6.

8.3K 387 29
                                    

Ervin memutar kursi rodanya menatap Arika yang menunduk.

"Aku tidak seseram itu"ucap Ervin dingin.

Arika menatap wajah Ervin dengan kikuk.

"Kenapa kau menyuruh ku kesini?!"tanya Arika bingung.

"Apa aku tidak boleh menyuruh istriku datang ke ruangan ku?"tanya Ervin datar.

"Eh--itu"Arika menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenapa hari ini Ervin sangat aneh dan membuat orang bingung karena sikapnya.

"Apa yang Darren tanya kan padamu?!"tanya Ervin.

"Itu--hanya pertanyaan biasa saja"ucap Arika gugup saat melihat tatapan Ervin yang mengintimidasi.

"Apa?!"tanya Ervin. Arika terdiam sejak kapan Ervin banyak berbicara padanya.

"Dia bertanya apakah dia tampan atau tidak"ucap Arika.

Ervin berdecak apa ia harus memberi pelajaran untuk Darren karena membuat pertanyaan seperti itu.

"Lalu?"tanya Ervin.

"Tidak ada lagi"ucap Arika dengan jujur.

"Ayo makan siang"ucap Ervin tiba-tiba.

"Eh--tapi kau tidak mau kita ketauan kan?!"ucap Arika kikuk.

Ervin menatap Arika dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Kau bawa dokumen itu"tunjuk Ervin.

Arika mengambil dokumen tersebut dan memeluknya dengan erat.

"Ikut aku"ucap Ervin,ia mendorong kursi rodanya keluar dari ruangannya.

Arika mengikuti Ervin dari belakang membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

"Valen"panggil Ervin.

"Saya tuan"sahut Valen.

"Aku akan membawa Arika untuk mengikuti rapat hari ini"ucap Ervin.

"Baik tuan"ucap Valen.

Valen menatap senang ke arah Arika dan di balas tatapan kesal ke arah Valen.

"Cepat!"ucap Ervin membuat Arika terkejut ia menyamai langkahnya dengan Ervin.

"Steven"panggil Ervin.

"Saya tuan"ucap Steven.

"Siapkan mobil"ucap Ervin.

Arika akhirnya menaiki mobil Ervin dan duduk di sampingnya.

"Tuan ingin kemana?"tanya Steven.

Ervin menatap Arika yang sedang menatap ke arah luar jendela.

"Kau ingin makan dimana?"tanya Ervin.

"Aku--ah itu restoran seafood dekat sini,walaupun tidak terlalu mewah. Makanan disana enak"ucap Arika sambil tersenyum lalu menatap ke arah jendela kembali.

Karena ia teringat akan perkataan Ervin yang menusuk ke hatinya.

"Tatap aku!"ucap Ervin.

Arika menatap Ervin"ada apa?"tanya nya.

"Ck! Apa pemandangan di luar lebih bagus dari pada aku"ucap Ervin.

Arika memandang aneh ke arah Ervin"apa kau sakit?!"tanya nya sambil memegang kening Ervin.

Ervin hanya menatap Arika datar ia langsung menarik tubuh Arika membuat nya terjatuh kedalam pelukan Ervin.

Ervin menarik dagu Arika dan mencium tepat di bibir Arika,membuat tubuh Arika membeku. Steven yang melihat dari kaca tersenyum simpul.

Ervin melepaskan ciumannya menatap tajam ke arah Arika.

"Jangan pernah mengabaikanku lagi."

∆∆∆

"Bagaimana ini,tuan David juga ingin memesan ruangan yang sama dengan tuan Ervin"

"Tidak bisa. Tempat ini sudah lebih dulu di pesan tuan Ervin."

Arika menatap pelayan yang baru saja membicarakan Ervin.

"Duduk dan makanlah!"ucap Ervin.

Arika duduk di depan Ervin dan mulai memakan makanan nya.

"Siapa yang berani memesan ruangan yang sama dengan tuan David,kalian masih ingin bekerja disini?!"

"Maaf nyonya mari saya antar untuk di tempat lain."

"Aku tidak mau ruangan yang lain David,aku tidak suka ruangan yang asing."

"Siapa yang berani melakukan ini pada tuan David?"

"Maaf nyonya"

"Minggir! Aku ingin melihat siapa yang tidak memberi muka untuk tuan David."

"Eh-eh nyonya tunggu--"

Brakk.

"Teryata Arika,ck! Kau semakin lama semakin tidak tau sopan santun"ucap Rere menatap Arika yang duduk di meja makan.

"Ah kau Rere,dari dulu sampai sekarang kau mengikuti Tessy seperti ekor anjing saja"celetuk pedas Arika membuat wajah Rere merah padam karena marah.

"Kau wanita sialan!! Semakin lama semakin berani"Rere berteriak marah ke arah Arika hanya di balas tatapan datar Arika.

Rere menatap Ervin yang sibuk dengan makanannya ia melihat kursi roda Ervin,Rere menatap sinis ke arah Arika.

"Semenjak kau putus dari David kenapa kau terlihat lebih buruk Arika. Bahkan kau berkencan dengan seorang yang...."Rere menatap remeh Ervin.

"Lumpuh"sambung Rere.

Arika menatap tajam"jaga bicaramu!!"

Ervin menatap tajam ke arah Rere yang baru saja mengejeknya. Sepertinya ia harus memberi wanita itu pelajaran.

Saat akan menjawab Tessy langsung membekap mulut Rere.

"Sialan!! Jangan asal bicara!"bisik Tessy.

Rere melepaskan bekapan tangan Tessy dari mulutnya.

"Apa? Aku membicarakan kenyataan,dia terlihat menyedihkan"ucap Rere.

Tessy menarik tangan Rere keluar dan menamparnya.

Plakk...

"Kenapa kau menamparku?!"tanya Rere memegang pipi nya yang memerah karena tamparan Tessy.

"Apa kau tidak tau dia siapa? Dia Ervin anak sulung keluarga Antony. Setelah kau berkata seperti itu apa dia akan membiarkan mu tenang?!"tanya Tessy marah.

Rere membeku"Er-Ervin? Bagaimana ini?!"tanya nya.

"Aku tidak bisa membantu mu jika kau mendapat masalah dari keluarga Antony"ucap Tessy memijat pelipisnya.

Tubuh Rere menegang dia menatap Tessy dengan wajah panik.

"Aku harus bagaimana?!"

∆∆∆
TBC

My Beloved Wife [OPEN PO NOW!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang