Are You Mine? [ Hyunjin ❣ Yeji ]

Menghilang

Semudah itu aku meninggalkannya, dan kali ini tidak ada kata kembali.

Yeji pulang ke hotelnya untuk memenangkan dirinya lalu mandi dan mencuci rambutnya. Ia lakukan agar perasaannya lebih tenang. Setelahnya ia naik ke tempat tidur dan menyandarkan tubuhnya. Sekilas ia melihat ke samping, tempat tidurnya terasa kosong tanpa ada Hyunjin, ingatannya kembali saat ia tidur bersama Hyunjin.

Apa yang harus aku lakukan? Memberitahu keberadaannya kepada appanya dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi

Apa aku rela jika Hyunjin kembali bersama Nancy

Tetapi apa Nancy masih menginginkan Hyunjin?

Seperti untaian benang kusut seluruh pemikiran Yeji tentang Hyunjin di kepalanya. Ia tidak mengerti apakah dirinya akan mengulang traumanya kembali dan penyesalan yang mungkin ia dapatkan seperti dahulu.

***

Pagi itu Yeji datang ke rumah sakit untuk melihat Hyunjin terakhir kalinya. Ia membawa surat yang telah ia tulis semalaman, surat yang kesepuluh yang berhasil ia tulis tanpa ada airmatanya yang menetes.

Untungnya saat itu Hyunjin masih tertidur, dan memudahkan Yeji untuk mewujudkan keputusannya yang telah bulat.

Ketika kamu menyentuhku, keinginan untukku pergi mungkin akan sirna, karena itu aku akan pergi tanpa pamit padamu

Yeji meletakkan suratnya di nakas di samping Hyunjin.

Aku juga tidak akan menyentuhmu untuk yang terakhir

Hanya menatap wajah Hyunjin yang penuh guratan luka dan beban yang berat.

"Hyunjin aku minta maaf, tapi aku janji ketika aku tiba di Seoul aku akan langsung memberitahu kepada appamu tentang apa yang terjadi denganmu. Aku akan menolongmu, aku yakin kamu akan sembuh."

***

Hyunjin, aku sungguh minta maaf, apakah ini cukup atau tidak tetapi aku harap kamu memaafkanku karena aku bisa berjuang untuk bertahan bersamamu hanya sampai di sini.

Aku tahu aku pengecut, dan sampai kapanpun aku hanya seorang gadis pengecut itu yang tidak pernah mau keluar dari zona aman hidupku. Aku juga yakin dirimu bukan yang terbaik untukku karena itu takdir yang datang kepada kita tidak pernah baik.