8. Anniversary of Death

13 4 2
                                    

═══════ ≪ •❈• ≫ ═══════

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

═══════ ≪ •❈• ≫ ═══════

"Kau habis membeli sarapan diluar ya?"

"Tidak."

"Kalau begitu, kau membeli camilan di minimarket?"

"Tidak."

"Astaga.. Jangan-jangan kau tidur dengan teman priamu?! Makanya kau baru pulang tadi pagi?!"

"Demi Tuhan, Ken, jika kau terus mengoceh, aku akan melempar penggorengan ini ke wajahmu."

Terdengar gerutuan sebal dari kedua kakak beradik itu. Valerie yang masih membuat scrambled egg di dapur dan Ken yang menunggunya di meja makan. Padahal sudah berbulan-bulan mereka tidak bertemu, namun ketika bertemu malah bertengkar seperti ini.

Sejak dulu, Ken memang selalu menyebalkan karena dia terlalu cerewet dan sok tau untuk ukuran anak laki-laki. Meskipun dia bukan anak-anak lagi, menurut Valerie kelakuannya tidak berubah. Lihat saja, saat ini dia sedang menghabiskan camilan yang Valerie simpan untuk seminggu kedepan.

Benar-benar menyebalkan.

Secara kasar dia setengah melempar piring telur dan rotinya ke depan Ken. Anak itu meliriknya dengan sinis.

"Makan itu. Kalau tidak mau akan kubuang," omelnya.

Mulut Ken berkomat-kamit yang diyakini Valerie sedang memakinya dengan jutaan kata kasar, namun dia tetap menarik piring itu dan mulai melahapnya. Sesekali dia memelototi Valerie yang balas melihatnya dengan sinis.

"Ngomong-ngomong," Ken akhirnya bersuara setelah makanannya habis. "Kau bertengkar dengan Mum, ya? Kemarin sehabis menjengukmu wajahnya terlihat sedih. Itulah alasanku datang kesini. Membantu menyelesaikan masalahmu dengannya."

Dahi Valerie mengernyit sedikit. Bertengkar? Seingatnya tidak. Ibunya bahkan seharian membuatkannya makanan, membantunya membersihkan rumah, dan mengingatkannya untuk minum obat...

Ah, benar. Ibunya sudah tau kalau dia sakit. Pasti itulah alasan mengapa ia terlihat sedih. Dan kalau memperhatikan omongan Ken, sepertinya wanita paruh baya itu tidak menceritakan soal penyakitnya pada keluarganya yang lain sesuai dengan permintaannya.

Gadis itu buru-buru menguasai dirinya agar tidak terlihat seperti sedang mencari alasan.

"Mungkin ia kelelahan karena membantuku membersihkan rumah. Kau tau sendiri kan Mum agak alergi debu?"

Ken menatapnya secara intens padahal Valerie sudah berusaha menjawab senatural mungkin. Kemudian dia mengangkat bahu dan mengambil camilan Valerie yang lain. "Kau tidak ada kelas hari ini?"

"Ad—tidak ada. Diganti menjadi lusa," jawabnya. Ken mengangguk lagi, kini nampak makin tidak peduli. Dia kalau sudah makan sesuatu pasti akan bersikap seperti itu. Tidak mendengar omongan orang lain, dan fokus pada makanannya sendiri.

You Are My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang