"Lisa!". Rose memanggilnya, tepatnya 'berteriak memanggilnya'.
"Mwo?" jawab Lisa malas. "Kau tidak sekolah hari ini? Kau tau, eonnie malu kau malas belajar dan tidak mendapatkan nilai bagus! Kau sudah sering bolos, tau! Cepat mandi, nilaimu tidak boleh kurang karena terlambat!" semprot Rose. Lisa berjalan gontai ke kamar mandi dan mengguyur tubuh indahnya dengan air dingin yang segar.
Kini, Lisa sudah rapi dan cantik dengan seragamnya. Dia melihat kearah meja makan. Kursi dan meja yang ia duduki kemarin kembali kosong seolah tak ada yang pernah mendudukinya.
"Hahh, bodohnya aku. Sejak kejadian kemarin, aku seolah lupa kalau aku dibenci, " gumam Lisa. Jennie mendengarnya, namun kali ini dia memilih untuk diam.
"Aku berangkat, " seru Lisa lesu. Dia berlari ke halte bus, tak lupa mampir membeli kentang goreng untuk sekadar menahan laparnya. Kentang itu ia makan di bus.
"Pagi, Lisa, " sapa Mina sambil memeluknya dari belakang. "Ah, Mina! Aku merindukanmu, tau." ucap Lisa sambil memanyunkan bibir pinknya. "Hehehe, maaf Lisa kuu. Aww, kau sungguh imut." tawa Mina. Mereka berjalan bergandengan menuju ke kelas.
"Kemarin, aku disapa eonnie. Benar-benar canggung." cerita Lisa. "Lanjutkan, " timpal Mina seraya menyeruput jus tomat yang barusan ia beli. "Aku sebenarnya bahagia saat itu. Namun belakangan ini jarak kami yang semakin mengikis malah membuatku berpikir apa aku harus memaafkan mereka, ".
Mina mengerinyit tak mengerti. "Maksudku, mereka 3 tahun membenciku tanpa sebab. Dan harapanku adalah kembali ke nol dan membangun cerita baru penuh kebahagiaan dalam hubungan kami. Namun justru aku berpikir bahwa sekarang..aku membenci mereka, " lanjut Lisa.
Raut wajah Mina berubah. Dia bingung. Lisa benar-benar berubah. Dia barusan bilang, "aku membenci mereka"?
Mina's POV
Ini aneh. Lisa selalu mengatakan bahwa dia mencintai kakaknya. Namun kini Lisa mengatakan bahwa ada perasaan lain yang membuatnya membenci kakaknya. Aku memang merasa kasian padanya, dia dibenci kakaknya tanpa sebab dan dia tidak melawan. Namun aku juga tak ingin kalau sahabatku ini sampai dendam atau membenci kakaknya.
"Eotteoke, Mina? Jennie eonnie kemarin membentakku, aku memang sudah biasa diperlakukan seperti itu. Namun kemarin, aku merasakan ada suara kecil dihatiku yang menyuruhku untuk membenci Jennie eonnie. Menurutku, benar juga. Lagipula, Jennie eonnie juga membenciku, bukan?" lanjut Lisa membuyarkan lamunanku.
"Lisa, menurutku kau tetap tak boleh membenci eonniemu. Mungkin dulu ia membencimu, namun tentu masih ada cinta pada adiknya.
Seperti aku dan Tzuyu, dia menyebalkan dan selalu mempermalukanku. Aku kadang merasa seolah hadirnya adalah bencana, namun aku adalah kakaknya dan aku akan selalu cinta padanya.
Sama juga dengan Nayeon eonnie, dia kadang sangat menyebalkan. Namun, aku selalu memiliki rasa cinta untuknya. Bahkan ketika kami sedang saling benci, selalu ada rasa cinta agar kami kembali berbaikan. ". Aku coba memberi pendapatku. Lisa hanya terdiam dan sekali mengangguk.
"Coba perhatikan, belakangan ini eonnie-eonnie mu bersikap lembut dan hangat padamu kan? Mereka merindukanmu, mereka ingin memperbaiki segalanya.
Hanya saja, mereka tak tau caranya. Mereka tau hatimu terluka. Hanya saja, mereka tak tau cara mengobatinya. Mereka takut jauh darimu. Hanya saja, mereka tak tau cara mendekatimu. Tapi mereka menyayangimu. Dan akan selalu menyayangimu, sepertiku menyayangimu, " lanjutku. Dia tersenyum lalu memelukku.
"Gomawo, Mina. Aku beruntung memilikimu. Aku juga sayang padamu, " ucapnya. Aku bahagia hari ini.
Mina's POV end
Sebentar lagi adalah ujian sekolah di sekolah Lisa. Dia belajar giat semalaman. Dia ingin menjadi yang terbaik. Membanggakan eonnie-eonnienya.
Namun, kesalahan besar. Ia melupakan makan malam. Seharian ini, dia baru makan kentang goreng tadi pagi. Tapi ia masih belajar meski dia tau cacing di perutnya meronta-ronta minta diisi makanan.
Pening kepalanya juga sudah memaksa kakinya berlari ke dapur. Tapi buku matematikanya merengek minta ditemani. Jadi ia mencoba untuk menahan laparnya dan menyelesaikan soal-soal yang memusingkan.
"Lalisa! Tinggal nomor se-sepuluh! Ayo semangat!" seru Lisa histeris untuk menyemangati dirinya sendiri.
"Akhirnya!" serunya girang. Lisa lari ke dapur lalu memasak telur ceplok untuk dirinya sendiri. Dia memakan makan malamnya sendirian. Ya, sendirian. Ini bukan 'dulu', Lisa..
-Flashback-
"Lisa, kau mau kemana?" tanya Jisoo.
"Aku lapar eonnie, hehe, " jawab Lisa diikuti cengiran."Eh, Lisa? Jisoo eonnie? Kalian belum tidur?" tanya Jennie keluar dari kamarnya.
"Lisa lapar, katanya, " Jisoo menjawab. Lisa cengir-cengir malu sedari tadi.
"Eh, kok belom tidur?" Rose muncul dan ikut bertanya. "Lalisa lapar, " jawab vocal line serentak.
Jisoo pergi ke dapur lalu menyalakan lampu dan menyiapkan kursi. Rose menyiapkan alat makan. Dan Jennie memasak telur ceplok untuk adiknya.
"Makanlah, kami akan menemanimu, " kata Jisoo eonnie diikuti angguk Jennie dan senyum Rose. "Baiklah, gomawo eonnie-eonnie ku, " sahut Lisa sambil memeluk eonnie-eonnie nya.
-Flashback end-
Itu indah. Kini hanya dentingan alat makan dan bunyi jam saja yang menemani makan malam Lisa yang tertunda.
"A-apa ini? Aku menangis?" guman Lisa sambil mengusap pipinya yang basah terkena air mata.
Lisa sudah selesai makan. Dia mencuci piring lalu lanjut belajar ke kamarnya.
"Eonnie juga merindukannya, " gumam Jennie yang dari tadi memperhatikan Lisa. Pipinya basah. Tapi ia tersenyum. "Tunggulah, Lisa."
Chap 5 tapi rasanya udah jauh gitu.
Tumben banget nih cepet update.
Kira-kira mereka bisa kumpul kek dulu lagi ga ya?
Seneng aja gitu udh 45 yg read 🖤😭
Vomment dong. :(
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] eonnie, aku rindu!
Fanfiction❝Tentang hati yang kelelahan dipeluk kegelapan, sendirian.❞ 2O2O ; ©STARAAAAA-