Chapter 11

9.7K 780 470
                                    

"Kenapa membawaku ke rumahmu?" Xiao Zhan bertanya dengan wajah cemas sambil menaruh tasnya di sofa panjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa membawaku ke rumahmu?" Xiao Zhan bertanya dengan wajah cemas sambil menaruh tasnya di sofa panjang. Dia baru akan berbalik tetapi Wang Yibo tiba-tiba sudah mengangkat dan menggendongnya menuju tempat tidur.

"Hei!"

"Diam" desis Wang Yibo sambil melepas mantelnya sementara berada di atas Xiao Zhan yang sedang melihatnya dengan wajah kaget. Dia segera menunduk kembali dan mencium Xiao Zhan namun laki-laki itu mendorong bahunya pelan dan berkata, "Tunggu sebentar, aku harus bicara sesuatu."

"Nanti saja" balas Wang Yibo lalu mencoba mencium lagi namun laki-laki itu masih mendorongnya.

"Setidaknya biarkan aku mandi" ujar Xiao Zhan sambil berusaha untuk bangun. Wajahnya serius memikirkan kenapa Wang Yibo sungguh tidak sabaran. Bagaimana bisa dia membiarkan dirinya ditiduri setelah bekerja seharian, itu sangat memalukan. Xiao Zhan merasa dirinya benar-benar harus mandi.

Wang Yibo tampak kesal namun laki-laki itu menurut dengan menyingkir dari atas Xiao Zhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wang Yibo tampak kesal namun laki-laki itu menurut dengan menyingkir dari atas Xiao Zhan.

"Tidak perlu terburu-buru, aku tidak akan kabur" ujar Xiao Zhan setelah bernafas lega lalu dia turun dari tempat tidur yang besar itu. Dia melihat sekeliling untuk mencari letak kamar mandi namun tidak bisa melihatnya karena kamar yang luas dan lampu yang remang. Laki-laki itu berbalik dan hendak bertanya pada pemilik kamar namun belum sempat dia melakukannya, si pemilik kamar ternyata sudah berdiri di belakangnya dan langsung memeluk pinggangnya bersamaan dengan bibirnya yang telah kembali dicium.

Kaget, Xiao Zhan kembali berusaha melepaskan diri namun Wang Yibo malah menciumnya semakin dalam dan mendorong tubuhnya tanpa melepaskan tangan dari pinggangnya. Dia hanya merasa terdorong ke belakang tanpa membuka mata. Ketika merasakan punggungnya sedikit dingin, Xiao Zhan baru membuka matanya dan menyadari mereka sudah berada di kamar mandi, tepat di bawah shower.

Wang Yibo melepaskan ciumannya. Dia mengusap wajah Xiao Zhan dengan senyum yang membuat laki-laki itu tertegun lalu berkata dengan lembut, "Bagaimana mungkin melepaskanmu bahkan satu detik setelah apa yang katakan tadi."

Mata Xiao Zhan melebar, tidak menyangka bahwa hanya mengatakan dia merindukan laki-laki itu bisa membuatnya benar-benar merasa kalau Wang Yibo sangat mencintainya. Rasanya menakutkan, karena Xiao Zhan tahu bagaimana mereka akan berakhir jika perasaan keduanya terlalu kuat, bahkan sebelum semua ini dimulai. Namun dia sedang tidak ingin memikirkan hal-hal buruk itu, dia hanya ingin menikmati perasaannya sekarang. Apakah perasaan jatuh cinta memang selalu seindah ini?

His Till We Lose [COMPLETED]Where stories live. Discover now