🌙
Sakura berjalan terseok melewati kerumunan warga dengan tergesa. Pancaran matanya nampak khawatir. Beberapa warga yang melihat mulai mengerumuninya yang duduk terjatuh sembari terisak pelan.
"Nak, ada apa. Kenapa banyak luka di tubuhmu ?" Salah seorang wanita paruh baya bertanya sambil menggandeng anak laki-laki.
"Baa-san, tolong teman saya. D--dia ditangkap hiks... hiks. Tolong." Sakura menangis tersedu sambil sesekali meringis merasakan luka pada lengannya.
"Sakura-chan !" Naruto berteriak, membuat beberapa orang menyingkir, memberikan jalan pada Naruto untuk lewat.
"Ada apa ? Kenapa kau terluka ? Dan, d--dimana Hinata ?" Naruto bertanya tanpa titik koma. Dirinya begitu khawatir saat netranya melihat Sakura yang menangis ditambah luka dan juga... ketiadaan sosok Hinata.
"Hiks...hiks. H--Hinata d-ditangkap. Aku terlambat menyelamatkannya hiks."
Naruto merasa jantungnya berdegup kencang. Hinata hilang ? Lalu apa yang harus Sakura katakan pada Sasuke nanti ?
"Kita temui Sasuke dulu."
Naruto menggendong Sakura, melewati kerumunan warga yang tengah berbisik. Hatinya masih risau. Kira-kira reaksi Sasuke nanti bagaimana. Dan apa yang harus ia lakukan untuk menghindari amukan Sasuke yang bisa saja melukai Sakura.
Naruto berjalan cepat menuju penginapan. Dirinya harus segera bertemu Sasuke dan membicarakan hal ini. Sebagian tugasnya disini memang untuk melindungi Hinata. Dan sekarang, Hinata menghilang. Lalu dimana tanggung jawabnya sebagai ketua dalam misi kali ini ? Itu perlu dipertanyakan.
.
.
."Sakura, dimana Hinata ?"
Sasuke bertanya dengan menatap kedua mata Sakura. Kini mereka bertiga tengah duduk di lantai kamar Naruto. Baru saja Sasuke pulang dari penyelidikan di hutan sebelah utara dan tidak menemukan apa-apa. Hasilnya nihil.
Dan sekarang, dirinya tidak kedapatan sosok Hinata sedari tadi. Padahal Sakura jelas-jelas di depan kedua manik matanya.
"Sasuke-kun, hiks...hiks...hiks. Maafkan aku, H--Hinata H--Hinata..."
"Katakan dengan benar !"
Sakura terlonjak kaget. Sasuke benar-benar marah. Sementara Naruto, dirinya hanya bisa memasang wajah takut sambil menelan ludah dengan susah payah. Temannya sedang tidak main-main. Dan ini, berbahaya.
"H--Hinata, H--Hinata hilang hiks... Tadi kami bersama dan terpisah. A--aku mencarinya. T-tapi aku malah bertemu d--dengan mereka hiks. Maafkan aku.."
Alis Sasuke berkedut. Yang dimaksud 'mereka' itu pasti Shitenshounin.
Kurang ajar !! Brengsek !! Sialan !!
Sasuke merasa kehilangan tanggung jawab saat ini. Dan ini membuatnya ingin sekali mencekik anggota Shitenshounin itu saat ini juga. Ia ini suami Hinata. Dan sekarang, istrinya diculik tanpa rekam jejak apapun. Lalu dimana letak tanggung jawabnya sebagai suami ?!
Sementara Sakura merasa jantungnya berdegup kencang. Namun tak ayal hatinya juga merasa senang. Hinata sudah tersingkir, tinggal berpura-pura berada di samping Sasuke terus dan perlahan Sasuke akan terbiasa lalu melupakan Hinata.
Masa bodoh dengan apa yang akan mereka lakukan pada Hinata. Mungkin saja mereka hanya akan mengambil kekkei genkai byakugannya.
Yang terpenting adalah, Hinata hilang dan...beres.
"Aku pergi. Kalian lanjutkan saja misi ini, aku akan ke Konoha." Sasuke berdiri setelah mengucapkan kalimat tersebut. "Sialan, aku tak becus menjaganya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String [End]
FanfictionWalaupun benang merah telah mengikat mereka berdua, kenapa kata 'terpisah' selalu mengintai hidup keduanya. Berawal dari perjodohan yang mengikat keduanya. Takdir mempermainkan hati dan perasaan mereka hingga perpisahan menjadi ujung perjuangan cint...