Wang Yibo terbangun tiba-tiba karena kaget akan sesuatu yang terjadi di dalam mimpinya lagi, untuk kesekian kalinya. Laki-laki itu mengatur nafasnya yang memburu seolah dia baru saja berlari selama berjam-jam sambil memandang atap rendah di atasnya. Laki-laki itu mengangkat tangan kanannya dan melihat jam menunjukan pukul delapan malam. Entah pukul berapa dia tertidur. Dia lalu bangun dan kakinya langsung bertemu dengan lantai begitu hendak turun karena kasur yang kecil.
Wang Yibo masuk ke kamar mandi dan keluar lima menit kemudian dengan celana panjang berwarna hitam dan menggantung handuk kecil di bahunya yang masih basah. Dia berjalan ke arah dapur kecil itu, mengambil panci kecil, mengisi air di keran, dan menyalakan kompor. Laki-laki itu kemudian berjalan menuju lemari yang tidak lebih tinggi darinya sambil mengeringkan rambut dengan handuk di bahu tadi. Dia menarik keluar sebuah kaos berwarna putih dan memakainya.
Laki-laki itu kemudian mengambil ponsel di atasnya meja rendah di samping tempat tidur, mengecek beberapa email masuk sebentar lalu mendengar suara yang menandakan air telah mendidih. Dia segera meletakkan ponselnya dan berjalan kembali menuju dapur, membuka lemari kecil di bawah kompor untuk mengambil satu bungkus mie instan lalu mengambil satu butir telur di kulkas.
Mie rebus itu siap kurang dari limat menit dan Wang Yibo sudah duduk bersiap untuk makan malam ketika pintu kamar diketuk. Pemuda itu menghela nafas dan meletakkan sumpitnya untuk beranjak dari tempat duduk.
Yong langsung membungkuk begitu dia membuka pintu.
"Tuan Muda"
Wang Yibo dengan wajah tenang dan tanpa menunjukan reaksi apa pun menjawab, "Apa?"
Bodyguardnya menyodorkan berkas yang telah disusun rapi, "Ini beberapa dokumen yang harus anda tanda tangani."
Laki-laki itu segera melakukan tugasnya ketika Yong berkata lagi, "Saya akan menjemput anda besok pagi."
Wang Yibo menyelesaikan tanda tangannya tanpa menyahut. Ketika laki-laki itu hendak masuk kembali Yong berujar lagi, "Sudah dua minggu. Tuan meminta anda untuk pulang."
Wang Yibo menutup pintu tanpa mengatakan apa pun. Sementara Yong berdiri di sana untuk waktu yang cukup lama sampai pria itu meninggalkan majikannya yang telah tidur di tempat Xiao Zhan selama dua minggu terakhir sejak laki-laki itu menghilang setelah melakukan operasi di hari kecelakaan itu terjadi. Wang Yibo tetap bekerja seperti biasa tetapi laki-laki itu sama sekali belum pulang ke rumahnya sendiri. Dia tidur di apartemen sempit Xiao Zhan seolah kamar itu adalah tempat tinggalnya. Sebenarnya bukan tugas Yong untuk meminta tanda tangan Wang Yibo seperti ini, tetapi asistennya. Namun ini adalah perintah langsung dari ayah laki-laki itu, sekaligus untuk mengawasi putranya.
Meksipun Wang Yibo sama sekali tidak pulang selama itu, ayahnya masih belum berniat untuk menemui dan berbicara dengannya secara langsung. Dia hanya menyuruh Yong menyampaikan pesan yang sama berulang kali. Entah siapa yang harus menyerah untuk bersikap keras kepala. Sementara gadis tunangan Tuan Muda mereka, masih tinggal di Beijing dan berharap laki-laki itu segera pulang.
YOU ARE READING
His Till We Lose [COMPLETED]
RomanceXiao Zhan menjadi penyebab gagalnya pernikahan yang akan menyatukan dua keluarga konglomerat karena dia dan calon mempelai wanita, Sun Enxi, telah menjalin hubungan selama dua tahun. Sementara itu, calon mempelai laki-laki yang merupakan pewaris uta...