Chapter 5

38 4 0
                                    

Sinar mentari sore berhasil membangunkan Mafta dari tidurnya, sinar yang menerobos masuk tanpa permisi dari celah jendela  . Itu karna balkon kamar mafta yang menghadap ke arah dimana sang surya akan berpamitan dan di gantikan oleh  senja. Ia terbangun pukul 16.35 , cukup lama ia tidur melesat ke alam bawah sadar yang sangat indah menurutnya. Ia bisa berpetualang dan melakukan apa saja yang ia inginkan . Mafta memang makhluk yang senang sekali berkhayal. Mafta tersentak, ia lupa bahwa nayla mengajak nya ke toko buku hari ini. Ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap jika nanti nayla datang ,nayla tak perlu menunggu lama. Tak butuh waktu lama, mafta pun telah menyelesaikan ritual mandinya. Dan hanya mengenakan baju kaos dan celana kulot Seperti biasa serta tak lupa pula melaksanakan kewajibannya kepada Allah SWT.

***

"Tok tok tok!"
Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Mafta., "Masuk aja"
"Kok lama sih, dari tadi gue nunggu di luar loh" ternyata nayla
"Kenapa ga masuk aja"
"Males, yaudah buruan"
"Bentar, lo ga liat gue lagi nyisir"
"Kelamaan, nanti keburu tutup toko bukunya" Sambil menarik tangan Mafta
"Iya iya" Mafta menjangkau tasnya yang ada di meja belajar.

Walaupun ada mobil, Mafta dan nayla pergi hanya menggunakan angkutan kota.
"Nay, lo mau beli buku apaan sih?"
"Novel"
"Ya ampun Nay, cuma mau beli novel doang, ngebet banget."
"Ya biarin, novel gue udah pada habis dibaca semua"
"Dasar kutu buku" ejek mafta.

Tak butuh waktu lama mereka pun telah sampai di tempat tujuan.mereka  memasuki sebuah toko buku yang lumayan besar itu. Dan Nayla pun mulai menelusuri rak buku yang ada di toko, sedangkan mafta hanya berjalan mengikuti Nayla dari belakang.

"Maf, lo yakin ga mau beli buku juga ini buku nya bagus-bagus loh " tawar Nayla

"Ngga deh, makassi!"
"Dih, yaudah"
"Nay, gue bosan nih, gua tunggu di luar aja ya"
"Yaudh, tapi awas aja lo ninggalin gue" ancam Nayla
"Iya iya bawel" Mafta mencubit pipi nayla dan bergegas pergi
"Iiih, sakit tau"Nayla meringis

***

Setelah keluar dari toko buku Mafta melihat sebuah kedai kopi yang berada persis di depan toko buku tersebut, ia memutuskan untuk menunggu Nayla di sana saja. Sembari memesan cappucino kesukaannya. Walaupun ia menyukainya baru tadi siang, dan itupun merupakan pertama kalinya Mafta meminum kopi.

"Ini mbak, silahkan diminum"
Ucap sang barista sembari menyuguhkan kopi pesanan Mafta
"Makasi mas" balas mafta tanpa menoleh
"Jadi sekarang mbaknya suka cappucino bukan kopi rasa trawberry lagi nih"ucap barista
Sontak Mafta menoleh

"Elo?!"
"Hai, masih ingat saya?"

Mafta terdiam, masih ingat katanya?, orang asing yang tiba-tiba sok tau perihal masalah Mafta, orang aneh yang memberi Mafta tissue dan berkata bahwa ia tak suka kesedihan?, siapa pula yang tak ingat tentang kejadian yang baru beberapa jam berlalu. Dia pikir Mafta sepikun itu sampai tak ingat. Pikir Mafta.

"Sorry, Ngga ingat " Bohong Mafta, bukan apa-apa, Ia hanya tak ingin memperpanjang percakapan.

"Lah, Kalo ngga ingat kenapa tadi bilang 'elo?!' " Alan memperagakan reaksi Mafta terhadapnya tadi.

"Iihh iya iya gue ingat. Tapi gue lupa nama lo siapa"

"Alano fradean gavin, panggil saja saya Alan." seraya duduk di depan mafta.

"Siapa suruh lo duduk di situ?"
"Dan siapa yang akan larang saya duduk di sini?"
"Gue akan bilang sama yang punya kedai kopi ini, bahwa ada orang aneh yang mengganggu ketenangan pelanggan."
"Bagaimana jika yang punya kedai kopi ini saya?"

"Serah lo deh" ucap Mafta acuh.
"Lagian sejak kapan lo ada di sini sih?" tanya mafta lagi
"Saya ada di semua kedai kopi yang kamu datangi"
"Udah lah, gue pulang. Ni duit kopi gue"
"Boleh saya antar kamu?"
"Enggak!"

Mafta berlalu meninggalkan alan dan segera menghampiri Nayla yang baru saja keluar dari toko buku.

"Darimana maf?"tanya nayla
"Ngga ada, ayo pulang"

     ***










NadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang