7. An Advice

594 47 0
                                    

"Aghhhh, ini membosankan sekali, ttebayo!"

Hinata memandang sosok di depannya dengan pandangan datar. Sudah lebih dari lima kali Uzumaki di depannya ini mengatakan hal yang sama. Gadis bersurai indigo itu hanya bisa menghela napas dan kembali membaca buku.

"Hinata chan," panggil Naruto iseng

"Hm,"

"Apakah kau rindu rumah?" tanya Naruto lirih

Hinata langsung menghentikan kegiatannya. Ia melirik pemuda blonde di depannya ini yang sedang menatap pemandangan di luar jendela.

"Yah, kau bisa segera kembali ke sana dan ikut menjadi zombie," sahut Hinata seraya membalik halaman buku

"Kapan kita bisa menemukan bunga itu?," Naruto bertanya lagi

"Um entahlah, aku tak tahu," Hinata mengurungkan niatnya untuk memberikan jawaban judes. Pemuda Uzumaki di depannya terlihat lebih rapuh dari biasanya.

"Hai teman teman," Suara sapaan Shion kini hadir di antara mereka.

Kepala dua manusia berbeda gender itu langsung menoleh dan menangkap sosok Shion yang datang sambil membawa senampan makanan ringan beserta minuman tentunya. Tanpa basa basi, Shion langsung mengambil posisi duauk di samping Naruto.

"Apakah kalian sudah selesai?" Shion bertanya pada Naruto

"Tidak," jawab Naruto penuh kekesalan
"Kami tak menemukan apapun disini,"

"Memangnya apa yang kalian cari?" tanya Shion penasaran

"Sejujurnya, kami sedang mencari tentang bunga Pescalistus, dan berdasarkan asumsiku,  bunga itu ada di sini," Naruto menjelaskan secara gamblang

"Naruto—" Hinata berbisik lada Naruto.  Ia berharap Naruto bisa menutup mulut embernya kali ini saja. Saat ini bukan saat yang tepat untuk membuka semua rahasia pada Shion.

"Kenapa Hinata? Bukankah yang kukatakan itu benar? Otsutsuki menyimpan bunga itu,"

Hinata menatap uzumaki pirang disampingnya dengan pandangan tidak percaya. Astaga, andai saja Shion tidak ada disini, ia tidak akan segan untuk menjejali mulut uzumaki ini dengan tomat utuh. Dan–demi apapun itu!- ia akan melakukannya tanpa ragu!

Hinata berusaha menahan kekesalannya dan menginjak kaki Naruto keras-keras. Pemuda bermarga Uzumaki itupun mengaduh histeris dan balik memprotesnya dengan suara nyaring,
"Hinata chan! Apa maksudmu?! Ini sakit sekali, astaga. Aduduh.."

Bayangannya melempar Naruto dari jendela nampak menggoda bagi gadis bersurai indigo itu. Tapi niatan itu terhenti begitu suara tawa yang hangat mengambil semua atensi yang dimilikinya. Hinata menoleh ke asal suara dengan gerakan cepat. Ah, itu suara tawa Shion. Apa? Shion menertawakannya?

"Kalian lucu sekali saat bertengkar," Shion berkomentar
"—sangat serasi,"

Dua orang yang dimaksud Shion kini membulatkan matanya. Mereka saling bertatapan untuk sesaat. Sekelebat kemudian, rona merah membanjiri wajah mereka. Hinata hanya bisa menunduk untuk menyembunyikan wajah merahnya. Sementara Naruto, dia hanya menampilkan cengiran lebarnya sembari menekuk kedua tangannya di belakang kepala dengan santai.

"—jadi apa tadi yang kau bilang Naruto? mungkin aku bisa menjawabya," Shion kini angkat suara

"Ah, tidak apa apa Shion san. Kami hanya sedang membicarakan tentang bunga yang ditanam di halaman rumah Naruto," Hinata buru buru menjawab sebelum Naruto membeberkan semua kebenarannya.

"Benarkah? Tadi kudengar bunga itu ada di sini," mata Shion menyipit curiga

Sungguh rasanya Hinata ingin mencekik leher pemuda Uzumaki itu. Ia berharap bisa menjahit mulut lebarnya agar tidak mengatakan hal hal uang memojokan mereka. Seperti yang terjadi saat ini.

True Adventure [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang