluh lima tahun terbiasa hidup yang jauh dari kata cukup.

Xiao Zhan melihat jam tangannya menunjukan pukul tujuh lewat lima menit, jarak dari halte ke tempat tinggalnya hanya sekitar sepuluh menit dan supermarket tempat dia belanja berada di belakang halte itu, karenanya Xiao Zhan biasanya membeli semua keperluannya setiap pulang kerja kecuali jika dia sedang libur. Dia melewati belokan terakhir untuk sampai ke gedung tua tempat tinggalnya ketika sebuah mobil yang datang dari belakangnya berhenti dihadapannya, membuat laki-laki itu harus berhenti. Xiao Zhan hendak kembali berjalan ketika pintu depan mobil berwarna merah itu terbuka dan seorang laki-laki dengan blazer panjang berwarna hitam yang terkunci rapi keluar dari mobil dan berjalan ke arahnya. Xiao Zhan berdiri tepat di bawah lampu yang menerangi jalan kecil itu untuk langsung tahu bahwa laki-laki yang sekarang sedang berdiri di hadapannya adalah Wang Yibo.

Wajah Xiao Zhan langsung berubah, dia sangat kaget hingga merasa sulit untuk berbicara. Dia hanya melihat laki-laki itu mencopot sarung tangan kulit hitamnya lalu memasukkannya ke dalam saku blazer. Dari apa yang Xiao Zhan lihat, laki-laki itu seolah sedang bersiap untuk membunuh seseorang. Menemukan kembali suaranya, dia kemudian berbicara.

"Kau..."

"Wang Yibo, kau kenal aku kan?" laki-laki itu memotong sebelum Xiao Zhan sempat untuk melanjutkan kalimatnya.

Wang Yibo tersenyum sinis seperti yang dia berikan pada laki-laki itu dan Sun Enxi pagi tadi. Dia menatap Xiao Zhan yang tidak lebih tinggi darinya sambil mengingat dengan detail setiap adegan kecil Sun Enxi yang berlari turun dari altar. Melihat Xiao Zhan dari jarak hanya satu langkah membuatnya sadar kalau laki-laki yang dicintai Sun Enxi ini benar-benar tidak lebih dari seorang laki-laki yang mengencari putri konglomerat karena tahu apa yang akan dia dapatkan di masa depan. Wajah pucat yang terlihat polos itu mungkin sudah membohongi beberapa gadis kaya selain Sun Enxi, tetapi Wang Yibo sudah cukup lama tinggal di dunia ini untuk tahu kalau wajah seperti itu memang adalah wajah yang selalu orang-orang kelas rendahan gunakan untuk memikat seseorang. Dia menahan diri untuk tidak meremukkan Xiao Zhan saat itu juga karena dia masih ingin mengatakan sesuatu yang akan membuat laki-laki itu sadar kalau dirinya tidak pantas menjadi alasan Sun Enxi berani menghinanya.

His Till We Lose [COMPLETED]Where stories live. Discover now