▫️▫️▫️
Hinata terdiam dengan gestur tubuh canggung. Di sampingnya ada Uchiha Sasuke, Haruno Sakura, dan terakhir Uzumaki Naruto. Mereka berempat baru saja selesai mendengarkan perintah misi dari Rokudaime-sama.
"Yah, aku tak salah menempatkan tim 7 dalam misi ini. Apa kalian keberatan?" tanya Rokudaime-sama sambil menopang dagunya menggunakan kedua tangan.
"Aku keberatan! Jika Nona Hime kita ikut, tim tujuh hanya akan direpotkan," tukas Sakura sambil melemparkan pandangan sengit ke arah Hinata.
Hinata yang mendengarnya langsung menunduk sedih. Ternyata seperti ini rasanya dibenci secara terang-terangan. Sangat tidak enak.
Sakura adalah orang yang mencintai Sasuke. Saat Sasuke bahkan sudah menikah, dan itu bukan dengan Sakura. Maka, sudah tentu dia akan mengibarkan bendera perang. Dan ini, Sakura mengibarkan bendera kepada orang yang salah.
"Kurasa sugesti mu sedikit tidak masuk akal, Sakura. Bagaimanapun, Hinata adalah orang yang sudah berkontribusi dalam kemenangan perang dunia ninja dulu. Apalagi dia berpangkat jounin dari Klan Hyuuga. Lalu, apalagi?" ucap Kakashi seolah membela Hinata sekaligus memojokkan Sakura.
Sakura bersungut-sungut, dirinya tidak terima jika harus bersama Hinata. Apalagi, Hinata adalah istri Sasuke saat ini. Namun perkataan Kakashi membuatnya mati kutu. Bagaimana pun, ucapan Rokudaime-sama adalah sebuah perintah.
"Baiklah. Jika tidak ada yang keberatan lagi. Kalian akan berangkat malam ini," ucap Kakashi final. Sakura mendengus sebagai jawaban.
"Ha'i, Hokage-sama," jawab Naruto dan Hinata serempak. Karena Sasuke memilih diam.
"Kalau begitu, silakan keluar."
Mereka berempat membungkukkan badannya dan berlalu keluar ruangan sang Hokage. Sakura yang pertama keluar. Ia menghentakkan kakinya sambil menggerutu kesal. Naruto yang melihat itu langsung menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Sakura. Ia bahkan sempat mengeluarkan candaannya demi menghibur hati Sakura yang ia yakini kesal setengah mati.
"Umm, Sasuke-san! Bisakah kita sarapan di kedai Paman Teuchi? Kurasa aku akan memasak siang hari," ucap Hinata.
"Kalau begitu, ayo!" jawab Sasuke setelah membalikkan badannya. Hinata mengerutkan dahi. Kemana sifat cuek Sasuke pagi tadi?
"Ayo!" ulang Sasuke yang melihat Hinata hanya terdiam.
Hinata tersadar. Ah, tentu saja! Saat di luar mereka berdua akan bersandiwara seperti suami dan istri biasa. Lalu, kenapa dia sedikit terbawa suasana tadi? Akhirnya dengan tersenyum, Hinata mengangguk dan berjalan bersisian dengan Sasuke.
▫️▫️▫️
"Istirahatlah! Persiapkan apa yang kau butuhkan. Nanti sore kita akan berangkat," ucap Sasuke sembari melepaskan rompi miliknya.
Sepersekian detik kemudian ia tersadar, lalu heran. Bagaimana dia bisa berbicara panjang kali ini? Biasanya, dia hanya akan mengucapkan beberapa kata singkat. Lalu, kenapa dirinya baru saja mengucapkan sebuah kalimat yang lumayan panjang?
Sasuke rasa, kuah ramen Paman Teuchi sedikit mengganggu kinerja syaraf dan otaknya. Sehingga dia bisa berbicara panjang seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String [End]
Fiksi PenggemarWalaupun benang merah telah mengikat mereka berdua, kenapa kata 'terpisah' selalu mengintai hidup keduanya. Berawal dari perjodohan yang mengikat keduanya. Takdir mempermainkan hati dan perasaan mereka hingga perpisahan menjadi ujung perjuangan cint...