🌙
"Aku yang akan pergi."
Satu kalimat pendek yang keluar dari mulut Uchiha Sasuke langsung membuat seisi ruang rapat tutup mulut dan menolehkan kepala kearahnya.
"Kau masih sakit, Bocah." Hanya Tsunade yang berani bicara pada akhirnya. Dimana logika Uchiha Sasuke dipasang saat ini?
Suasana ruang rapat semakin panas. Biasanya, disaat seperti ini Naruto akan bercanda dan membuat suasana rapat kembali normal. Sayangnya, Naruto bahkan tidak dapat tersenyum dengan tulus sedari rapat dimulai. Mulutnya terkatup, hanya mendengarkan apa yang orang-orang sedang bicarakan.
Hanya Naruto, Sasuke, dan Shikamaru yang diundang dari seluruh angkatan ninja muda. Lainnya adalah ketua klan-klan besar, tetua Konoha, ketua Anbu, dan Hokage.
"Segel itu tidak akan hilang meskipun penggunaannya telah tewas, huh, sangat merepotkan. Itu hanya akan hilang saat penggunanya benar-benar menghilangkannya. Dia mengendalikan setiap aliran darah tubuh korbannya. Seperti teknik Kagemane milikku namun yang ini lebih rumit.
Dari informasi yang kudapat, Klan Chinoike telah dibantai habis,...oleh salah satu anggotanya sendiri."
Perkataan terakhir dari Shikamaru berhasil membuat darah Sasuke berdesir. Kilasan itu kembali muncul. Dan hal tersebut berhasil membuat Sasuke hampir mengeluarkan Susano o karena mata kirinya telah berubah menjadi Mangekyo Sharingan.
Ini sering terjadi saat dia mencoba tidur. Dia akan terbangun dalam keadaan Mangekyo Sharingan yang aktif dan keringat bercucuran, napasnya juga kadang terengah.
Namun, sejak dirinya tidur bersama Hinata rasa cemas itu hilang meski terkadang masih terjadi. Dan itu membuat Sasuke risau saat mengetahui jika istrinya diculik. Jadi selama istrinya tidak ada, Sasuke hanya akan tidur selama dua atau tiga jam sehari. Hal itu membuatnya lelah. Sasuke butuh obatnya. Ia butuh Hinata.
' Brakk '
"Rokudaime-sama, maaf mengganggu anda dan yang lainnya." Salah seorang penjaga datang dengan membuka pintu ruang rapat dengan kasar. Napasnya tersengal dengan keringat menetes.
"Katakan, ada apa kau kemari?" Tsunade menjawab dengan nada malas. Ia tidak suka sifat Kakashi yang bertele-tele.
"Nona Haruno Sakura, melarikan diri Gondaime-sama. Saya dan beberapa pengawal sudah mencegahnya namun Nona Sakura terus melawan hingga akhirnya dia kabur. M--maafkan saya."
Penjaga tersebut memberikan penjelasan dengan singkat. Para tetua Konoha hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Sementara Hyuuga Hiashi, dirinya nampak mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.
Ingin sekali dirinya mencekik leher gadis Haruno tersebut hingga wajahnya memutih. Dirinya saja terkejut saat mengetahui jika Sakura bersekongkol dalam aksi penculikan Hinata. Dan saat itu juga, tangan kanannya gatal ingin memberikan pelajaran kepada orang yang sudah membuat putrinya dalam bahaya.
"Cari dan tangkap Haruno Sakura. Jangan biarkan dia menemukan Hinata sampai kita sendiri yang menemukannya!" Kakashi memberikan perintah kepada ketua Anbu. Dirinya sudah tahu kenapa Sakura kabur. Gadis itu pasti tahu dimana markas Shitenshounin berada. Dan tujuan utamanya adalah Hinata.
Sudah pasti Kakashi tidak ingin muridnya tersebut melakukan aksi nekat. Apalagi melihat kemampuan Hinata yang diluar dugaan, meskipun dirinya tengah dikendalikan.
"Naruto, pulang dan bersiaplah. Kita akan menyusul gadis gila itu malam ini. Aku tunggu tiga puluh menit dari sekarang."
Sasuke memberikan perintah kepada Naruto. Dirinya khawatir pada Hinata jika saja gadis itu harus berhadapan dengan Sakura sendiri. Tidak, Sasuke belum mencintai istrinya. Dia hanya merasa khawatir jika obat tidurnya akan terluka. Sudah, itu saja alasannya. Tidak lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String [End]
Fiksi PenggemarWalaupun benang merah telah mengikat mereka berdua, kenapa kata 'terpisah' selalu mengintai hidup keduanya. Berawal dari perjodohan yang mengikat keduanya. Takdir mempermainkan hati dan perasaan mereka hingga perpisahan menjadi ujung perjuangan cint...