4.

8.7K 386 38
                                    

"kamar mu ada di sebelah kamar ku"ucap Ervin datar.

"Oh ya,aku lupa bilang kalau kau jangan pernah sekalipun mengikuti masalah pribadi ku atau mencampuri urusan ku. Karena aku tidak suka kalau ada yang ikut campur dengan masalah ku"sambung Ervin dingin.

Arika terhenyuh''i-iya"ucapnya.

Ervin langsung memasuki kamar nya dan menutup pintu meninggalkan Arika yang masih termenung disana.

Mata Arika berkaca-kaca,ia langsung menghapus nya"kenapa aku cengeng sekali?!"tanya nya.

Arika langsung menuju ke bawah dan ia melihat Steven yang akan pergi.

"Emm--permisi"ucap Arika.

Steven menoleh lalu tersenyum"ada apa nyonya?"tanya nya.

"Apa tidak ada pelayan sama sekali disini?"tanya Arika.

Steven menggeleng"tuan tidak begitu menyukai keramaian nyonya"ucap nya.

"Begitu ya,terima kasih"ucap Arika.

Steven mengangguk lalu izin keluar karena ia memiliki urusan yang lain.

Arika berjalan menuju kamar Ervin saat akan mengetuknya ia tampak ragu. Namun ia menepisnya dan tetap mengetuk pintu Ervin dengan pelan.

Tok..

Tok..

"Ada apa?"sahut Ervin dari dalam.

"Boleh aku masuk?"tanya Arika.

"Ya."sahut Ervin.

Arika membuka pintu kamar Ervin,ia melihat Ervin sibuk dengan laptopnya.

"Kau ingin makan apa? Biar aku yang masak"tanya Arika.

"Terserah"ucap Ervin datar.

"Ti--"

"Kenapa kau cerewet sekali?! Urusi saja urusan mu sendiri jangan mengurusi ku!"bentak Ervin membuat Arika terkejut.

"I-iya,maafkan aku"Arika langsung pergi dari kamar Ervin.

Ervin termenung kenapa ia jadi merasa bersalah setelah membentak Arika tadi. Ervin menepis pikirannya toh ia melakukan yang benar kan.

Arika menuju dapur dan mulai memasak ia tidak tau kesukaan Ervin ,ia hanya memasak tumis daging yang pernah di ajarkan mendiang ibunya.

Dan tidak lupa memasak sayur untuk pendampingnya.

Handphone milik Arika berdering ia langsung mengangkatnya.

"Hallo?"ucap Arika.

"Apa benar anda nyonya Arika?"tanya nya.

"Benar,ada apa?"tanya Arika bingung.

"Kami dari perusahaan Antony's group,menerima Anda untuk masuk ke seleksi selanjutnya. Nanti siang anda bisa langsung menuju perusahaan untuk kami wawancara"ucap nya.

"Benarkah? Syukurlah,kalau begitu aku akan datang nanti sore. Terima kasih banyak"ucap Arika.

Tut~

Arika memekik senang usahanya membuah kan hasil teryata, mengantri berjam-jam untuk mendapatkan formulir dan mengantuk menunggu giliran.

Tunggu sebentar,bukan kah Ervin nama belakangnya Antony. Arika menepuk keningnya berarti ia mendaftar kerja di tempat suaminya berada.

Ah ngomong-ngomong suami,Arika tersenyum masam. Mungkin hanya ia yang menganggap pernikahan mereka benar-benar ada sedangkan Ervin ia bahkan mungkin menganggap dirinya tidak ada.

"Semangat Arika,kau pasti bisa!"

∆∆∆

"Dia sudah menikah"ucap pria yang mengenakan masker di wajahnya.

"Begitu ya,teryata masih ada gadis yang mau menerimanya"ucap pria yang sedang duduk di atas meja.

"Rencana selanjutnya?"tanya pria yang mengenakan masker.

"Pantau lebih dulu,aku ingin lihat kehidupan nya seperti apa. Membuat dia lumpuh belum memuaskan bagiku,aku ingin melihat dia lebih tersiksa dari sebelumnya!"pria yang duduk di atas meja menyeringai.

"Kau benar,aku akan memantau nya."

_________________________

Arika mengetuk kembali pintu kamar Ervin.

"Boleh aku masuk?"tanya Arika di balas dehaman Ervin dari dalam.

"Ada apa?"tanya Ervin.

"Itu--aku akan bekerja di perusahaan mu,tapi kau jangan khawatir aku akan menganggap kita tidak kenal. Aku tidak akan menyusahkan mu"ucap Arika dengan cepat.

Ervin menatap Arika dengan tatapan yang sulit di artikan"ok."jawabnya.

Arika tersenyum"kalau begitu aku harus pergi sekarang,aku sudah masak. Kau bisa makan nanti,kalau begitu aku pamit dulu"ucapnya langsung pergi dari hadapan Ervin.

Ervin menelpon Steven"Steven,berikan aku data lengkap istriku. Sekarang!!"ucapnya.

"Baik tuan"sahut Steven.

Tut~

Ervin termenung,istri? Memang benar ia sudah menikah tapi kata istri itu spontan ia ucapkan.

"Ck! Apa yang kau pikirkan Ervin"gumam nya.

Ervin langsung bersiap-siap untuk bekerja,ia melewati meja makan memang benar ada makanan yang tersedia disana. Walaupun tidak terlalu mewah namun sepertinya enak untuk di makan.

Ervin melihat secarik kertas kuning disana.

Selamat makan, Ervin.

-Arika.

Ervin tersenyum tipis lalu mulai memakan makanan yang di siapkan Arika.

"Lumayan juga"gumamnya.

Ervin melahapnya hingga tandas ia berkata lumayan namun ia memakannya hingga habis. Di mulut mengatakan tidak di hati berkata iya sangat berbalik dengan fakta yang ada.

Ervin menuju garasi mobilnya dan Steven membantunya menaiki mobil.

"Ke kantor sekarang!"ucap Ervin.

"Baik tuan."ucap Steven.

"Tuan ini mengenai nyonya,apa perlu saya mengingatkan karyawan tentang--"

"Tidak. Tidak perlu,aku tidak ingin hal yang merepotkan terjadi nanti"ucap Ervin datar.

"Tapi tuan bagaimana kalau nyonya di ganggu--"

"Itu akan menjadi urusanku sendiri,jangan urusi itu!"ucap Ervin menatap Steven datar.

"Ba-baik tuan,maaf kelancangan saya"ucap Steven.

Ervin menatap ke luar jendela,ia melakukan hal yang benar bukan. Ia benci di repotkan,dan tidak suka di ganggu.

Ia benci hal sepele yang menyusahkan nya.

"Kita akan lihat sampai mana kau akan tahan dengan sikapku,Arika."

∆∆∆
TBC

Alur saya rubah maaf ya ,maaf banget terima kasih

My Beloved Wife [OPEN PO NOW!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang