10. About Waiting

10 3 0
                                    

═══════ ≪ •❈• ≫ ═══════

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

═══════ ≪ •❈• ≫ ═══════

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin bertemu dengan dokter Harris Jung, untuk check up."

"Apakah Anda sudah membuat jadwal sebelumnya?"

"Jadwal saya seharusnya hari Selasa, tapi ada sesuatu yang mendesak jadi saya datang hari ini."

"Baik, saya akan periksa jadwal Dokter Jung dulu."

Sembari menunggu si perawat memeriksa data di komputernya, Valerie menunggu dengan sedikit tidak sabar. Dia benar-benar tidak bisa menunggu hingga hari Selasa. Karena itu, begitu menyelesaikan sarapan dan membersihkan rumah sebentar, Valerie segera pergi ke rumah sakit.

Ken? Dia sedang pergi ke London City untuk menemui temannya, dan berjanji akan pulang sebelum matahari terbenam.

"Miss Watson?" ujar si perawat, agak mengejutkan Valerie. "Jadwal Dokter Jung sedang kosong hingga pukul dua siang, tapi karena ada pasien dari UGD, beliau sedang berada di ruang operasi sekarang."

Bahu Valerie agak menurun mendengarnya.

"Kira-kira operasinya akan selesai pukul berapa ya, Miss?"

"Operasi tersebut dimulai pukul sebelas. Mungkin akan selesai satu atau dua jam lagi. Anda bersedia menunggu?"

Valerie melirik arlojinya. Sekarang sudah pukul dua belas. Menunggu satu atau dua jam tidaklah sebentar.

Tapi tak apa. Kesehatannya lebih penting.

"Saya bersedia, Miss," jawab Valerie.

"Baik, saya akan mengirimkan jadwal check up Anda pada Dokter Harris. Anda bisa menunggu di depan ruangannya di lantai 2 koridor barat, Miss Watson."

Setelah mengangguk dan berterima kasih, gadis itu segera melangkahkan kakinya. Ruangan Harris berada di lantai 2, sehingga dia memilih menggunakan lift daripada tangga. Lift rumah sakit cukup ramai siang itu. Valerie hampir saja kehabisan napas didalamnya, dan buru-buru keluar begitu pintu lift terbuka.

Ia pun duduk di salah satu kursi yang berderet di depan ruangan Harris. Dibandingkan koridor lain di rumah sakit, koridor itu cukup sepi sehingga suasananya cukup tenang.

Setengah jam berlalu. Sejak tadi gadis itu sudah membunuh waktu dengan melihat-lihat recent update sosial medianya, namun ia tetap merasa bosan. Tapi ia tak boleh lelah menunggu. Setiap ada orang lewat di koridor itu, Valerie langsung menolehkan kepalanya dengan cepat. Berharap Harris yang datang. Namun harapannya tak terkabul karena pria itu tak kunjung muncul.

Karena sudah lama menunggu, gadis itu pun merasa mengantuk. Ia mengeluarkan headsetnya dan mendengarkan lagu-lagu kesukaannya.

Dan tak lama kemudian ia pun tertidur.

You Are My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang