"Aku pulang, " seru Lisa. Jennie dan Rose yang berada di ruang tengah seperti biasa memilih mengabaikan Lisa daripada meresponnya. Lisa menuju ke kamar."Hi, kasur, " sapa Lisa senang sambil menuju ke kasurnya. Sekolah hari ini sangat melelahkan. Dia berguling-guling tak jelas di kasurnya. Aneh memang, tapi beginilah cara Lisa melepas lelahnya.
Lisa sudah selesai membersihkan dirinya. Dia kembali merebahkan diri di kasur empuk kesayangannya itu sambil berguling-guling.
"Makan malam, Jisoo eonnie tidak ingin adiknya sakit, " kata Rose di pintu kamarnya. Dia menekankan kata 'Jisoo eonnie' di perkataannya. Lisa hanya mengangguk kecil lalu ikut turun ke bawah dan memakan makan malam bersama dua eonnienya.
"Yak, ppabo!" seru Jennie sambil tertawa dan menampar kecil tangan Rose. "Ah, mian, " kata Rose sambil tertawa. Tawa Rose membuat tubuhnya bergetar dan menumpahkan saus di pangkuan Jennie untuk kedua kalinya.
"Baju ini mahal, astaga!" teriak Jennie masih sambil terkekeh. "Kau menumpahkan saus di bajuku dua kali, Rose!" tambahnya. Rose masih tertawa. "Mian, eonnie, " ucap Rose sambil mengusap ujung matanya yang berair.
"Jangan tertawa lagi, bajuku bisa mandi saus malam ini, " omel Jennie dan itu membuat tawa Rose meledak lagi. "Sudah kubilang berhenti tertawa, Rose-ya, " ucap Jennie sambil tertawa lagi. Mereka berdua lagi-lagi kalah oleh tawa mereka dan sekarang terbahak tak bisa berhenti.
Tunggu, kita melupakan Lisa. Gadis berponi itu memakan makan malamnya dengan lesu. Sama sekali tak ada semangat. Seolah menguap saat melihat kehangatan tawa Rose dan Jennie.
Lisa ingin ikut bercanda dan tertawa bersama mereka seperti dulu lagi. Lisa rindu. Andai dulu dia tidak berlari ke jalan menjemput Jisoo, pasti makan malam ini akan lebih ramai.
"Aku selesai, " kata Lisa sambil membawa piring kosongnya untuk dicuci. Jennie dan Rose tak menghiraukannya, malah masih tetawa sambil saling menggelitik. Lisa memutar matanya malas lalu beranjak hendak ke kamar mandi setelah selesai mencuci piringnya.
"Aku selesai, " tekan Lisa. Jennie dan Rose masih bercanda bersama. Mereka mengabaikan Lisa. "Aku selesai, " ulang Lisa agak meninggi. "Yak! Berisik, ppabo! Kalau selesai ya sudah, cuci piringmu lalu pergilah!" kesal Rose. Sedangkan Jennie hanya menatap keduanya.
"Eon--". Ucapan Lisa terpotong saat Jennie kembali mengoleskan saus di pipi Rose dan membuatnya terabaikan lagi. Lisa lagi-lagi memutar matanya malas dan berlalu meninggalkan dua eonnienya yang masih asik dengan sesuatu yang bahkan tidak lucu sama sekali menurut Lisa.
Lisa pergi ke kamarnya dan membereskannya. Setelah itu dia duduk di sudut kasurnya dan perlahan menangis. Lisa cemburu melihat dua eonnienya sangat bahagia tanpanya.
Lisa cepat menghapus air matanya. "Sial, " umpatnya. "Kalian terlihat sangat bahagia tanpaku, a-aku cemburu, eonnie. Ka-kalian sangat dekat. Aku ingin ikut tertawa bersama kalian juga. Lihat, kalian bercanda dan terbahak bersama sedangkan aku menangis sendirian di pojok kamar. Tak adil!" marahnya di sela tangisnya.
Perlahan ingatan tiga tahun lalu kembali muncul menyerbu pikiran Lisa. Rasa bersalah menguasai Lisa. Dia sadar bahwa dialah yang memulai ini semua. Membuat Jisoo kecelakaan dan menyebabkan dua eonnienya mengucilkannya. Sesenggukan, Lisa menangis.
"Ji-jisoo eonnie, mianhae. Ini semua salahku. Jennie eonnie, Rose eonnie. Mianhae, mianhae. Aku tak pantas berada diantara kalian setelah apa yang kulakukan tiga tahun lalu. Lisa-ya, kau ppabo! Ppabo! Seperti anak kecil, kau mengabaikan mobil sialan itu! Jisoo eonnie, semua salahku, " tangis Lisa. Dia tak bisa mengendalikan tubuhnya yang kini bergetar hebat.
Lisa menangis hingga tertidur. Dia tidur dengan rasa bersalah akan kejadian tiga tahun lalu yang menewaskan eonnie kesayangannya. Dan dia juga yang membuat dua eonnie kesayangannya membencinya.
(Tomorrow)
"Kau ikut, Lisa?" ajak Eunha. "Kemana?" tanya Mina. "Kita akan kerumahku, " jawab Joy. "Ih, aku ikut! Lisa, temani aku, yuk!" seru Mina semangat. Lisa hanya mengangguk. "Ngapain, eonnie?" tanya Lisa. "Main, " jawab Eunha.
"Eh, gak usah panggil 'eonnie', sayang. Kita cuma beda setahun, kan?" ucap Joy mengedipkan sebelah matanya. "Ah, nde, " sahut Lisa canggung. Joy, Lisa, Eunha, dan Mina bersahabat. Namun kadang Joy dan Eunha jarang berkumpul dengan Lisa dan Mina. Jadi, Lisa dan Joy yang canggung saat ini masih bisa dimaklumi.
Mereka pergi menuju rumah Joy naik mobil Joy. Joy sendiri yang menyetir. Diam-diam dia belajar mengendarai mobil bersama ayahnya.
"Kita sampai, " ucap Joy. Eunha segera berlari turun lalu memeluk Yeri, adik Joy yang berlari menyusul kakaknya. "Kau rindu eonnie, huh? Eonnie sangat merindukanmu, Yeri-ya, " ucap Eunha sambil menggelitik perut Yeri.
"Eonnie cemburu, " canda Mina sambil mempoutkan bibirnya. "Yeri, Lisa eonnie rindu padamu, " timpal Lisa. "Lupakan saja aku!" rajuk Joy. 97 liners tertawa.
Mereka masuk kerumah Joy dan mendapat sapaan dari Wendy, kakak Joy yang ketiga. "Annyeong, 97 liners, " sapa Wendy sambil melirik Joy. "Hehe, annyeong eonnie, " balas Lisa ramah. Mina tersenyum manis sedangkan Eunha terkekeh melihat Joy yang mendumel sebal pada kakaknya.
Joy mengajak sahabatnya ke kamarnya. Lisa dan Eunha menahan tawa melihat Mina yang terus menempel di kaki Joy.
"Annyeong, aku rindu kalian. Apa sekolah kalian segitu sibuknya hingga kalian sangat jarang main dirumah Joy dan bertemu diriku?" ucap Irene, kakak pertama Joy sambil membawa camilan dan susu coklat. Ucapan Irene tadi hanya dibalas kekeh kecil dari 97 liners.
"Ah, kau membawa Lisa dan Mina. Kalian sangat jarang main bersama Joy. Bagaimana kabar eonnie kalian?" tanya Irene ramah.
"Nayeon eonnie baik, " jawab Mina penuh senyum. "Iya, eonnieku juga, " sahut Lisa manis.
Irene mencium pipi Joy. Joy pura-pura merasa jijik, namun kemudian ia tersenyum dan balas mencium pipi eonnienya. Irene pun terkekeh kecil dan memeluk Joy mesra.
Lisa melihatnya. Dan ia sungguh merindukan peluk hangat Jisoo dan kecup manis Jennie. Ditambah lagi senyum hangat Rose yang bisa membuatnya melupakan semua masalahnya. Eonnie adalah euforia bagi Lisa. Dan kini, Lisa kehilangan sumber kebahagiaan itu.
Mina menatap Lisa yang termenung. Mina mendekat ke arah sahabatnya lalu memeluknya erat. "Kau akan mendapatkannya lagi, percayalah, " bisik Mina sambil membawa Lisa ke pelukannya.
Annyeong all ;)
Eh iya, today!
Happy birthday to Taehyung BTS!
Hoping all the best for him and hope he be my future :v *heh
Vomment 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] eonnie, aku rindu!
Fanfic❝Tentang hati yang kelelahan dipeluk kegelapan, sendirian.❞ 2O2O ; ©STARAAAAA-