Abimana : Ka, Sorry. Ada tugas mendadak di kota. Jadi gue mesti berangkat kesana malam ini. Next time ya ma bro.
Bima dan komitmennya yang tinggi terhadap pekerjaan. Bukan hanya pekerjaan, tetapi sejak sekolah Bima memang seperti itu. Prestasi sudah menjadi teman dekatnya. Apalagi sekarang ia sudah menjabat sebagai kepala redaksi di sebuah surat kabar ternama. Mungkin itu yang membuat Bima sibuk.
Setidaknya itulah yang Raka pikirkan tentang sepupunya yang dari semalam tidak kunjung membalas pesan darinya. Baru siang ini Bima membalas, itupun setelah Raka kembali mengirimkan pesan untuk meminta bertemu. Ada yang perlu Raka bicarakan pada sepupunya itu. Terkait niat Bima untuk merenovasi penuh bangunan Indekos milik orang tuanya. Menurut Raka, hal itu sepertinya bukan ide yang bagus.
Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, Raka berniat untuk melanjutkan pekerjaannya saja dan kembali ke apartemennya malam nanti. Sudah lama ia hidup seperti ini, menghabiskan waktunya di kantor. Berada di apartemen atau di rumah membuatnya selalu mengingat Meisha. Dan menumpuk rasa rindu yang semakin menyesakkan dadanya.
Ponsel miliknya yang ia letakkan di meja kerjanya itu bergetar, diikuti layarnya yang menyala serta nada dering yang berbunyi. Melihat nama si penelepon, Raka langsung saja menjawabnya karena jika lama sedikit, pasti ia akan kena marah.
Dan suara Ibunya pun mengalun merdu. Nasehat agar Raka memikirkan kesehatan badannya, menjaga pola makannya, serta hal-hal lain yang sang Ibu ucapkan terkait kehidupan Raka sehari-hari. Ya, meski tidak tinggal dalam satu atap, Ratih tetap memastikan kesehatan putra satu-satunya itu dengan cara menelpon seperti ini, atau datang tiba-tiba ke apartemen Raka seperti kemarin. Salah Ratih sendiri yang tidak mau diajak tinggal bersama oleh Raka, katanya ia tidak mau memakan harta dari Budiman, sedikit pun. Makanya Ratih memilih tinggal dirumahnya sendiri dan tetap bekerja menjadi penjaga toko di pasar.
Memang sebenci itu Ratih pada mantan suaminya itu. Mantan suami yang tidak berkutik saat ia dan Raka memilih pergi lalu malah menikahi ibunya Rika saat itu. Raka jadi berkaca pada dirinya sendiri, apakah Meisha akan sebenci itu padanya?
Raka menutup sambungan setelah satu album nyanyian sang ibu ia dengarkan. Meletakkan ponselnya kembali, Raka kembali menatap layar laptop didepannya. Namun dering panggilan masuk di ponselnya kembali mengganggunya. Dengan cepat menyambar ponselnya Raka menjawab panggilan itu, "Iya Bu. Raka bilang kan Raka sibuk. Pekerjaan Raka masih banyak, Bu."
"Ehm, maaf Pak Raka. Maaf kalau saya mengganggu. Saya tidak tahu Pak Raka sibuk."
Suara lembut yang membalasnya dari seberang sana membuat Raka mengernyit heran. Lalu menjauhkan ponselnya dari telinganya dan membaca nama si pemanggil yang terpampang di layar ponselnya.
Miss Feli.
"Emm Miss maaf, saya tidak tau kalau Miss yang telepon. Saya kira Ibu saya Miss. Maaf ya Miss." Ucap Raka tak enak hati.
"Saya yang harusnya minta maaf pak, maaf kalau saya mengganggu bapak," balas Feli lagi, "Ini pak soal Ryo. Tadi Bu Rika hubungi saya kalau yang akan jemput Ryo hari ini Papinya. Tapi sampai jam segini masih belum datang. Dan malah saya hubungi Mami dan Papinya Ryo keduanya tidak aktif ponselnya Pak," jelas Feli mengutarakan maksud dan tujuannya menghubungi Raka.
Raka berdesis kesal dalam hati menyebut nama kedua orang tua keponakannya itu. Raka pikir ada yang tidak beres dengan pernikahan Rika dan laki-laki pilihan Papanya itu. Ya, meski Rika tidak pernah bercerita sedikitpun tentang rumah tangganya. Namun Raka memiliki feeling seperti itu ketika melihat gelagat Erika maupun Satrio. Maklum, ia juga pernah merasakan rumah tangga yang tidak berjalan mulus, dan ia sendiri pelakunya.
Menghabiskan waktu empat puluh lima menit perjalanan menuju daycare, Raka akhirnya mendapati Ryo tengah tertidur dalam gendongan Feli. Saat Feli menghubunginya tadi memang sudah hampir pukul delapan malam, dan sekarang wajar Ryo sudah mengantuk seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Meisha ✔ (Tersedia Di UNINOVEL dan GOOGLE PLAY BOOK)
RomanceRaka menikahi Meisha hanya karena ingin mendapatkan warisan dari Ayahnya yang seorang konglomerat. Sedangkan Meisha bersedia dinikahi Raka karena ia mencintai sahabatnya itu sejak lama, meskipun ia tahu sejak lama pula hati Raka sudah menjadi milik...