═══════ ≪ •❈• ≫ ═══════
"Atas nama Ms. Valerie Watson!"
Yang dipanggil segera berdiri dari duduknya dan menghampiri meja kasir. Mengambil segelas Chatime yang sudah dipesannya, kemudian berterima kasih pada sang kasir.
"Terima kasih kembali," sahut si kasir ramah.
Valerie meminum Chatimenya dengan sebersit perasaan bersalah, hingga berjalan tanpa tau persis kemana ia melangkah. Gadis itu nyaris saja menabrak sebuah tiang listrik jika saja tidak ada yang menariknya.
"Valerie?"
Gadis berambut coklat itu menoleh, dan mendapati orang paling terakhir yang ingin ditemuinya.
"Oh, kau," gadis itu menggerutu. "Ada apa?"
"Aku tau kau sedih karena berpisah denganku, tapi jangan sampai kehilangan arah seperti ini," jawab orang itu. "Hei, aku baru saja menyelamatkanmu. Kalau saja tidak ada aku, kepalamu pasti sudah terbentur tiang."
Valerie menghela napasnya perlahan, berusaha tidak meninju laki-laki di depannya ini. Edward Harrison, pria yang pernah menemaninya selama enam bulan terakhir, muncul di hadapannya dengan perasaan tidak bersalah. Dua minggu lalu mereka berpisah karena Edward memilih gadis lain yang menurutnya lebih cantik dari Valerie.
"Apakah aku terlihat seperti ingin berterima kasih?" tanya gadis itu dingin. Ia terlalu kesal pada Edward namun tidak bisa memarahinya.
Anehnya, pria itu malah tersenyum. "Ayolah, aku tau kau malu-malu berterima kasih. Jadi aku anggap saja kau sudah mengatakannya."
Valerie mendecak. "Aku tidak peduli," ujarnya jengkel kemudian meninggalkan Edward begitu saja.
-o-
"Ada yang masih bisa saya bantu, Sir?"
"Tidak, tidak ada, Valerie. Terima kasih. Ngomong-ngomong, kau kelihatan pucat. Apa kau baik-baik saja?"
"Ah, iya. Saya baik-baik saja, Sir. Kalau begitu saya permisi dulu."
Dengan jantung sedikit berdebar, gadis bertubuh cukup jangkung itu meninggalkan ruangan dosen. Posisinya sebagai penanggung jawab kelas membuatnya dekat dengan beberapa dosen dan bersedia membantu mereka selagi bisa. Valerie senang menolong orang lain, dan tidak akan berubah dengan kondisinya yang sekarang.
Saat dia hendak berbelok masuk ke kelas, seseorang menarik tangannya membuatnya sedikit terkejut.
"Hai, Bella." Gadis itu tersenyum saat menatap orang itu. "Ada apa?"
Arabella Smith, salah satu gadis yang bisa dibilang sangat cantik di kampusnya, adalah teman Valerie sejak mereka masuk kuliah. Meskipun tidak duduk di kelas yang sama, mereka cukup dekat karena sama-sama menjabat menjadi penanggung jawab kelas. Dia juga terkenal baik dan ramah pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Life
FanfictionGadis itu menghela napasnya diantara rintik salju yang turun perlahan. Terengah, hingga tangannya mulai gemetar karena kedinginan. Kakinya pun terasa lemas, tidak sanggup menopang berat tubuhnya. Dan tepat disaat itu, seseorang memeluknya, menahanny...