💕sixteen.

3.3K 484 44
                                    

libur pasca uas sudah tiba, yunseong membantu minhee membenahi barang-barangnya.

dia tampak gugup.

"kenapa mas?"

yunseong menggeleng, mengisyaratkan bahwa dia baik-baik saja.

"kita naik mobil aja ya."

"kereta aja biar cepet."

"no no no," yunseong menggeleng lagi, membayangkan naik kereta yang panas dan berdesakan.

"aku belum pesen tiketnya," lanjut yunseong.

"ots aja sih gampang."

"nanti dapatnya yang ekonomi."

emang ya mungkin hampir semua orang kaya tak sanggup merakyat.

"itung-itung simulasi mas, siapa tahu jatuh miskin besok."

"eh mulutnya."

tebakan minhee benar, yunseong tidak betah merakyat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tebakan minhee benar, yunseong tidak betah merakyat. dia yang terkenal lempeng tiba-tiba ribut gara-gara panas.

sambat teroz.

"panas banget, anjir."

"ini kursi apaan sih leherku berasa dipenggal."

"turun aja yuk."

"katanya naik kereta cepet, boong ya kamu."

"anjir anjir."

minhee terkekeh, melihat sisi lain dari yunseong adalah sesuatu hal yang langka.

tiba-tiba tangannya meraih jemari yunseong, menaruh jemari itu di pahanya, "tenang ya."

"panas."

minhee menarik leher yunseong, sehingga kepalanya bertumpu di bahu minhee, "udah tidur aja."

minhee sadar, dia memang terlalu marimas untuk yunseong yang starbuck, mana betah yunseong naik transportasi rakyat beginian.

yunseong perlahan tenang, memejamkan matanya.

pagi tiba....

minhee mengetuk kepala yunseong sehingga si empu terbangun, "lihat."

"apa?"

minhee mengetuk jendela kereta kemudian

yunseong terpukau.

"sebelah sana, desaku."

pemandangan yang jarang dia dapati di kota.

dia tersenyum.

(🍒)

"kok temennya ditinggal di ruang tamu sih, mini?" omel ibu minhee pada sang anak.

"ini mau buat minum, buk."

marimas • hwangmini ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang