Alan tersenyum sembari melihat kepergian Mafta. Tingkah Mafta yang begitu acuh membuat Alan kagum,
Padahal banyak wanita di luar sana yang menginginkan keberadaan Alan di sisi mereka, dan pasti mereka akan sangat cemburu jika tau bahwa Alan telah menaruh hati kepada cewek jutek seperti Mafta.
"Perempuan tadi siapa bro?" tanya Reno seorang barista yang bekerja di kedai kopi milik Alan.
Ya, Alan tidak bercanda apalagi berbohong saat ia mengatakan bahwa Dia lah pemilik kedai kopi ini, walaupun dengan nada yang sedikit bergurau, namun ia bersyukur karna Mafta tidak mempercayainya, bukan apa-apa , Alan hanya tak ingin jika Mafta tau bahwa ia lah pemilik kedai kopi itu, maka Mafta tak akan menyukai kopi dan datang ke kedai kopi miliknya lagi. Sungguh Alan tak ingin itu terjadi"Calon istri" jawab Alan asal
"Widdih, pangeran kutub kita ini bisa jatuh cinta juga ternyata, biasanya kan semua cewek lo cuekin" ledek Reno
"Dia berbeda, malahan gue yang di cuekin"
"Seorang Alano Fradean Gavin di cuekin?" tanya Reno tak percaya
"Entahlah bro, she is so different, dan sepertinya dia juga ga sadar kalau kita satu sekolahan"
"Yaudah, selamat berjuang man"
"Pasti!" jawab Alan yakin
Alan pun segera membereskan cangkir kopi di meja dan membawanya kebelakang. Walaupun ia pemilik kedai kopi ini, namun ia tak pernah berlaku sebagai atasan yang hanya memerintah dan duduk dengan bergoyangkan kaki saja, ia akan selalu turun tangan dan memberikan contoh yang baik kepada barista lainnya, Alan merupakan pribadi yang ramah dan senang di ajak bicara. walaupun masih duduk di bangku kelas 3 SMA ia telah mampu mendirikan banyak cabang kedai kopi di kota tempat tinggalnya, Namun aneh nya setiap cabang nya ia beri dengan nama yang berbeda-beda. Entah lah, mungkin Alan memiliki maksud tersendiri , dan aku pun tidak tau apa itu.***
Sekarang, Mafta tengah duduk di kantin bersama Sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Nayla. Perlu kalian tau, Mafta merupakan sosok yang sangat periang dan mudah bergaul, senang berorganisasi dan pandai dalam hal berdiskusi, Namun semuanya berubah semenjak ia kembali ke rumah orang tua nya, ia menjadi sosok yang lebih pendiam, dan tak suka keramaian. ia lebih senang menyendiri, kadang ia membayangkan jika saja ia tersesat di tengah hutan sendirian, mungkin ia tak merasa takut apalagi cemas. karna baginya itu lebih menenangkan daripada berada di keramaian namun masih merasa kesepian. Percuma, makanya lebih baik sendiri saja sekalian.pikirnya.
Bukan tak peduli, Nayla sudah seringkali menyakan apa yang tengah Mafta rasakan,namun Mafta enggan untuk menceritakan, Mafta hanya bilang, "belum saatnya" Dan Nayla pun paham itu.
"Maf, lo tau ga, Novel yang gue beli kemarin, sumpah cerita nya keren banget tau" ucap Nayla mencairkan suasana
"Emng kenapa?"
"Jadi gini-,"
"Eh Nay, udah bel tuh. Ke kelas yuk!" Mafta memotong perkataan Nayla karna bel masuk kelas telah berbunyi
"Iiih, tapi kan gue mau cerita Maf"
"Udah , nanti di lanjutin di kelas aja "
"Yaudah deh" balas Nayla pasrah.
"Hehe, jangan cemberut dong"
Lagi-lagi Mafta mencubit pipi Nayla."Ihh Maf, lo kok hobby banget sih cubit pipi gue" oceh Nayla kesal.
"Jadi itu pipi, gue kira Bakpao"
"Serah lu!"
Tiba-tiba
"Aduhh!!" karna asik bergurau dengan Nayla , Mafta tak memperhatikan ke depan, dan untuk kedua kalinya Mafta menabrak seseorang, hingga dirinya terjatuh. Dan sekarang benar-benar kakak kelas lah yang di tabraknya.
Namun, berbeda dengan saat pertama masuk sekolah, sekarang Mafta malah mengoceh tanpa henti, sambil menunduk membersihkan debu yang menempel di rok nya."Kak alan.. , aduh itu si Mafta berani banget si." ujar Nayla pelan, ia khawatir Mafta akan di marahi oleh Alan karna telah menabraknya.
"Udah ngomelnya?" ucap alan.
"Be...lum" Mafta memberhentikan perkataannya sejenak.
"Kalau jalan hati-hati ta, bahaya tau" ucap Alan lembut.
"Lo..lo kok ada di sini sih?"
"Kan saya sekolah di sini juga"
"Kak Alan, Maaf in Mafta ya, dia ga sengaja kok. Jangan marah ya kak., permisi kak" potong Nayla dan langsung menarik tangan Mafta pergi.
"Tapi-,"
"Udah Maf, ayok"
Mafta dan Nayla pun meninggalkan Alan yang tak henti-hentinya mengulum senyum
"Lucu banget ya calon istri aku" ucap Alan dalam hati.***
Gimana nih, pilih Alan atau Zayyan??:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadir
Teen FictionEntahlah Al, rencana Tuhan memang selalu penuh dengan kejutan. Kita tak bisa merubah rencana-Nya. Kita hanya bisa menjalani semuanya sesuai naskah yang telah dituliskan. Mengambil pelajaran dari setiap episode yang kita perankan. Entah itu suka atau...