14

7.7K 648 86
                                    

Kejadian yang tak kuduga-duga terjadi malam ini. Aku tak pernah memikirkan bahwa aku berani melakukan itu kepada Izzati. Aku menyentuh nya dengan sangat-sangat berani, bahkan aku mencium nya, ya mencium nya tepat pada bibir nya.

Masih terasa manis itu, manis dengan sensasi lembut, oh....sungguh tak mampu aku memutar memori tentang kejadian yang mendebarkan itu. Debaran nya masih terasa, masih menciptakan degup jantung yang kurasa ekstrem saat ini.

"Mbak, titik nya udah sampai sini" suara seorang pria paruh baya menegurku yang sedari tadi melamun.

"Eh eh iya, maaf pak" aku pun bergegas turun dan memberi tarif sesuai aplikasi.

Khalid, ya pria itu terlihat aneh akhir-akhir ini, seperti tadi, beliau hendak mengantarkan diriku pulang, namun aku menolak dengan alasan "aku bisa sendiri" ku lihat guratan wajah nya tampak kecewa.

"Ada apa dengan mu Khalid"?
Batinku menerka-nerka.

Setelah kejadian tadi, aku sangat tidak enak hati kepada Izza. Aku tidak habis pikir, "aku menyentuh nya" dari mana perilaku lancang ini ku dapat? Ah entahlah.

Ku lihat wajah Izza ketika aku hendak pulang. Ekspresi nya masih tampak menggemaskan persis seperti insiden tadi. Izza terlihat malu-malu ketika mata kami bertemu. Hati ku dan hati nya seakan berbicara satu sama lain. Saling menguatkan, saling menenangkan, dan seolah berkata " semua akan baik-baik saja". 

Tunggu dulu, si pembuat onar itu, aku tak habis pikir bagaimana mungkin dia menguntit aku dan Izza. Imelda, gadis itu memang selalu menjadi benalu di hidupku. Selama nyawa nya masih tertanam di raganya, tubuhnya pasti selalu menjadi benalu di hidup orang banyak.  Ia menempatkan dirinya hanya sebagai toxic yang tidak berguna bagi orang lain. Bagiku, untuk apa kita menjadi seorang manusia yang tidak berguna bagi manusia lain. Bukankah hidup ini akan indah bila diri kita juga bermanfaat untuk orang lain.

Imelda, gadis itu adalah mantan pacar ku. Dahulu aku begitu mencintainya, mendambakan nya, bahkan aku rela menjadi budak cinta nya. Mata ku terlalu terbuai dengan kecantikan yang dia miliki, padahal wajah nya tidak secantik hatinya. Imelda, seorang gadis simpanan lelaki bernama Rudi, lelaki ini adalah seorang yang kaya raya, harta nya banyak, rumah nya dimana-mana, bahkan vila dan jet pribadi pun dia punya.

Imelda bukan satu-satunya, aku juga adalah bagian dari simpanan lelaki itu dahulu. Aku di gembala bak seekor sapi di Padang rumput yang luas. Aku mengabdi kepada Rudi karena hutang yang mengakar dari orang tua ku. Ya, alasan ini sungguh klasik, padahal aku bisa saja mencari pekerjaan halal lain, tetapi aku tidak berdaya, aku lemah, saat itu aku adalah seorang gadis berusia 18 tahun yang tidak tahu apa-apa.

Aku membiarkan Lelaki bajingan itu menggerayangi tubuhku, dengan syarat hutang orang tua ku lunas. Ketika itu aku bertemu dengan Imelda, ada 4 wanita yang berstatus sebagai simpanan lelaki bajingan itu. Kesucian ku direnggut, harga diri ku di hempaskan ke daratan bumi paling bawah, lalu diinjak, di campakkan, lalu di ludahi oleh warga kampung. Bayangkan, trauma yang ku dapat ketika usia 18 tahun mengubah mindset ku akan dunia yang ku pikir indah ternyata kejam.

Ketika pergumulan yang kurasa amat pelik, disaat itu juga Imelda bak bidadari kayangan datang menawarkan pundak untuk bersandar. Imelda begitu perhatian padaku, dia merawat ku, membela diri ku saat di siksa oleh lelaki bajingan itu, dan mencoba membantu ku untuk keluar dari rumah lelaki bajingan itu. Ternyata, semua itu adalah pencitraan, semua yang di lakukannya kepadaku tidak tulus, ia juga ingin mengambil keuntungan di balik itu semua.

Uang yang di beri oleh lelaki bajingan itu ternyata tak pernah sampai ke tangan ibu. Ternyata pengabdian ku selama ini kepada lelaki bajingan itu tak pernah melunaskan hutang ibu. Uang yang selalu ku titipkan kepada Imelda ternyata di gunakan untuk foya-foya. Uang yang ku amanahkan untuk di berikan ke ibu tak pernah ibu rasakan hingga ajal menjemput nya.

Bawa Aku Hijrah (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang