▫️▫️▫️
Sudah satu minggu berlalu semenjak acara makan malam dirinya dan Sasuke. Bisa dikatakan jika acaranya sukses, tidak ada kekacauan atau kerusuhan.
Besok adalah hari pernikahannya. Tepat di hari Minggu pagi, semua tamu undangan telah hadir. Bahkan, keempat kage dari desa lain saja diundang langsung oleh Naruto dan Sasuke.
Sebagian besar dari masyarakat memang telah menerima Uchiha Sasuke, namun masih ada saja yang tetap membencinya.
"Apakah aku akan bahagia? Apakah Kami-sama benar-benar menyusun rencana ini agar aku bahagia?"
Hinata mulai ragu, namun ini bukan saatnya untuk ragu. Sudah terlambat untuk membatalkan semua ini. Hinata telah melangkah maju, pantang baginya jika kembali melangkah mundur.
"Sebaiknya aku tidur, besok adalah hari yang sangat panjang. Oyasuminasai, Hinata." Dan Hinata terlelap dalam buaian mimpi fana yang mustahil menjadi kenyataan.
▫️▫️▫️
Hinata menyunggingkan senyum manisnya. Walaupun ini pernikahan terpaksa, setidaknya ia bisa menunjukkan kepada semua tamu bahwa ia bahagia sekarang. Ia tidak peduli seperti apa ekspresi wajah Sasuke saat ini. Apakah laki-laki itu bosan, marah, kesal, atau apapun itu Hinata tidak peduli.
Sepanjang acara, Hinata tak henti-hentinya untuk tersenyum sampai-sampai tulang pipinya sakit karena terlalu lama terangkat. Ia menoleh saat mendengar seseorang berteriak kencang disertai pekikan yang lumayan keras. Ia juga melihat beberapa tamu undangan yang mulai berjalan menuju kerumunan tersebut.
Hinata penasaran.
Apa ada sesuatu? Apa ada musuh? Atau sedang ada penyerangan?
Tiba-tiba dirinya terkejut ketika melihat seorang gadis dengan rambut soft pink tengah berlari kearahnya.
Ya, Sakura, gadis itu berlari menerjang penjaga dan juga kerumunan tamu. Bahkan ia tak segan memberikan pukulan kepada mereka. Saat netra hijau milik Sakura menangkap sang pemeran utama pagi ini, ia langsung berlari sekuat tenaga dan melompat. Mengambil ancang-ancang agar bisa melancarkan pukulan hebatnya kepada Hinata.
"Shannarooooo!"
Sasuke dan Hinata spontan menghindar dengan lompatan. Sakura berhasil menghancurkan tempat acara sekaligus membuat tanah sedikit retak. Rupanya murid Gondaime Tsunade-sama tersebut tengah serius dan tak main-main sedikitpun.
Sasuke melompat kearah barat, sedangkan Hinata melompat kearah selatan. Sakura menggertakkan giginya kala pukulannya tidak tepat sasaran. Ia menatap benci pada Hinata.
Sakura melesat, sedikit melewati tubuh Hinata kemudian berbalik dan memukulnya dengan kuat. Hinata tersungkur, Sakura benar-benar tidak bercanda.
Oh, jangan lupakan bahwa saat ini Hinata tengah menggunakan kimono panjang dengan berat yang fantastis. Ia berdiri, menatap bingung pada kunoichi kebanggaan Konoha tersebut.
Sementara Sakura hanya menatapnya nyalang seolah-olah ia adalah orang yang tidak berguna.
"Hyuuga! Aku menantang mu berduel denganku satu lawan satu saat ini juga!"
"Maaf Sakura-san, tapi aku-"
Terlambat, Sakura sudah lebih dulu maju dan bersiap dengan pukulannya. Hinata hanya bisa menutup mata bersiap menerima rasa sakit yang luar biasa nantinya.
Sebelum Hinata menutup matanya perlahan, ia merasakan ada seseorang yang berdiri di depannya.
Sungguh, punggungnya sakit saat ini. Mungkin sedikit retak, atau malah patah. Bahkan, ia bisa merasakan kepalanya pusing karena menahan sakit di punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String [End]
FanficWalaupun benang merah telah mengikat mereka berdua, kenapa kata 'terpisah' selalu mengintai hidup keduanya. Berawal dari perjodohan yang mengikat keduanya. Takdir mempermainkan hati dan perasaan mereka hingga perpisahan menjadi ujung perjuangan cint...