15

7.4K 566 67
                                    

Jika terkena serangan jantung sekejap, aku tidak tanggung jawab.                         

  "siang mbak" sapa Mona padaku yang sedang menuju parkiran mobil.

"Eh siang Mon, mau kemana? Mau makan siang yah?" Tanya ku pada Mona.

"Iya ni mbak, Mona lagi ga enak badan sebenernya, pengen nya tiduran aja " jawab Mona yang kulihat memang tampak lesu, bibir nya kering, dan matanya sayu.

"Yaudah Mona izin pulang aja, ayo sama mbak, mbak juga mau ke kos nya kalian, mbak mau jemput Oija" jawab ku sambil membuka pintu mobil.

"Loh, emang nya mau kemana mbak? tumben bareng sama mbak Oija" tanya Mona dengan ekspresi yang cukup heran, ya wajarlah karena baru kali ini aku akan jalan bersama Oija. Eh?

"Mau ke kantor nya keluarga mbak" jawab ku sederhana, ku pikir Mona akan diam, namun ia malah semakin penasaran.

"Ngapain mbak? Mbak Oija aman kan kalau ikut?" Tanya Mona yang membuat ku heran.

"Dih, emang nya kantor mbak itu gembong narkoba? Oija aman lah, orang di kantor ga ada apa apa kok" jawab ku sedikit ketus. Mona membuat ku heran.

"Heheh maaf mbak, ya siapa tahu gitu lo, mbak Oija kan ga pernah ke kantor nya mbak" jawab Mona yang kurasa tidak masuk akal.

"Udah udah, ayo sekarang pulang bareng mbak aja, tujuan kita kan sama" jawab ku mencoba tak memikirkan hal itu lagi.

"Tapi kan tas Mona masih di dalem" Mona nyengir dengan ekspresi polos nya.

"Udah, aman kalau tas, nanti mbak suruh staf buat nyimpen tas kamu, udah ayo mbak buru-buru, takut nya Oija udah ketungguan" jawab ku sambil tersenyum membayangkan Oija yang akan bersama ku seharian penuh ini. Eh?

"Yaudah oke deh" Mona langsung naik ke mobil dan kami pun menuju kos mereka.

sepanjang perjalanan

"Mon, Oija suka ga sama apel?" Tanya ku pada Mona , hmm ini kesempatan buat ku untuk lebih tahu mengenai Oija. Eh?

"Emmm setau Mona sih mbak Oija itu suka makan buah, ga pandang bulu, apalagi durian, beuhh dia suka banget" Mona bercerita dengan semangat, hingga aku pun ikut tersenyum.

"Ooo iya, hmm sayang nya mbak cuma punya apel ni, durian ga ada" jawab ku kecewa, karena aku hanya punya apel yang ku beli dari supermarket tadi setelah rapat di kantor.

"Ya ga papa atuh mbak, mbak Oija tu pemakan segalanya hahaha" cerita Mona lagi dengan lelucon nya.

Aku tanpa sadar terlarut dengan bertanya-tanya semua hal tentang Oija, aku tak perduli bila Mona akan menaruh curiga pada ku. Ya, aku pengecut, tidak berani bertanya langsung pada orang nya.

"O ya?"

"Lucu banget Mon"

"Mbak baru tahu kalau ada orang yang takut sama benang"

"Yah mudah mudahan ga bawa kerugian"

Kami terus bercerita tentang Oija, perjalanan kami terasa amat singkat, karena obrolan kami pun terdengar asyik.

"Nah, dah sampai, ayok mbak" ajak Mona padaku. Aku pun merapikan penampilan ku, takut kalau-kalau ada yang janggal. Jantung ku tiba-tiba berdegup kencang tatkala langkah kaki ini sampai di depan pintu kos milik Oija.

"Mbak oi, ini Mona, tebak Mona sama siapa hayoo" suara Mona terdengar nyaring, aku rasa suaranya bahkan terdengar hingga ke tetangga sebelah.

"Idih apa sihh Mo..." Suara itu terbata, gugup ketika mata kami bertemu, dia tampak kacau, rambut nya yang tergerai berantakan membuat aura kecantikan nya semakin tampak indah.

Bawa Aku Hijrah (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang